Israel Serukan Pembentukan Zona Demiliterisasi di Jalur Gaza, Ini Tujuannya

Israel menyerukan demiliterisasi Jalur Gaza dan membentuk zona keamanan sementara di dalam wilayah tersebut setelah berakhirnya perang Israel.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 27 Des 2023, 12:03 WIB
Diterbitkan 27 Des 2023, 12:03 WIB
Israel Kerahkan Tank ke Lebanon
Kekerasan lintas batas menandai perluasan konflik yang signifikan antara Israel dan militan Palestina di Gaza hingga perbatasan Israel-Lebanon lebih jauh ke utara. (AP Photo/Ariel Schalit)

Liputan6.com, Jakarta - Israel menyerukan demiliterisasi Jalur Gaza dan membentuk zona keamanan sementara di dalam wilayah tersebut setelah berakhirnya perang Israel.

“Gaza harus diubah menjadi zona demiliterisasi, dan Israel harus memastikan bahwa jalur tersebut tidak akan menjadi basis untuk melancarkan serangan terhadap negaranya,” kata Ofir Gendelman, juru bicara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kepada wartawan.

“Ini memerlukan pembentukan zona keamanan sementara di sepanjang perbatasan Gaza dengan Israel,” tambahnya, dikutip dari laman Anadolu Agency, Rabu (27/12/2023).

Juru bicara Israel juga menyerukan pembentukan mekanisme inspeksi dan inspeksi di sepanjang perbatasan antara Gaza dan Mesir “untuk mencegah penyelundupan senjata” ke wilayah tersebut.

“Di masa mendatang, Israel akan tetap bertanggung jawab atas keamanan di Jalur Gaza,” kata Gendelman.

Menanggapi serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober, Israel melancarkan serangan udara dan darat di wilayah pesisir dan sejak itu telah menewaskan sedikitnya 20.915 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Serangan gencar ini telah menyebabkan kehancuran di Gaza, dengan 60% infrastruktur di daerah kantong itu rusak atau hancur dan hampir 2 juta orang mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Tel Aviv telah berjanji untuk menghancurkan Hamas dan memastikan pembebasan semua sandera yang disandera selama serangan bulan Oktober.

Beberapa dari mereka dikembalikan setelah jeda kemanusiaan selama seminggu pada November 2023 dengan imbalan beberapa tahanan Palestina.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Israel Perluas Serangan Darat ke Kamp-kamp Pengungsi di Gaza Tengah

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terlihat bersama pasukan Israel di Jalur Gaza pada Minggu, 25 November 2023. (GPO/Avi Ohayon)
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terlihat bersama pasukan Israel di Jalur Gaza pada Minggu, 25 November 2023. (GPO/Avi Ohayon)

Pasukan Israel pada Selasa (26/12/2023) memperluas serangan darat ke kamp-kamp pengungsi perkotaan di Gaza tengah setelah membombardir komunitas Palestina yang padat dan memerintahkan penduduk untuk mengungsi. 

Pengumuman militer mengenai zona pertempuran baru mengancam kehancuran lebih lanjut dalam perang yang menurut Israel akan berlangsung selama berbulan-bulan menyusul tekad mereka untuk menghancurkan Hamas. Pasukan Israel telah terlibat dalam pertempuran sengit di perkotaan di Gaza Utara dan Khan Younis di Gaza Selatan, mendorong warga Palestina ke wilayah yang semakin kecil untuk mencari perlindungan.

Meskipun sekutu utamanya, Amerika Serikat (AS), menyerukan agar mengurangi korban sipil dan tekanan internasional untuk melakukan gencatan senjata, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bergeming dengan mengungkapkan pihaknya memperdalam pertempuran.

"Pesan kami kepada teroris Hamas: Kami melihat Anda dan kami akan menyerang Anda," kata Netanyahu, seperti dilansir AP, Rabu (27/12).

Serangan Israel ke Jalur Gaza adalah salah satu kampanye militer paling dahsyat dalam sejarah modern. Otoritas kesehatan Palestina mengumumkan bahwa lebih dari 20.900 warga Palestina di Jalur Gaza, di mana dua pertiganya adalah perempuan dan anak-anak, tewas dan dalam 24 jam terakhir saja tercatat 240 kematian.


100 Nyawa Melayang

Operasi Darat Israel di Jalur Gaza
Sejak itu, ribuan warga Gaza terbunuh dan lebih dari separuh penduduknya kehilangan tempat tinggal akibat kampanye militer Israel yang tiada henti. (AP Photo/Victor R. Caivano)

Kantor hak asasi manusia PBB mengatakan pengeboman yang terus berlanjut di Gaza tengah telah merenggut lebih dari 100 nyawa warga Palestina sejak Malam Natal.

Israel sebelumnya telah menegaskan pihaknya tidak akan lagi memberikan visa otomatis kepada staf PBB dan menuduh badan dunia tersebut menjadi mitra yang terlibat dalam taktik Hamas. Juru bicara pemerintah Israel Eylon Levy mengonfirmasi pihaknya akan mempertimbangkan permintaan visa kasus per kasus. Hal tersebut dapat membatasi upaya bantuan ke Jalur Gaza.

Warga Gaza tengah menuturkan penembakan dan serangan udara mengguncang Nuseirat, Maghazi, dan Bureij.

"Pengeboman yang sangat intens," kata Radwan Abu Sheitta melalui telepon dari Bureij.

Militer Israel memerintahkan warga mengevakuasi wilayah seluas pusat Gaza, dan mendesak mereka untuk pindah ke Deir al-Balah yang berdekatan. Kantor kemanusiaan PBB menjelaskan bahwa daerah yang diperintahkan untuk dievakuasi adalah rumah bagi hampir 90.000 orang sebelum perang dan sekarang menampung lebih dari 61.000 pengungsi, yang sebagian besar berasal dari Gaza Utara.

 


Klaim Temukan Kamp Pelatihan Hamas

Anak-Anak Palestina
Seorang gadis membawa selimut saat berjalan melewati lokasi ledakan mematikan di Rumah Sakit al-Ahli, Kota Gaza, Rabu (18/10/2023). (AP Photo/Abed Khaled)

Militer Israel mengaku mereka beroperasi di Bureij dan telah menemukan kamp pelatihan Hamas.

Pemadaman telekomunikasi yang diumumkan oleh Paltel mengikuti pemadaman serupa selama sebagian besar perang. NetBlocks, sebuah kelompok yang melacak pemadaman internet, membenarkan bahwa konektivitas jaringan di Gaza kembali terganggu dan kemungkinan besar akan membuat sebagian besar penduduknya offline.

Pejabat senior Hamas Osama Hamdan menuturkan bahwa sejumlah negara telah mengirimkan proposal untuk menyelesaikan perang Hamas Vs Israel, termasuk Mesir. Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut.

INFOGRAFIS_Jalur Gaza terbagi atas lima kegubernura
INFOGRAFIS_Jalur Gaza terbagi atas lima kegubernura (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya