Liputan6.com, Glasgow - Peluncuran kapal uap SS Daphne dari perusahaan Alex Stephen and Sons, yang berbasis di Linthouse, Glasgow, Skotlandia, pada 3 Juli 1883 berubah menjadi tragedi ketika kapal terbalik dan merenggut ratusan nyawa kru.
Melansir The Scotsman, Jumat (30/6/2023), disebutkan bahwa ada 126 laki-laki yang kehilangan nyawa dengan 40 di antaranya sudah beristri.
Baca Juga
6 November 1968: Richard Nixon Menang Pilpres, Jadi Presiden ke-37 Amerika Serikat
5 November 2021: Insiden Berdesakan Mematikan di Festival Astroworld Rapper Travis Scott, 10 Orang Tewas
4 November 1993: Pesawat Boeing 747-400 China Airlines Tergelincir ke Pelabuhan Victoria Hong Kong Saat Mendarat
Di antara mereka yang meninggal adalah sejumlah remaja laki-laki yang pergi dari rumah untuk mengais rejeki.
Advertisement
Ada 150 anak yang ditinggal mati oleh ayah yang merupakan pencari nafkah utama dalam hidup mereka. Dana bantuan di seluruh negeri dikerahkan untuk menutupi biaya hidup dan pendidikan anak-anak malang tersebut.
Kapal dengan berat 500 ton itu tenggelam hanya beberapa saat setelah diluncurkan, dengan sekitar 200 pekerja bertugas di atasnya.
Keluarga para pekerja kapal berkumpul di tepian untuk menyaksikan peluncuran tersebut. Hingga kemudian kaget dan terpaku melihat kapal itu terbalik dan tenggelam dengan orang-orang yang mereka cintai di dalamnya.
Tak butuh waktu yang lama untuk kapal tersebut benar-benar hilang ditelan permukaan air.
Sejumlah pekerja segera melompat ke air untuk menyelamatkan diri sedangkan beberapa lainnya menempel di sisi kanan kapal uap.
Para "penonton" di tepian segera menyelamatkan sejumlah pekerja yang berenang di air, ada sekitar 50 orang yang berhasil berenang ke pantai.
Seorang penyintas, Alexander Crammond, mengatakan kepada The Scotsman bahwa ia baru diselamatkan setelah bertahan dengan berdiri di atas kapal yang tenggelam hingga air telah menyentuh pinggangnya.
Pemilik Galangan Kapal Disebut Tidak Bersalah
"Bencana itu tiba-tiba dan tidak terduga dan hasilnya sangat menyedihkan," tulis sebuah laporan di Glasgow Herald, yang terbit sehari setelah tenggelamnya kapal uap itu.
"Bergetar selama beberapa saat," ucap seorang saksi dalam laporan tersebut, "Kemudian terguling dan menghilang dalam kegelapan dan air pasang yang mengalir cepat."
"Korban yang malang,” katanya.
Hasil penyelidikan tenggelamnya kapal tersebut menyebutkan bahwa pemilik galangan kapal tidak bersalah, ini membuat banyak orang berspekulasi bahwa banyak hal yang ditutup-tutupi.
Penyebab tenggelamnya kapal dilaporkan dipicu oleh stabilitas yang buruk, ditambah dengan terlalu banyak gigi yang longgar dan terlalu banyak orang di dalamnya.
Belajar dari tragedi tersebut, semenjak itu jumlah orang yang berada di kapal pada saat peluncuran mulai dibatasi, hanya memasukkan kru kapal yang dibutuhkan untuk melepas-tambatkan kapal
Kapal uap itu seharusnya melayani rute wisata ke Irlandia. Namun, disebutkan bahwa SS Daphne dengan terburu-buru diselesaikan menjelang pameran Glasgow.
Advertisement
100 Orang Tenggelam Akibat Kecelakaan Kapal di Nigeria, Penumpang Baru Balik Kondangan
Pada kabar lain, Juni 2023, kecelakaan kapal lainnya yang juga menewaskan ratusan orang terjadi di Nigeria.
Lebih dari 100 orang tenggelam dan lebih banyak lagi hilang setelah sebuah kapal yang membawa mereka menyusuri Sungai Niger di barat daya Nigeria terbalik dan tenggelam.
Kapal tersebut dilaporkan membawa lebih dari 300 penumpang yang melakukan perjalanan dari Negara Bagian Kwara ke Negara Bagian Niger setelah upacara pernikahan.
Otoritas terkait mengatakan bahwa upaya pencarian dan penyelamatan berusaha menemukan lebih banyak korban kapal tenggelam.
Seorang penguasa adat setempat mengungkapkan bahwa kapal tenggelam setelah terbalik akibat menabrak pohon.
"Puluhan orang dikhawatirkan tewas dan banyak lainnya (masih) hilang," demikian pernyataan dari Gubernur Negara Bagian Kwara AbdulRahman AbdulRazaq seperti dilansir BBC, Rabu (14/6/2023).
AbdulRazaq menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban tewas dan memastikan bahwa tim penyelamat terus mencari korban selamat.
29 Migran Tewas Akibat Kapal Tenggelam di Lepas Pantai Tunisia
Tragedi yang sama tragisnya juga pernah terjadi di Tunisia, sebuah kapal yang membawa migran tenggelam.
Setidaknya 29 migran tewas setelah dua kapal yang mereka tumpangi tenggelam di lepas pantai Tunisia. Para migran mencoba menyeberangi Mediterania untuk mencapai Italia.
Ini adalah yang terbaru dari serangkaian kapal migran yang terbalik di lepas pantai Tunisia dalam beberapa hari belakangan. Lima kapal lainnya tenggelam dalam empat hari terakhir.
Tragedi ini terjadi setelah Tunisia meluncurkan kampanye melawan migran Afrika yang tidak berdokumen.
Sementara itu, pejabat Italia di Pulau Lampedusa mengatakan mereka kewalahan, setelah 2.500 migran tiba dalam 24 jam terakhir. Demikian seperti dilansir BBC, Senin (27/3/2023).
Perdana Menteri Italia yang berhaluan kanan, Giorgia Meloni, telah memperingatkan Eropa berisiko melihat gelombang besar pengungsi tiba di pantainya.
Tunisia telah menjadi pusat bagi para migran yang ingin mencapai Eropa.
Advertisement