Liputan6.com, Jakarta - Korea Utara dilaporkan menembakkan beberapa rudal jelajah di perairan lepas pantai timurnya, kata militer Korea Selatan.
Dalam beberapa bulan terakhir, Korut telah berulang kali melakukan uji coba rudal, sehingga meningkatkan ketegangan regional, dikutip dari BBC, Minggu (28/1/2024).
Baca Juga
Peluncuran rudal pada Minggu (28/1) berlangsung di dekat pelabuhan Sinpo. Jumlah dan jenis rudal belum jelas.
Advertisement
Sebelumnya, Korea Utara menguji coba rudal jelajah strategis yang disebut Pulhwasal-3-31, kata kantor berita Korea Selatan Yonhap.
Melaporkan peluncuran baru, yang berlangsung pada pukul 08:00 waktu setempat, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan “militer kami telah berkoordinasi erat dengan Amerika Serikat untuk memantau tanda-tanda tambahan provokasi Korea Utara” .
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un semakin agresif dalam arah kebijakan dan retorikanya dalam beberapa bulan terakhir, mengakhiri beberapa perjanjian yang bertujuan menjaga perdamaian dan meningkatkan aksi militer.
Pyongyang telah mengklaim uji coba rudal berbahan bakar padat baru, dan drone penyerang bawah airnya, yang diduga dapat membawa senjata nuklir, sejak awal Januari 2024.
Hal ini merupakan kelanjutan dari peluncuran rudal dan pengembangan senjata yang dilakukan hampir setiap bulan selama dua tahun, yang jelas-jelas bertentangan dengan sanksi PBB.
Awal bulan ini, Kim Jong Un menyatakan tujuan utama reunifikasi dengan Korea Selatan telah berakhir, dan menyatakan Korea Selatan sebagai “musuh utama”.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Korea Utara sedang mempersiapkan perang.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan kepada kabinetnya bulan ini bahwa jika Korea Utara melakukan provokasi, Korea Selatan “akan membalas berkali-kali lipat lebih kuat”, merujuk pada “kemampuan respons militer Korea Selatan yang luar biasa”.
Korea Utara Akui Uji Coba Rudal Jelajah Strategis Baru
Korea Utara mengatakan pihaknya melakukan uji rudal jelajah strategis baru pada Rabu (24/1/2024). Hal tersebut dikonfirmasi media pemerintah Korea Utara, KCNA, pada Kamis (25/1), membenarkan apa yang dikatakan militer Korea Selatan.
"Rudal yang dijuluki Pulhwasal-3-31 saat ini sedang dalam pengembangan dan uji tembak tersebut tidak berdampak pada keamanan negara-negara tetangga," ungkap KCNA, seperti dilansir Reuters, seraya menambahkan bahwa hal tersebut tidak ada hubungannya dengan situasi regional.
Uji coba tersebut juga merupakan bagian dari proses pembaruan sistem persenjataan negara.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan sendiri meyakini bahwa peluncuran dilakukan untuk menguji peningkatan kemampuan rudal.
Pada Rabu, militer Korea Selatan mengatakan Korea Utara telah menembakkan beberapa rudal jelajah ke arah laut lepas pantai baratnya sekitar pukul 07.00. Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Won-sik, mengutuk peluncuran tersebut sebagai ancaman serius terhadap negaranya.
Kata "strategis" sendiri biasanya mengacu pada senjata berkemampuan nuklir.
Korea Utara melakukan uji coba pertama rudal jelajah dengan kemungkinan kemampuan serangan nuklir pada September 2021.
Advertisement
Korea Selatan Mulai Produksi Massal Drone
Rudal jelajah Korea Utara biasanya kurang diminati dibandingkan rudal balistik karena rudal tersebut tidak secara eksplisit dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB.
Namun, para analis mengatakan rudal jelajah jarak menengah yang menyerang darat tidak kalah menjadi ancaman dengan rudal balistik dan merupakan kemampuan yang serius bagi Korea Utara.
Rudal jelajah dan rudal balistik jarak pendek yang dapat dipersenjatai dengan bom konvensional atau nuklir dipandang sangat mengganggu stabilitas jika terjadi konflik karena tidak jelas jenis hulu ledak yang mereka bawa.