Liputan6.com, Le Mans - Insiden kecelakaan balap mobil paling mematikan terjadi pada 11 Juni 1955, ketika dua mobil bertabrakan dan salah satunya meledak di tribun penonton di Le Mans, Prancis barat laut.
Korban tewas dalam kecelakaan itu dikabarkan mencapai 82 orang dengan 77 lainnya terluka.
Baca Juga
Melansir BBCÂ (11/6/2023), mobil balap Mercedes-Benz yang dikemudikan oleh pembalap Pierre Levegh menabrak tribun penonton dan langsung meledak.Â
Advertisement
Sebagian dari puing mobil terlempar ke dalam area tribun, menewaskan banyak penonton yang sebagian besarnya adalah orang Prancis.
Kecelakaan itu terjadi sekitar dua jam setelah balapan 24 jam dimulai di sirkuit Le Mans.
Pierre Levegh sedang melaju di jalan lurus di depan pit ketika ia menabrak Austin-Healey yang dikemudikan oleh pembalap Inggris Lance Macklin.
Levegh yang melaju dengan kecepatan lebih dari 150mph (240km/jam), terbalik dan terbang di udara lalu menabrak tepian dekat tribun penonton.
Levegh tewas di tempat, sedangkan mobil Macklin yang ditabraknya terputar-putar di jalur hingga akhirnya berhenti di tengah lintasan.Â
Beruntungnya, Macklin tidak terluka.
Tidak ada pengumuman resmi segera terkait insiden tersebut dari pihak penyelenggara, bahkan balapan diizinkan untuk tetap dilanjutkan.
Perlombaan itu disebut sebagai salah satu yang paling bergengsi dan paling diperebutkan di sirkuit Le Mans.
Ada tiga tim yang bertanding, yaitu Ferrari, Jaguar, dan Mercedes-Benz.Â
Penyelenggara Tetap Lanjutkan Balapan
Tak lama setelah tragedi mematikan itu, manajer Mercedes segera menginstruksikan dua pembalapnya yang tersisa untuk mundur dari balapan.
Ini dimaksudkan sebagai tanda penghormatan kepada mereka yang tewas dalam bencana tersebut.
Penonton yang berada di area yang jauh dari trek tidak mengetahui kabar kecelakaan itu, hingga kemunduran tim Mercedes membuat mereka curiga.
Kecelakaan ini kemudian menjadi bencana terbesar dalam sirkuit balapan.
Muncul beberapa kritik terhadap keputusan pihak penyelenggara untuk melanjutkan balapan hingga tuntas.
Mereka mengatakan bahwa menghentikan balapan justru akan membuat penonton khawatir dan panik sehingga akan menghambat upaya penyelamatan.
Kabinet Prancis kemudian menyimpulkan bahwa keamanan balapan harus lebih ditingkatkan dan jarak antara trek dan penonton harus diperjauh.
Mercedes-Benz menarik diri dari semua balapan pada akhir musim 1955 dan tidak kembali sampai tahun 1987.
Selain itu, Swiss juga mengeluarkan larangan untuk semua balapan, imbas tragedi tersebut.
Larangan ini baru dicabut pada Juni 2007.
Advertisement
Marc Marquez Alami Kecelakaan Saat Sesi Pemanasan
Pada kabar lain, Maret tahun lalu, kecelakaan yang menghebohkan warga Indonesia terjadi di sirkuit Mandalika. Insiden itu melibatkan pembalap ternama, Marc Marquez.
Sirkuit Mandalika tampaknya menjadi kriptonite bagi pembalap Repsol Honda, Marc Marquez. Pembalap asal Spanyol itu baru saja terjatuh saat menjalani sesi pemanasan MotoGP Mandalika.
Dilansir twitter resmi MotoGP, Marquez tampak terpelanting saat melakoni sesi pemanasan. Namun ia diketahui dalam kondisi baik-baik saja.
"Insiden mengejutkan @marcmarquez93. Luar biasa, Marquez bisa berjalan dan semoga dia dalam kondisi baik," tulis akun resmi MotoGP.
Ini adalah kali ketiga Marquez jatuh saat menjalani MotoGP Mandalika. Sebelumnya, Marquez jatuh dua kali dalam sesi kualifikasi.
Akibatnya, ia akan start dari posisi ke-14 pada MotoGP Mandalika yang akan berlangsung siang ini. Di belakang Marquez, ada Pol Espargaro yang juga berasal dari Repsol Honda.
29 Desember 2013: Tragedi Kecelakaan Ski Pembalap Michael Schumacher di Prancis
Bukan terjadi di sirkuit, kecelakaan ini menimpa seorang pembalap ternama, Michael Schumacher.
Di penghujung 2013, sebuah tragedi dialami juara balap mobil dunia tujuh kali Michael Schumacher ketika melakukan ski di Meribel, Prancis. Ia terluka di kepala.
Christophe Gernignon-Lecomte, direktur resor Meribel mengatakan Schumacher yang saat kecelakaan ski berusia 44 tahun, kelihatan tergoncang tetapi ia dalam keadaan sadar.
"Mungkin ia mengalami luka kepala tetapi tidak terlalu serius," kata Gernignon-Lecomte kepada Radio Monte Carlo Sport, Minggu 29 Desember 2013 seperti dikutip dari BBC.
"Ia memakai helm dan kepalanya terbentur ke batu," tambahnya.
Schumacher berwisata ski bersama putranya yang berusia 14 tahun dan beberapa orang lainnya. Ia dibantu oleh dua petugas patroli ski yang kemudian meminta bantuan helikopter untuk evakuasi ke Kota Moutiers.
Pembalap asal Jerman itu kemudian dipindahkan ke rumah sakit lebih besar di Grenoble.
Advertisement