Liputan6.com, Jakarta - Kejuaraan Badminton dunia atau BWF World Championships sudah selesai. Tahun ini, kejuaraan dunia 2023 digelar di Royal Arena, Kopenhagen, Denmark dari 21-27 Agustus.
Terdapat nama-nama baru dan nama lama di daftar juara tahun ini. Di Tunggal Putra, pebulutangkis asal Thailand Kunlavut Vitidsarn menang lewat durasi permainan lebih dari 100 menit dari Naraoka asal Jepang.
Kunlavut Vitidsarn mencetak sejarah dalam dunia Badminton dengan menjadi pemain tunggal putra pertama asal Thailand yang jadi juara dunia.
Advertisement
Dalam sebuah video yang diunggah oleh BWF Kunlavut Vitidsarn pernah menyampaikan mimpinya tersebut yaitu ingin menjadi juara di tiga event besar dalam dunia badminton yaitu juara dunia, All England dan Olimpiade.
Kini, Kunlavut Vitidsarn sudah mewujudkan impiannya tersebut. Di lain sisi Kunlavut Vitidsarn juga menambah daftar pemenang Kejuaraan Dunia yang sebelumnya pernah mendapatkan gelar di Kejuaraan Dunia Junior.
Di Tunggal Putri, pemain berusia 21 tahun asal Korea Selatan juga turut mencetak sejarah.
Ia adalah An Se-young dan menjadi pemain tunggal putri pertama asal Korsel yang mendapatkan gelar tersebut. Bahkan, seniornya terdahulu Bang Soo hyun belum pernah mendapatkan gelar ini.
An Se-young menang dua gim langsung atas mentan juara dunia Carolina Marin asal Spanyol dengan skor 21-12 dan 21-10.
Â
2 Gelar Juara Dunia untuk Seo Seung Jae
Di nomor Ganda Putra, lagi-lagi pemain asal Korea Selatan Seo Seung Jae dan Kang Min hyuk bisa jadi juara setelah lepas tekanan di babak satu dari pasangan tuan rumah asal Denmark.
Pada nomor ganda campuran, Seo Seung Jae adalah sosok paling tersorot. Pasalnya, bersama Chae Yoo jung ia berhasil menjadi jawara setelah mengalahkan pasangan nomor satu dunia saat ini, Zheng Siwei dan Huang Yaqiong 21-17, 10-21, 21-18.
Sejarah lain juga tercipta di nomor Ganda Putri Chen Qingchen dan Jia Yifan kembali jadi juara dunia. Menjadikannya sebagai pasangan ganda putri pertama yang bisa menjuarai kejuaraan dunia tiga kali berturut-turut.
Meski pasangan Indonesia Apriyani Rahayu dan Siti Fadia harus puas di juara dua, namun mereka patut berbangga karena juga menceta sejarah sebagai ganda putri yang bisa kembali masuk partai final Kejuaraan Dunia setelah 28 tahun lalu.
Advertisement