Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi sempat membahas soal nuklir Korea Utara dan perang Rusia-Ukraina di rangkaian pertemuan menteri luar negeri ASEAN, Kamis (13/7/2023). Ia membahas hal itu dengan Menlu Jepang Hayashi Yoshimasa.
Berdasarkan keterangan resmi Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, Kamis (13/7/2023), Jepang menghormati usaha Indonesia sebagai pemimpin ASEAN tahun ini, serta menginginkan kerja sama yang lebih jauh dengan ASEAN.
Baca Juga
Menlu Hayashi turut menegaskan bahwa ia mendukung juga ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) untuk menjaga ketertiban internasional.
Advertisement
Pihak Jepang juga mengungkap adanya diskusi soal Laut China Selatan, nuklir Korea Utara, hingga perang Rusia-Ukraina.
"Dua menteri bertukar pandangan terhadap situasi di Ukraina, situasi di Laut China Timur dan Selatan, situasi di Myanmar, dan respons terhadap Korea Utara terkait masalah nuklir dan rudal, termasuk rudal balistik kelas ICBM yang diluncurkan Korea Utara pada 12 Juli, serta isu penculikan," tulis pernyataan Kedubes Jepang.
Kedua menteri disebut sepakan untuk terus kerja sama dalam menangani isu-isu tersebut.
Selama perang Rusia-Ukraina berlangsung, Jepang secara terbuka mendukung Ukraina, mengirimkan bantuan, serta menerima pengungsi dari negara tersebut.
Isu-isu terkait nuklir dan perang Rusia-Ukraina itu tidak dibahas di pers rilis pertemuan versi Kemlu RI.
Selain itu, Jepang mengaku siap bekerja sama di bidang keamanan maritim, capacity building, dan dukungan terhadap rencana relokasi ibu kota Indonesia. Menlu Retno Marsudi lantas berkata ia juga ingin memperkuat hubungan bilateral dengan Jepang.
Sebelumnya, SoftBank dari Jepang batal investasi di proyek ibu kota Nusantara.
Indonesia Terus Gaungkan Solusi Politik ke ASEAN untuk Krisis Myanmar, Demi Tercapainya Perdamaian
Sebelumnya, isu kemanusiaan berkepanjangan Myanmar kembali menjadi sorotan, kali ini di pertemuan ke-56 menlu ASEAN.
Sejauh ini Indonesia telah menggelar 110 pendekatan dengan Myanmar sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah kudeta oleh junta militer di negara tersebut. Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi juga menegaskan bahwa Lima Poin Konsensus (5PC) tetap menjadi acuan bagi ASEAN untuk menyelesaikan isu Myanmar.
"Indonesia memiliki pendekatan yang sangat intensif dan luas dengan semua pemangku kepentingan. Lebih dari 110 pendekatan telah dilakukan sejauh ini. Ini suatu hal yang sangat kompleks, dan itu tidak mudah sama sekali," ujarnya dalam pembukaan pertemuan ke-56 menlu ASEAN sesi retret, Rabu (12/7).
"Oleh karena itu, 5PC menjadi acuan utama, dan implementasi 5PC harus tetap menjadi fokus ASEAN. Pemimpin ASEAN di Phnom Penh menyatakan bahwa upaya lain harus mendukung implementasi 5PC," tambah Menlu Retno.
Advertisement