Liputan6.com, Jakarta - 11 delegasi muda terpilih dari negara-negara ASEAN mengikuti serangkaian kegiatan untuk mempelajari hubungan ASEAN dan China yang diselenggarakan oleh FPCI dan Misi China untuk ASEAN di Jakarta. Salah satu kegiatan yang mereka lakukan adalah berkunjung ke Bandung pada Kamis (14/12/2023).
Dengan mengawali perjalanan dari Stasiun Halim di Jakarta, para delegasi muda tersebut naik kereta cepat Whoosh, sebuah simbol kemajuan teknologi transportasi di Indonesia yang menghubungkan dua kota besar Jakarta-Bandung.
Baca Juga
Perjalanan yang memberikan kenyamanan dan efisiensi ini tidak hanya mengenalkan teknologi terbaru, melainkan juga menjadi pengalaman istimewa bagi para delegasi untuk menikmati keindahan pemandangan alam Indonesia di sepanjang perjalanan mereka.
Advertisement
Setibanya di Bandung dengan waktu tempuh sekitar 50 menit yang dilanjutkan dengan kereta feeder Whoosh, delegasi muda tersebut langsung memulai petualangan mereka dengan mengunjungi Gedung Sate, ikon arsitektur klasik yang menjadi salah satu landmark terkenal di Bandung.
Mereka menikmati keindahan arsitektur gedung tersebut dan mendalami sejarahnya melalui diskusi dengan pemandu lokal di Museum Gedung Sate, yang membantu mereka meresapi makna sejarah dan kekayaan budaya yang ada di Bandung.
Jalan Asia-Afrika Bandung, yang secara historis menjadi saksi penting dari peristiwa-peristiwa monumental saat Konferensi Asia-Afrika 1955, menjadi destinasi selanjutnya bagi para delegasi muda tersebut untuk melanjutkan perjalanan.
Mereka memulai perjalanan di Jalan Asia-Afrika dengan melihat beragam bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa penting, dari hotel hingga gedung ikonik dan peninggalan masa lalu.
Mereka juga terlibat dalam diskusi bersama pemandu lokal yang menjelaskan tentang pentingnya sejarah Jalan Asia-Afrika. Diskusi tersebut membuka wawasan mereka tentang bagaimana kawasan tersebut telah menjadi tempat pertemuan penting para pemimpin dunia pada masa lalu, membangun fondasi bagi kerja sama dan perdamaian di wilayah Asia dan Afrika.
Â
Para Delegasi Menggali Kekayaan Kultural Bandung
Beranjak dari Jalan Asia-Afrika, mereka melanjutkan perjalanan ke Jalan Braga, jantung kultural dan sejarah yang menjelma sebagai tempat kegiatan seni di Bandung.
Di sana, delegasi muda dari negara-negara ASEAN dapat merasakan getaran kehidupan kota, menikmati seni jalanan, mempelajari kerajinan lokal, dan bahkan berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat.
Sebastian Hoe Wee Kiat, delegasi muda dari Singapura, menilai bahwa kegiatan ini adalah peluang yang baik untuk bertukar gagasan di antara negara-negara ASEAN.
"Peluang ini memberi kesempatan untuk berinteraksi dan terhubung dengan delegasi ASEAN dan China yang memiliki pemikiran sejalan. Ini benar-benar membuka pikiran saya untuk memahami perspektif mereka dan saling belajar satu sama lain," ujarnya.
Perjalanan yang dilakukan oleh delegasi muda ASEAN ini tidak hanya menjadi sarana untuk memperdalam hubungan antarnegara-negara anggota ASEAN, tetapi juga untuk memperkaya pengetahuan mereka tentang kekayaan budaya Indonesia, khususnya Bandung sebagai salah satu kota yang memiliki warisan budaya dan sejarah yang istimewa.
Diharapkan bahwa perjalanan ini akan membuka jalan bagi kolaborasi yang lebih erat di antara generasi muda ASEAN dan mendorong pertukaran budaya yang lebih mendalam di masa mendatang.
Advertisement
Ragam Perspektif ASEAN-China
Langkah-langkah positif tersebut tidak hanya mempererat hubungan regional di antara negara-negara ASEAN, tetapi juga memperkaya pengalaman serta pengetahuan para delegasi muda tentang keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh setiap negara di wilayah tersebut.
Berdasarkan keterangan resmi FPCI, hasil survei ASEAN-China yang dilakukan oleh FPCI selama tiga tahun berturut-turut menunjukkan variasi dalam persepsi masyarakat ASEAN terhadap China. Perbedaan tersebut terlihat dari satu negara ke negara lain serta dari aspek ke aspek lainnya, namun secara umum menunjukkan adanya keragaman keyakinan terkait hubungan dan kerja sama.
Ada optimisme yang signifikan terkait kerja sama ekonomi, seperti RCEP dan BRI, namun tetap ada kehati-hatian yang besar dalam aspek keamanan politik, terutama terkait negosiasi kode etik di Laut Cina Selatan.
Meski hubungan antara ASEAN dan China semakin erat, masih ada permasalahan yang harus diatasi bersama, seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, pendidikan, dan transformasi digital.
Tantangan-tantangan ini menciptakan peluang bagi ASEAN dan China untuk bekerja sama lebih intensif di bidang-bidang ini guna menciptakan masyarakat yang damai dan modern.
Youth Voice for ASEAN-China Coorperation
FPCI memperkenalkan program "Youth Voice for ASEAN-China Coorperation" yang melibatkan 11 profesional muda terbaik dari ASEAN dan Timor Leste. Mereka mewakili berbagai negara dan latar belakang profesional.
Melalui serangkaian workshop, mereka mempelajari tentang hubungan ASEAN-China dan menghasilkan rekomendasi yang dipimpin oleh kaum muda tentang cara meningkatkan kerja sama tersebut.
Acara ini, dimulai secara virtual pada tahun 2022, kali ini menggelar pertemuan tatap muka di Jakarta pada 14-15 Desember 2023 untuk menyelesaikan rekomendasi bersama. Kegiatan ini menjadi pertemuan langsung pertama bagi 11 profesional muda ASEAN setelah melalui serangkaian workshop virtual sebelumnya.
Advertisement