Liputan6.com, Kyiv - Penasihat Presiden Volodymyr Zelensky pada Rabu (1/3/2023) mengungkapkan kemungkinan militer Ukraina menarik pasukannya dari Bakhmut. Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa Rusia dapat merebut kota yang telah menjadi simbol perlawanan Ukraina itu.
Pasukan Rusia telah melakukan serangan selama berbulan-bulan untuk merebut Bakhmut, kota tambang garam dan gipsum di Ukraina timur, yang telah menjadi kota hantu karena ditinggal sebagian besar warganya.
"Militer kami jelas akan menimbang semua pilihan. Sejauh ini, mereka telah mempertahankan kota, tetapi jika perlu, mereka akan secara strategis ditarik kembali," ungkap Alexander Rodnyansky, penasihat ekonomi Zelenskyy kepada CNN seperti dilansir AP, Kamis (2/3/2023). "Kami tidak akan mengorbankan rakyat kami untuk sesuatu yang sia-sia."
Advertisement
Bakhmut terletak di Donetsk, salah satu dari empat provinsi yang dianeksasi Rusia. Moskow mengontrol setengah dari Donetsk dan untuk mengusai sisanya, pasukan Rusia harus melalui Bakhmut, satu-satunya pintu ke kota-kota yang lebih besar di Ukraina.
Sebagian analis mengatakan, jatuhnya Bakhmut akan menjadi pukulan bagi Ukraina dan menawarkan keunggulan taktis bagi Rusia, tetapi tidak akan terbukti menentukan hasil perang.
Rodnyansky mencatat bahwa Rusia menggunakan pasukan terbaik dari Grup Wagner untuk mencoba melingkari Bakhmut. Perusahaan militer swasta yang dikenal dengan taktik brutal itu dipimpin oleh Yevgeny Prigozhin, seorang jutawan yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin.
Prigozhin mengatakan pada Rabu bahwa dia tidak melihat tanda-tanda penarikan Ukraina. Menurutnya, Kyiv, pada kenyataannya, justru memperkuat posisinya.
"Tentara Ukraina mengerahkan pasukan tambahan dan melakukan apa yang bisa dilakukan untuk mempertahankan kendali kota," kata Prigozhin. "Puluhan ribu tentara Ukraina melakukan perlawanan sengit dan pertempuran semakin berdarah di siang hari."
Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar mengatakan awal pekan ini bahwa bala bantuan telah dikirim ke Bakhmut.
Analis militer Ukraina, Oheh Zhdanov mengatakan bahwa kemungkinan penarikan pasukan Ukraina dari Bakhmut tidak akan mempengaruhi jalannya perang dengan cara apa pun karena posisi penembakan di Chasiv Yar.
"Bakhmut sekarang sebagian dikelilingi, dan semua jalan, termasuk rute pasokan utama, berada dalam jangkauan tembakan Rusia," kata Zhdanov. "Kota ini memiliki banyak reruntuhan dan tidak lagi memiliki signifikansi strategis atau operasional."
Bantah Serangan Drone ke Rusia
Sementara itu, penasihat Zelensky lainnya, Mykhailo Podolyak, pada Rabu membantah bahwa Ukraina menggunakan drone untuk menyerang wilayah Rusia.
"Ukraina tidak menyerang wilayah Federasi Rusia. Ukraina sedang melakukan perang defensif dengan tujuan mengusir pendudukan yang menempati semua wilayah," tulis Podolyak di Twitter, menambahkan bahwa penargetan terhadap serangan infrastruktur Rusia merupakan "serangan internal".
Sekutu Barat selama ini telah mencegah Ukraina menyerang target di Rusia untuk menghindari eskalasi konflik dan pernyataan Podolyak mencerminkan upaya Kyiv untuk mempertahankan penyangkalan mengingat kekhawatiran tersebut.
Ditanya tentang bantahan Podolyak, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengungkapkan, "Kami tidak percaya."
Gambar drone yang jatuh di dekat Desa Gubastovo, kurang dari 100 kilometer dari Moskow, menunjukkan itu adalah model kecil buatan Ukraina.
Advertisement