China Bagian Utara Diselimuti Polusi Tebal, Otoritas Beri Peringatan Waspada

Beijing, Tianjin, Hebei di Tiongkok mengalami polusi terburuk yang pernah terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 02 Nov 2023, 14:02 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2023, 14:02 WIB
China Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen di Tahun 2023
Komuter yang memakai masker berjalan melintasi persimpangan di kawasan pusat bisnis pada hari dengan tingkat polusi udara yang tinggi di Beijing, China, Senin (6/3/2023). Pejabat ekonomi China menyatakan keyakinannya bahwa mereka dapat memenuhi target pertumbuhan tahun ini sekitar 5 persen dengan menghasilkan 12 juta pekerjaan baru dan mendorong pengeluaran konsumen setelah berakhirnya kontrol antivirus yang membuat jutaan orang tetap di rumah. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan juta orang di seluruh China bagian utara berada di bawah peringatan polusi parah pada Selasa (31 Oktober), dan pihak berwenang mendesak warga untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan karena kabut asap keabu-abuan menyelimuti wilayah tersebut.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (2/11/2023) beberapa wilayah di Beijing, Tianjin, Hebei di Tiongkok yang merupakan rumah bagi lebih dari 100 juta orang.

Wilayah tersebut mengalami polusi terburuk yang pernah terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Di ibu kota Beijing, pihak berwenang mengeluarkan peringatan berwarna oranye yang berarti peringatan polusi udara tertinggi kedua di negara tersebut.

"Ada lebih banyak kabut asap dalam dua hari terakhir ini benar-benar berdampak," kata pekerja kantoran Fu Dalin.

"Karena kabut asap sangat serius, saya tidak akan keluar rumah dan harus tinggal di rumah," katanya kepada AFP di kawasan bisnis di pusat kota Beijing.

Warga lainnya, Xu Gengying mengatakan bahwa polusi tidak akan menghentikannya menjalani kehidupan sehari-hari.

"Kami tetap keluar saat diperlukan, jika ada sesuatu yang harus dilakukan. Hindari saja berolahraga di luar ruangan – jangan jogging," katanya.

Kontrol Keselamatan Lalu Lintas

Cuaca Dingin Ekstrem Picu Badai Salju di Korea Selatan, Ribuan Turis Terdampar Akibat Penerbangan Ditunda
Orang-orang berjalan dalam suhu yang sangat dingin di sepanjang jalan di Seoul, Korea Selatan, Rabu (25/1/2023). Suhu ekstrem tidak hanya melanda Korea Selatan, tetapu juga negara Asia Timur lainnya, seperti Korea Utara, China, dan Jepang. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Di beberapa daerah di provinsi padat penduduk Hebei, yang mengelilingi ibu kota, pihak berwenang mengeluarkan peringatan merah tertinggi.

Salah satu perkiraan resmi menunjukkan bahwa kondisi berkabut menyebabkan jarak pandang menjadi kurang dari 50 meter.

Hebei meluncurkan tanggap darurat anti-polusi, dengan mencantumkan kontrol keselamatan lalu lintas jika diperlukan.

Ini termasuk menangguhkan aktivitas lepas landas dan pendaratan penerbangan, menutup sementara jalan raya, dan menangguhkan aktivitas kapal feri, kata biro meteorologi Tiongkok.

Pihak berwenang juga memperingatkan pengguna jalan untuk berhenti di area parkir yang aman ketika kondisi diperlukan dan meminta masyarakat untuk tetap berada di dalam rumah.

Beijing mengatakan, akan menerapkan langkah-langkah pengendalian lalu lintas jika ibu kotanya mengaktifkan peringatan polusi udara tertinggi.

Di kota terdekat Tianjin (rumah bagi 15 juta orang) biro meteorologi menyarankan siapa pun yang menderita masalah pernapasan untuk tidak keluar rumah dan mengenakan masker.

 

Kondisi Tidak Menguntungkan

FOTO: Corona Mereda, Kota Terlarang China Kembali Dibuka
Para pengunjung mengenakan masker saat berjalan di Kota Terlarang, Beijing, China, Jumat (1/5/2020). Kota Terlarang kembali dibuka setelah ditutup lebih dari tiga bulan karena pandemi virus corona COVID-19. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Kabut asap tebal telah menyelimuti bagian utara negara itu selama beberapa hari sementara suhu musim gugur melonjak hingga mencapai tingkat awal musim panas yang mendekati 30 derajat Celcius di beberapa daerah.

Para ahli mengatakan, lemahnya arus udara dingin dari kutub utara adalah faktor kunci di balik cuaca yang tidak biasa ini.

Sementara itu, konsumsi listrik regional pada akhir Oktober naik 5 persen dibandingkan paruh pertama bulan ini, yang lebih signifikan terjadi pada industri semen, batu bata dan ubin, sehingga kondisinya semakin memburuk, kata CCTV.

Sebagian kota Tianjin dan provinsi Hebei dan Shandong, serta wilayah timur provinsi Jiangsu mengalami kabut tebal dan mengakibatkan jarak pandang kurang dari 1 km, kata Pusat Meteorologi Nasional (NMC).

Hingga Kamis (2/11), kabut asap ringan hingga sedang akan terus menutupi bagian tengah dan selatan wilayah utara Tiongkok, dengan perkiraan kabut asap parah di bagian tengah, kata NMC.

Arus udara dingin diperkirakan akan masuk ke wilayah utara mulai Kamis malam, sehingga menciptakan kondisi yang dapat melemahkan dan menghilangkan kabut, kata peramal cuaca.

Infografis Heboh Kabar China Klaim Natuna hingga Tuntut Setop Pengeboran Migas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Heboh Kabar China Klaim Natuna hingga Tuntut Setop Pengeboran Migas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya