Italia Cari Jalan Keluar dari Proyek Ambisius China Belt and Road Initiative

Menhan Italia Guido Crosetto mengungkapkan bahwa Belt and Road Initiative (BRI) telah membantu meningkatkan ekspor China ke negaranya, namun tidak berlaku sebaliknya.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 31 Jul 2023, 14:04 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2023, 14:04 WIB
Ilustrasi Peta Dunia China
Ilustrasi peta dunia China. (Liputan6/AVCJ)

Liputan6.com, Roma - Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto mengakui bahwa bergabung dengan proyek ambisius China, Belt and Road Initiative (BRI), adalah keputusan yang mengerikan.

Hal tersebut disampaikan Crosetto dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Minggu (30/7/2023). Menurutnya, keputusan bergabung dengan BRI yang diambil empat tahun lalu oleh pemerintahan sebelumnya itu tidak banyak membantu meningkatkan ekspor, sementara ekspor China ke Italia melonjak.

Skema BRI membayangkan pembangunan kembali Jalur Sutra lama untuk menghubungkan China dengan Asia, Eropa dan sekitarnya dengan pembiayaan infrastruktur besar-besaran, khususnya jalan raya dan rute pelayaran.

Kritikus melihat BRI sebagai alat bagi China untuk menyebarkan pengaruh geopolitik dan ekonominya.

Data yang dilansir Boston University pada Maret tahun ini menunjukkan bahwa China menghabiskan USD 240 miliar untuk menyelamatkan sejumlah negara di bawah skema BRI antara 2008 dan 2021.

"Keputusan untuk bergabung dengan Jalur Sutra (baru) adalah tindakan improvisasi dan kejam yang melipatgandakan ekspor China ke Italia, namun tidak memiliki efek yang sama ekspor Italia ke China," tutur Crosetto kepada surat kabar Corriere della Sera seperti dikutip dari The Guardian, Senin (31/7).

"Masalahnya hari ini adalah bagaimana hengkang (dari BRI) tanpa merusak hubungan (dengan China). Karena memang China adalah kompetitor, namun juga mitra."

Prihatin dengan Sikap China

Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Crosetto turut menyuarakan keprihatinan tentang sikap China yang semakin tegas, ambisinya untuk memiliki kehadiran militer terbesar di dunia dan berkembang, khususnya di Afrika.

"Mereka tidak menyembunyikan tujuan mereka, mereka menampilkannya secara eksplisit," katanya.

Setelah bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Kamis (27/7), Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengatakan bahwa pemerintahnya memiliki waktu hingga Desember untuk membuat keputusan tentang BRI. Dia juga mengumumkan akan segera melakukan perjalanan ke Beijing.

Dalam sebuah wawancara pada Sabtu (29/7) dengan program berita Italia TG5, PM Meloni mengatakan adalah sebuah "paradoks" bahwa meskipun Italia adalah bagian dari BRI, namun negaranya tidak masuk dalam daftar negara yang memiliki hubungan perdagangan terkuat dengan China.

"Ini menunjukkan bahwa Anda dapat memiliki hubungan baik dan kemitraan dagang (di luar BRI)," imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya