Swedia Kian Dekat Jadi Anggota NATO Pasca Persetujuan Komite Luar Negeri Parlemen Turki

Protokol aksesi Swedia sekarang perlu disetujui di Majelis Agung Nasional Turki untuk tahap terakhir proses legislatif di Turki. Belum ada tanggal yang ditetapkan untuk pengesahan tersebut.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 27 Des 2023, 09:08 WIB
Diterbitkan 27 Des 2023, 09:08 WIB
Ilustrasi NATO. (Pixabay)
Ilustrasi NATO. (Pixabay)

Liputan6.com, Ankara - Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Turki pada Selasa (26/12/2023) memberikan persetujuannya kepada Swedia untuk bergabung dengan NATO. Langkah tersebut membuat negara Nordik yang sebelumnya non-blok itu semakin dekat dengan keanggotaan dalam aliansi militer Barat.

Protokol aksesi Swedia sekarang perlu disetujui di Majelis Agung Nasional Turki untuk tahap terakhir proses legislatif di Turki. Belum ada tanggal yang ditetapkan.

Turki, salah satu anggota NATO, telah menunda ratifikasi keanggotaan Swedia selama lebih dari setahun. Ankara menuduh Swedia terlalu lunak terhadap kelompok-kelompok yang dianggapnya sebagai ancaman terhadap keamanannya, termasuk militan Kurdi dan anggota jaringan yang dituding Ankara sebagai penyebab kudeta tahun 2016.

Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Turki telah mulai membahas keanggotaan Swedia di NATO bulan lalu. Namun, pertemuan ditunda setelah anggota parlemen dari partai berkuasa mengajukan mosi penundaan dengan alasan bahwa beberapa masalah memerlukan klarifikasi lebih lanjut dan bahwa negosiasi dengan Swedia belum cukup matang.

Pada Selasa, komite tersebut melanjutkan pembahasannya dan mayoritas anggota parlemen di komite memberikan suara mendukung permohonan Swedia untuk bergabung.

Saat memberikan pengarahan kepada anggota komite sebelum pemungutan suara, Wakil Menteri Luar Negeri Burak Akcapar menyebutkan langkah-langkah yang telah diambil Swedia untuk memenuhi tuntutan Turki, termasuk mencabut pembatasan penjualan industri pertahanan dan mengubah undang-undang anti-terorisme dengan cara yang tidak dapat dibayangkan oleh siapa pun dalam lima atau enam tahun lalu.

"Tidak realistis mengharapkan pemerintah Swedia segera memenuhi semua tuntutan kami. Ini adalah sebuah proses dan proses ini memerlukan upaya jangka panjang dan konsisten," katanya, seraya menambahkan bahwa Turki akan terus memantau kemajuan Swedia, seperti dilansir AP, Rabu (27/12).

Swedia Dinilai Akan Membuat NATO Lebih Kuat

Sekjen NATO Jens Stoltenberg
Sekjen NATO Jens Stoltenberg. (Dok. AFP)

Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom menyambut baik keputusan Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Turki melalui pesan yang diunggahnya di X alias Twitter.

"Langkah selanjutnya adalah parlemen memberikan suara mengenai masalah ini. Kami berharap dapat menjadi anggota NATO," cuitnya.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg juga menyambut baik perkembangan tersebut, dengan menekankan bahwa dia mengandalkan Turki dan Hongaria untuk menyelesaikan ratifikasi mereka sesegera mungkin.

"Keanggotaan Swedia akan membuat NATO lebih kuat," ujarnya.

Hongaria sebelumnya turut menjegal pencalonan Swedia, dengan tuduhan bahwa para politikus Swedia telah mengatakan kebohongan terang-terangan tentang kondisi demokrasi Hongaria.

Hongaria sejauh ini belum mengumumkan kapan ratifikasi negaranya akan dilakukan.

Awal bulan ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan secara terbuka menghubungkan ratifikasi keanggotaan Swedia di NATO dengan persetujuan Kongres Amerika Serikat (AS) atas permintaan Turki untuk membeli 40 jet tempur F-16 baru dan perlengkapannya untuk memodernisasi armada Turki.

Erdogan juga meminta Kanada dan sekutu NATO lainnya untuk menghentikan embargo senjata yang diberlakukan terhadap Turki. Gedung Putih sendiri telah mendukung permintaan F-16 Turki, namun dilaporkan ada penolakan di Kongres terhadap penjualan peralatan militer ke Turki.

Alasan di Balik Swedia Gabung ke NATO

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson, dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson berjabat tangan disaksikan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Senin (10/7/2023), di Vilnius, Lithuania. (Dok. AP/Yves Herman)

Swedia dan Finlandia meninggalkan posisi non-blok militer mereka untuk mencari perlindungan di bawah payung keamanan NATO, setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

Finlandia bergabung dengan NATO pada April, menjadi anggota ke-31, setelah parlemen Turki meratifikasi pengajuannya.

NATO memerlukan persetujuan bulat dari semua anggota yang ada untuk melakukan ekspansi.

Penundaan keanggotaan Swedia telah membuat frustasi sekutu NATO lainnya yang dengan cepat menerima Swedia dan Finlandia ke dalam aliansi tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya