CIA: Berkaca dari Pengalaman Rusia di Ukraina, China Meragukan Kemampuannya Menginvasi Taiwan

CIA menyebutkan bahwa Presiden Xi Jinping telah menginstruksikan militer China bersiap pada tahun 2027 untuk menyerang Taiwan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 27 Feb 2023, 15:49 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2023, 15:49 WIB
Ilustrasi bendera Taiwan (unsplash)
Ilustrasi bendera Taiwan (unsplash)

Liputan6.com, Washington - Intelijen Amerika Serikat (AS) menyebutkan bahwa Presiden Xi Jinping telah menginstruksikan militer China bersiap pada tahun 2027 untuk menyerang Taiwan. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur CIA William Burns.

Burns, yang bicara dalam sebuah wawancara televisi menekankan bahwa AS harus merespons dengan sangat serius keinginan Xi Jinping untuk mengendalikan Taiwan, bahkan jika konflik militer tidak dapat dihindari.

"Kita tahu, seperti yang telah dipublikasikan bahwa Presiden Xi Jinping telah menginstruksikan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) bersiap pada tahun 2027 untuk menyerang Taiwan, tetapi itu tidak berarti dia memutuskan untuk menginvasi pada tahun 2027 atau tahun lainnya," ujar Burns kepada CBS, seperti dilansir AP, Senin (27/2/2023).

"Saya rasa penilaian kami setidaknya adalah bahwa Presiden Xi Jinping dan kepemimpinan militernya hari ini masih ragu apakah mereka dapat melakukan invasi itu."

Taiwan dan China berpisah pada tahun 1949 setelah perang saudara yang berakhir dengan Partai Komunis menguasai daratan. Taiwan, pulau yang memiliki pemerintahan sendiri bertindak seperti negara berdaulat, namun tidak diakui oleh PBB atau negara besar mana pun.

Pada tahun 1979, Presiden Jimmy Carter secara resmi mengakui pemerintah di Beijing dan memutuskan hubungan antar negara dengan Taiwan. Sebagai gantinya, Kongres AS meloloskan Undang-Undang Hubungan Taiwan (Taiwan Relations Act), menciptakan tolok ukur untuk hubungan yang berkelanjutan.

Dukungan Tak Terhingga dari AS

Melihat Latihan Perang Tahunan Han Kuang di Taiwan
Angkatan Laut Taiwan meluncurkan rudal Standar buatan AS dari fregat selama Latihan Han Kuang tahunan, di laut dekat pelabuhan angkatan laut Suao di daerah Yilan, Taiwan, Selasa (26/7/2002). (AFP Photo/Sam Yeh)

Taiwan telah menerima banyak pernyataan dukungan resmi dari AS dalam menghadapi unjuk kekuatan yang meningkat dari Beijing, yang mengklaim pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya.

Dalam satu kesempatan, Presiden Joe Biden mengatakan bahwa pasukan AS akan membela Taiwan jika China mencoba menyerang. Gedung Putih juga telah menegaskan, kebijakan AS tidak berubah, yaitu ingin melihat status Taiwan diselesaikan secara damai.

Masih belum diketahui apakah pasukan AS akan dikirim ke Taiwan bila serangan China benar-benar terjadi.

Dalam wawancaranya, Burns mengatakan bahwa dukungan dari AS dan sekutu Eropa bagi Ukraina saat ini kemungkinan telah menjadi pencegah potensial bagi China untuk menginvasi Taiwan. 

"Saya rasa karena mereka telah melihat pengalaman (Presiden Vladimir) Putin di Ukraina, itu mungkin memperkuat sebagian dari keraguan itu," klaim Burns. "Jadi, yang ingin saya katakan adalah bahwa menurut saya risiko dari potensi penggunaan kekuatan kemungkinan tumbuh lebih jauh dalam dekade ini dan seterusnya."

"Itu sesuatu yang jelas, yang kami awasi dengan sangat, sangat hati-hati," imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya