Penulis Australia David O’Shea: Literasi di Indonesia Lebih Baik Jika Siswa Dibiasakan Membaca dan Menulis

Pandangan inspiratif David O'Shea pada Hari Literasi Internasional di Perpustakaan Jakarta. Temukan bagaimana mengajari siswa menulis dapat memperkuat fondasi literasi di Indonesia.

oleh Therresia Maria Magdalena Morais diperbarui 15 Sep 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2023, 10:00 WIB
David O'Shea, penulis Australia yang berdongeng di Australian Reading Corner, Perpustakaan Jakarta.
David O'Shea, penulis buku anak asal Australia yang berdongeng di Australian Reading Corner, Perpustakaan Jakarta. (Liputan6/Therresia Maria Magdalena Morais)

Liputan6.com, Jakarta - Pada tanggal 14 September 2023, Kedutaan Besar Australia di Jakarta mengadakan acara untuk memperingati Hari Literasi Internasional 2023.

Literasi diketahui telah menjadi tantangan di era ini, beragam pihak telah berupaya agar semakin baik literasi di dunia khususnya Indonesia.

Penulis Australia yang telah meraih penghargaan, yakni David O'Shea mengatakan kepada Liputan6.com upaya agar tingkat literasi di Indonesia bisa menjadi lebih baik.

"Menurut saya, tingkat literasi di Indonesia bisa menjadi lebih baik apabila para siswa tidak hanya dibiasakan untuk membaca, tetapi juga menulis. Pengajar atau para guru bisa membimbing para siswa agar mereka bisa menulis sendiri," ujar David O'Shea di Australian Reading Corner, Perpustakaan Jakarta, Cikini.

Acara peringatan Hari Literasi Internasional 2023 yang digagas Kedutaan Australia ini melibatkan sesi bercerita dan mendongeng oleh David O'Shea.

David O’Shea mendongeng kisah dari buku yang tulisnya, yaitu 'Possum Magic' dan 'Class of Nine' kepada lebih dari 50 anak yang berasal dari SD Kebun Jeruk 10, SD Santa Ursula, dan sebuah komunitas baca TaCiTa Jakarta.

Bagaimana David O’Shea Terhubung dengan Dunia Anak-anak

David O'Shea, penulis buku anak asal Australia yang berdongeng di Australian Reading Corner, Perpustakaan Jakarta.
David O'Shea, penulis buku anak asal Australia yang berdongeng di Australian Reading Corner, Perpustakaan Jakarta. (Liputan6/Therresia Maria Magdalena Morais)

Proses menulis cerita anak-anak tidaklah mudah, David O’Shea, yang juga seorang pengajar, melanjutkan pernyataannya kepada Liputan6.com, menceritakan bagaimana ia bisa terhubung dengan para pembacanya yang masih anak-anak.

"Saya memahami anak-anak dengan sangat baik, saya bergaul dan bertemu dengan mereka setiap hari. Saya senang melakukan pekerjaan saya sebagai guru, saya melihat hal ini sebagai tantangan agar saya lebih dapat berkembang khususnya dalam menulis cerita anak-anak," ujar David O’Shea.

Demikianlah David O’Shea mengungkapkan bahwa pekerjaannya sebagai guru membuatnya terinspirasi dalam menulis buku-bukunya.

Penulis itu juga menceritakan bagaimana buku yang ia tulis terhubung dengan dunia yang dihadapi oleh anak-anak.

"Saya akan menghubungkan kenyataan dengan cerita dari buku saya yang berjudul 'Class of Nine' yang menceritakan tentang seorang bocah yang harus melewati banyak rintangan untuk memenangkan perlombaan. Dalam situasi nyata, banyak persaingan di kelas, para siswa bersaing untuk menjadi yang terbaik. Terkadang situasi semacam itu membuat mereka menjadi kesal, frustrasi, dan semacamnya,” ujar David.

David O’Shea menambahkan bahwa buku dapat menjadi pedoman atau contoh bagi anak-anak dalam menghadapi kenyataan.

"Hal seperti itu selalu terjadi di sekolah, tetapi melalui karya fiksi yang saya tulis, saya harap anak-anak dapat melihat strategi yang bisa mereka lakukan untuk mengatasi masalah," tambah David.

David O’Shea: Semua Orang Bisa Menjadi Penulis

David O'Shea, penulis buku anak asal Australia yang berdongeng di Australian Reading Corner, Perpustakaan Jakarta.
David O'Shea, penulis buku anak asal Australia yang berdongeng di Australian Reading Corner, Perpustakaan Jakarta. (Liputan6/Therresia Maria Magdalena Morais)

David O’Shea juga menceritakan kepada Liputan6.com perjalanannya dalam menulis 'Class of Nine'.

"Satu hal yang saya pelajari ketika saya menulis 'Class of Nine' yaitu banyak bagian yang saya tulis ternyata tidak diperlukan dalam buku itu,” ujar David.

Menurut David, apa yang menurut kita menarik belum tentu dianggap menarik oleh orang lain, "Setelah saya membaca ulang tulisan saya, saya akhirnya mengeluarkan bagian-bagian yang tidak menarik dalam buku itu, kemudian saya mengganti bagian itu dengan hal-hal yang akan dianggap para pembaca lebih menarik."

Sebagai penutup, David O’Shea juga mengungkapkan bahwa siapa pun bisa menjadi penulis, “Yang harus dilakukan untuk menulis adalah dengan mengubah pemikiran Anda, mulailah untuk menulis, mengetiknya, dan lakukan saja. Jangan khawatir tentang kesalahan, dan mulailah menulis.”

Melalui kata-kata dan cerita-ceritanya, David O'Shea telah membawa semangat literasi kepada ribuan anak-anak di seluruh dunia. Semoga pesannya terus menginspirasi dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih cerah melalui keajaiban literasi.

Infografis Fakta Mengenai Indeks Literasi di Indonesia.
Fakta Mengenai Indeks Literasi di Indonesia. (Liputan6/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya