Taiwan Keliru Keluarkan Peringatan, Sebut China Luncurkan Rudal Padahal Satelit

Peringatan bilingual yang dikirim ke ponsel warga memperingatkan dalam bahasa Inggris "Waspadai rudal di wilayah udara Taiwan".

oleh Khairisa Ferida diperbarui 10 Jan 2024, 12:01 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2024, 12:01 WIB
Lawan Tekanan China, Taiwan Gelar Latihan Militer
Sebuah jet tempur F-16V Angkatan Udara Taiwan mengambil bagian dalam latihan malam dari Pangkalan Udara Hualien di Hualien, Taiwan, 17 Agustus 2022. Taiwan menggelar latihan militer untuk menunjukkan kemampuannya melawan tekanan politik China. (AP Photo/Johnson Lai)

Liputan6.com, Taipei - Kementerian Pertahanan Taiwan salah menerjemahkan peringatan ke dalam bahasa Inggris pada hari Selasa (9/1/2024), dengan mengatakan China telah meluncurkan rudal bukannya satelit. Dalam peringatannya, mereka juga meminta masyarakat berhati-hati.

Pesan bilingual yang dikirim ke ponsel warga memperingatkan dalam bahasa Inggris "Waspadai rudal di wilayah udara Taiwan".

Kementerian Pertahanan Taiwan kemudian mengeluarkan permintaan maaf dan mengklarifikasi bahwa yang diluncurkan China adalah roket yang membawa satelit bukan rudal. Demikian seperti dilansir AP, Rabu (10/1).

Peristiwa ini terjadi jelang Pilpres Taiwan yang dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (13/1). Selain presiden, Taiwan juga akan menyelenggarakan pemilu parlemen pada hari yang sama.

China menggambarkan pesta demokrasi tersebut sebagai pilihan antara perang dan perdamaian.

Penjelasan China

Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu disela oleh peringatan tentang satelit China. (FOTO AP)
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu disela oleh peringatan tentang satelit China. (FOTO AP)

Media pemerintah China mengatakan negara tersebut meluncurkan satelit bernama Einstein dengan roket Long March 2C dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang di Provinsi Sichuan. Penyiar CCTV mengungkapkan satelit memasuki orbit dan peluncurannya sukses.

Peringatan dari Kementerian Pertahanan Taiwan muncul di tengah konferensi pers internasional yang dilakukan Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu, yang kemudian ikut mengklarifikasinya. Wu dilaporkan mengatakan kepada wartawan untuk tidak khawatir dan melanjutkan konferensi pers.

"Kita harus tetap bertanggung jawab; kita harus tetap bersikap moderat untuk mencegah konflik terjadi antara Taiwan dan China," ujarnya.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen yang tengah berada di Kaohsiung, menurut media lokal, juga meminta masyarakat untuk tidak khawatir.

Pilpres Taiwan: Pertarungan 3 Kandidat

William Lai
Wakil Presiden Taiwan William Lai merupakan salah satu calon presiden dalam Pilpres Taiwan 2024. (Dok. AFP/ Sam Yeh)

China memandang Taiwan, yang berjarak sekitar 160 kilometer di lepas pantai timurnya, sebagai provinsi pemberontak yang harus berada di bawah kendalinya. Beijing telah meningkatkan tekanan militernya terhadap pulau yang dihuni oleh 23 juta orang itu dalam beberapa bulan terakhir, mengirim kapal dan pesawat militer ke dekatnya hampir setiap hari.

Selain itu, China disebut juga telah menerbangkan balon – yang dikhawatirkan digunakan untuk mata-mata – di dekat Taiwan.

China berulang kali menyatakan kebenciannya terhadap Wakil Presiden William Lai, calon presiden (capres) dari Partai Progresif Demokratik (DPP). Beijing menyebut Lai sebagai "penghancur perdamaian" dan separatis

Di lain sisi, China lebih menyukai Kuomintang atau Partai Nasionalis, yang lebih bersahabat dengannya. Mereka mengusung Hou Yu-ih dalam Pilpres Taiwan 2024.

Adapun capres Taiwan lainnya berasal dari Partai Rakyat Taiwan, yakni Ko Wen-je, yang disebut memiliki peluang lebih kecil dibanding dua kandidat sebelumnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya