Liputan6.com, Dubai - Dalam beberapa tahun terakhir, pencetakan 3D telah digunakan untuk membangun segala sesuatu mulai dari alat rumah hingga bisnis dan bahkan jembatan. Namun sekarang, Dubai bersiap untuk membangun masjid cetak 3D pertama di dunia.
Struktur tersebut akan menampung 600 jamaah dan mencakup 2.000 meter persegi, lebih dari dua lantai, menurut Ali Mohammad Alhalyan Alsuwaidi, kepala teknik di Islamic Affairs and Charitable Activities Department (IACAD) atau Departemen Urusan Islam dan Kegiatan Amal Pemerintah Dubai.
Baca Juga
Mengutip dari cnn.com, Senin (8/5/2023), masjid ini akan dibuat dari campuran beton, dengan konstruksi direncanakan akan dimulai pada akhir tahun dan diharapkan selesai pada kuartal pertama tahun 2025.
Advertisement
"Kami memilih untuk mencetak masjid 3D karena merupakan teknologi baru dan inovatif yang berpotensi menghemat waktu dan sumber daya dibandingkan dengan metode pembangunan tradisional," kata Alhalyan Alsuwaidi. IACAD menolak menyebutkan nama perusahaan yang akan bertanggung jawab atas pembangunan tersebut.
Membangun gedung menggunakan pencetakan 3D membutuhkan mesin cetak besar yang diprogram dengan informasi desain. Mereka memeras bahan konstruksi dari nosel, dan membangun struktur berlapis-lapis. Sebagian besar struktur cetakan 3D terbuat dari beton, tetapi dimungkinkan untuk mencetak menggunakan bahan lain, seperti tanah liat.
Modernisasi Industri Konstruksi
Dubai telah ditetapkan untuk menjadi ibu kota pencetakan 3D dunia, dan pada tahun 2018 Dubai meluncurkan "Strategi Pencetakan 3D" yang merencanakan 25% dari konstruksi baru emirat untuk dicetak 3D pada 2030.
Pada 2019 lalu, gedung ini memegang rekor dunia untuk struktur cetak 3D terbesar - gedung Dubai Municipality (berdiri setinggi 9,5 meter dengan luas 640 meter persegi) - serta menjadi rumah bagi kantor cetak 3D pertama di dunia, dan laboratorium penelitian drone cetak 3D.
Tapi gedung-gedung cetak 3D baru bermunculan di seluruh dunia, mulai dari perumahan bagi pengungsi di Yordania dan tunawisma di Austin, Texas, hingga kompleks bangunan, seperti pelatihan militer Camp Swift seluas 3.800 kaki persegi (353 meter persegi). Pusat, dan seluruh lingkungan, seperti proyek New Story di Tabasco, Meksiko, yang akan menyediakan rumah bagi keluarga yang hidup dalam kemiskinan.
Theo Salet adalah dekan di Department of the Built Environment di Eindhoven University of Technology, Belanda. Dia adalah advokat untuk memodernisasi industri konstruksi melalui teknologi seperti pencetakan 3D.
Advertisement
Pengerjaan Perlu Dilakukan Beberapa Dekade
Dekan tersebut juga menyatakan bahwa, "Sejumlah besar pekerjaan konstruksi perlu dilakukan dalam beberapa dekade mendatang, dalam konteks kurangnya pekerja konstruksi yang terampil, transisi energi, dan kebutuhan industri untuk menjadi lebih berkelanjutan," katanya.
"Desain dan konstruksi digital akan menghemat waktu, mengurangi biaya konstruksi dan biaya kegagalan, memecahkan masalah kurangnya pekerja konstruksi dan memungkinkan kami memikirkan kembali desain kami dalam hal keberlanjutan," tambahnya.
Dia juga percaya bahwa proyek seperti masjid yang diusulkan Dubai adalah fase berikutnya dalam desain arsitektur cetak 3D, tetapi mengantisipasi tantangan.
"Mewujudkan proyek besar dan menarik seperti ini adalah tugas yang cukup berat, dengan skala yang belum diketahui," tungkasnya.
"Tanpa diragukan lagi, pencetakan 3D akan berfungsi, namun gambar yang dirender membuat janji yang harus mungkin dipenuhi dalam praktik. Proyek dengan skala dan ambisi ini, menurut pendapat saya, adalah proyek untuk belajar dan kesalahan seharusnya mungkin terjadi," ucapnya.
Dubai Bangun Gedung Perkantoran Pakai Printer 3D
Bukan hanya masjid saya yang akan dibangun menggunakan mesin cetak 3D, pemerintah Dubai juga melakukan hal yang lebih 'out of the box' dengan membuat seluruh bangunan menggunakan device tersebut.
United Arab Emirates National Innovation Committee mengumumkan sebuah proyek, dimana mereka akan membangun gedung perkantoran yang seluruhnya memanfaatkan teknologi printer 3D di Dubai.
Proyek ini akan dipimpin oleh sebuah perusahaan bernama Winsun global yang sebelumnya membangun seluruh gedung apartemen menggunakan alat cetak 3D.
Menariknya, tak hanya gedung yang akan dicetak menggunakan printer, tetapi furnitur yang ada di dalamnya juga bakal dicetak memakai perangkat canggih itu.
"Gedung ini akan menjadi kesaksian efisiensi dan kreativitas teknologi cetak 3D, yang kami percaya akan memainkan peran utama dalam membentuk sektor konstruksi dan desain. Kami akan menjadi pusat global untuk inovasi dan pencetakan 3D. Ini adalah langkah pertama dari banyak lagi yang akan datang," kata Al Gergawi, Ketua Komite Inovasi Nasional UAE.
Advertisement