5 November 2017: Tragedi Penembakan Massal di Gereja Jadi yang Terburuk dalam Sejarah Texas, 26 Orang Tewas

Hari ini 6 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 5 November 2017 telah terjadi insiden penembakan tragis di sebuah gereja Texas yang menelan 26 korban jiwa sementara puluhan lainnya luka-luka.

oleh Shofiyah Sajidah diperbarui 05 Nov 2023, 10:05 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2023, 10:05 WIB
Penembakan Gereja Texas
Petugas berjaga di lokasi penembakan massal di Gereja First Baptist, Texas, (5/11). Sekitar 50 orang saat itu menghadiri kebaktian, termasuk anak-anak, yang beberapa di antaranya masuk daftar korban tewas. (Nick Wagner/Austin American-Statesman via AP)

Liputan6.com, Sutherland Springs - Hari ini 6 tahun yang lalu tepatnya pada 5 November 2017 telah terjadi insiden penembakan tragis di sebuah gereja Texas, yang menelan sejumlah korban jiwa.

Setidaknya 26 orang tewas dan 20 lainnya terluka setelah seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke sebuah gereja yang tengah melaksanakan ibadah kebaktian hari Minggu. Demikian dilansir BBC.

Serangan itu terjadi sekitar pukul 11.30 waktu setempat (17:30 GMT) di First Baptist Church, Sutherland Springs, sebuah kota kecil di Wilson County, Amerika Serikat

Saat itu, menurut penjelasan Freeman Martin selaku Direktur Regional Departemen Keamanan Publik Texas, pelaku yang merupakan pria bersenjata berseragam hitam dan rompi anti peluru, melepaskan tembakan dengan senapan serbu Ruger di luar gereja sebelum masuk ke bagian dalam.

Setelah Kelley pergi meninggalkan gereja, ia ditembak oleh seorang warga setempat yang mengambil senapannya sendiri. 

Kelley kemudian menjatuhkan senjatanya dan melarikan diri dengan mobil. Tak tinggal diam, warga bergegas mengejar Kelley dan menabrakkan mobilnya di jalur Guadalupe County.

Usia korban akibat insiden penembakan massal mengerikan ini berkisar antara lima hingga 72 tahun.

Identitas tersangka kemudian diungkap sebagai Devin Patrick Kelley, seorang pria muda yang saat itu berusia 26 tahun. Ia dilaporkan keluar dari angkatan udara AS pada tahun 2014, setelah diadili di pengadilan militer karena menyerang istri dan anaknya.

Motif di balik pembunuhan massal tersebut masih belum diketahui. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pengejaran Pelaku Hingga Ditemukan Tewas oleh Polisi

David Kelley, Eks Tentara Pelaku Penembakan Massal Gereja Texas
Foto First Baptist Church yang dijadikan ladang pembunuhan oleh Devin Kelley (ERICH SCHLEGEL / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / AFP)

Kelley kemudian ditemukan tewas oleh polisi di dalam mobilnya. Tidak dapat dipastikan apakah ia meninggal karena luka tembak yang dilakukannya sendiri atau karena tembakan yang dilakukan warga setempat sebelumnya.

Dikabarkan pula bahwa di dalam mobil Kelley terdapat sejumlah senjata.

"Kami memiliki beberapa TKP. Gereja, di luar gereja. Kami memiliki lokasi kendaraan tersangka," tutur Freeman Martin selaku Direktur Regional Departemen Keamanan Publik Texas saat itu.

"Kami menindaklanjuti tersangka dan dari mana asalnya. Kami mengerahkan Texas Rangers di semua rumah sakit untuk menemukan tersangka dan mewawancarai mereka yang terluka," tambah Martin. 

Johnnie Langendorff, salah satu warga memberikan kesaksian mengenai pengejaran yang ia lakukan tersebut, menyebut bahwa sebelumnya ia disuruh untuk mengejar Kelley oleh salah seorang warga. 

"Seorang pria datang dan berkata kita perlu mengejarnya. Dan itulah yang saya lakukan, saya hanya bertindak," ungkap Langendorff kepada stasiun TV lokal Ksat.com.

Mereka mengemudi hingga mencapai kecepatan 95 mph (153 km/jam) sebelum tersangka kehilangan kendali atas mobilnya dan jatuh.


Penyelidikan Terus Dilakukan Pada Penembakan Terburuk Ini

Penembakan Gereja Texas
Suasana Gereja First Baptist setelah penembakan massal di Sutherland Springs, Texas, (5/11). Insiden penembakan terjadi pada Minggu 5 November 2017 pukul 11.30 waktu setempat, Minggu, 5 November 2017. (KSAT via AP)

Gubernur Greg Abbott menyatakan bahwa ini adalah penembakan massal terburuk dalam sejarah Texas saat itu. Ia juga mengonfirmasi jumlah korban yang tewas akibat insiden ini.

"Ini akan menjadi duka yang panjang dan menyedihkan bagi mereka yang menderita," katanya pada konferensi pers pada hari Minggu.

Sementara Pendeta First Baptist Church, Frank Pomeroy, mengonfirmasi bahwa putrinya, Annabelle, 14 tahun, menjadi salah satu korban tewas dalam serangan ini.

Sistem Kesehatan Universitas di dekat San Antonio membenarkan bahwa setidaknya 10 korban, termasuk empat anak-anak, dirawat di rumah sakit tersebut dalam sebuah unggahan tweet. 

Pihak berwenang terus melakukan penyelidikan di tempat kejadian, mencatat bahwa 23 orang ditemukan tewas di dalam gereja, dua di luar, dan satu lainnya meninggal di rumah sakit. 

Meski demikian pihak berwenang saat itu tidak dapat mengonfirmasi nama-nama korban karena penyelidikan di TKP masih terus dilakukan sebagaimana yang dijelaskan oleh Sheriff Joe Tackitt.


Warga Sekitar Mendengar Suara Tembakan dan Tanggapan Donald Trump

Penembakan Gereja Texas
Petugas berjaga di lokasi penembakan massal di Gereja First Baptist, Sutherland Springs, Texas, (5/11). Pelaku melepaskan tembakan pukul 11.30 waktu setempat, Setidaknya 26 orang meninggal dunia. (Nick Wagner/Austin American-Statesman via AP)

"Kami mendengar suara tembakan semi-otomatis... kami hanya berjarak sekitar 50 meter dari gereja ini," kata Carrie Matula, salah satu saksi, kepada NBC News. Ia menambahkan, "Semua orang sangat penasaran dengan apa yang sedang terjadi karena komunitas ini sangat kecil."

Sekitar 400 orang tinggal di Sutherland Springs, wilayah yang terletak 30 mil atau 50 km tenggara San Antonio.

Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, dalam tanggapannya saat berkunjung ke Asia, menyebut pria bersenjata tersebut sebagai "orang yang sangat gila" dan menegaskan bahwa masalah kesehatan mental lebih berperan daripada isu senjata dalam kejadian ini. 

"Kita mempunyai banyak masalah kesehatan mental di negara kita, tapi ini bukan situasi yang berkaitan dengan senjata," ungkapnya.

Tragedi di Sutherland Springs ini dikabarkan terjadi hanya sebulan setelah penembakan massal di Las Vegas yang menewaskan 58 orang dan melukai ratusan lainnya. 

Infografis 4 Insiden Penembakan Pesawat Ulah KKB di Papua. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Insiden Penembakan Pesawat Ulah KKB di Papua. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya