Liputan6.com, Gaza - Pasukan Israel pada Jumat 9 Februari 2024 menyerbu sebuah rumah sakit di Kota Khan Yunis di Gaza selatan yang telah dikepung selama berminggu-minggu, kata Palestinian Red Crescent Society/PRCS (Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina) yang mengelola fasilitas tersebut.
"Pasukan pendudukan (Israel) menyerbu Rumah Sakit Al-Amal dan mulai menggeledahnya. Kami kesulitan berkomunikasi dengan kru kami di dalam rumah sakit," demikian pernyataan PRCS seperti dikutip dari AFP, Sabtu (10/2/2024).
Baca Juga
Tentara Israel mengonfirmasi pasukannya sedang melakukan operasi.
Advertisement
"Berdasarkan intelijen yang menunjukkan bahwa Hamas melakukan kegiatan teroris di Rumah Sakit Al-Amal di Khan Yunis, operasi penyisiran dan pembersihan yang tepat untuk menemukan teroris dan membongkar infrastruktur teroris di sekitar telah dimulai," kata tentara Israel kepada AFP.
RS Al-Amal telah terjebak dalam pertempuran sengit antara pasukan Israel dan militan Hamas, dan Bulan Sabit Merah melaporkan "tembakan artileri yang intens dan tembakan senjata berat" terus berlanjut di sekitar rumah sakit pada hari Kamis (8/2).
Organisasi medis tersebut dalam beberapa hari terakhir telah berulang kali mengajukan permohonan untuk pasokan dan perlindungan, melaporkan kekurangan oksigen, obat-obatan, dan bahan bakar yang parah untuk memberi daya pada rumah sakit.
Awal pekan ini, Red Crescent (Bulan Sabit Merah) mengatakan sekitar 8.000 orang yang mencari perlindungan di RS Al-Amal dan markas besar rumah sakit di Khan Yunis yang berada di dekatnya telah dievakuasi.
Sebuah video yang diterbitkan oleh B ulan Sabit Merah menunjukkan seorang petugas medis mendorong seorang wanita tua melewati jalan yang rusak di atas ranjang rumah sakit. Sekitar 40 pengungsi, 80 pasien dan 100 staf masih bertahan setelah evakuasi, kata PRCS pada Senin 5 Februari.
Rumah Sakit Dilindungi dengan Hukum Perang
Rumah sakit sejatinya diberikan perlindungan khusus berdasarkan hukum perang, namun rumah sakit tersebut telah berulang kali diserang di Gaza selama empat bulan terakhir.
Tidak ada lagi rumah sakit yang berfungsi penuh di wilayah Palestina, kata PBB pada hari Rabu (7/2), sementara hanya sepertiga rumah sakit yang beroperasi dengan kapasitas terbatas. Fasilitas kesehatan kewalahan menangani besarnya jumlah korban jiwa, dengan lebih dari 67.000 orang terluka selama perang di Gaza.
Serangan udara, laut dan darat Israel yang tiada henti telah menewaskan sedikitnya 27.947 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.
Perang tersebut meletus dengan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 7 Oktober oleh militan Hamas terhadap Israel yang mengakibatkan kematian sekitar 1.160 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Advertisement
Pasukan Israel yang Menyamar di RS Tepi Barat Klaim Bunuh 3 Militan Palestina, Salah Satunya Hamas
Sebelumnya, pasukan Israel telah membunuh tiga militan di dalam sebuah rumah sakit di Jenin, di Tepi Barat yang diduduki.
Rekaman CCTV menunjukkan anggota unit yang menyamar sebagai petugas medis dan warga sipil lainnya berjalan melalui koridor dengan senapan terangkat.
Laporan BBC, Selasa (30/1/2024), menyebut militer Israel mengatakan para militan bersembunyi di rumah sakit, dan salah satunya akan melakukan serangan.
Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina menuduh Israel melakukan "pembantaian baru di dalam rumah sakit".
Hamas, kelompok Islam bersenjata Palestina yang berperang dengan Israel di Gaza yang dipicu oleh serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober, mengatakan pasukan Israel telah "mengeksekusi tiga orang", termasuk salah satu anggotanya.
Kelompok bersenjata lainnya, Palestinian Islamic Jihad (PIJ) atau Jihad Islam Palestina, mengatakan dua dari mereka yang tewas adalah anggotanya dan merupakan saudara kandung. Ditambahkannya, salah satu dari mereka telah menerima perawatan di rumah sakit.
Video CCTV dari Rumah Sakit Ibnu Sina menunjukkan beberapa anggota unit penyamaran Israel – pria dan wanita – bergegas melewati koridor, mengarahkan senjata mereka ke kiri dan ke kanan. Terlihat seseorang mengambil sepotong pakaian orang tak dikenal yang sedang berlutut dengan tangan di belakang kepala, lalu menutupi kepalanya dengan itu.
Ketegangan meningkat di Tepi Barat sejak serangan 7 Oktober, dengan hampir setiap hari terjadi penangkapan oleh Israel dan bentrokan dengan warga Palestina. Jenin, basis militan, telah menjadi fokus serangan selama berbulan-bulan.
Sejak 7 Oktober, pasukan Israel telah membunuh sedikitnya 357 warga Palestina – militan, warga sipil dan penyerang – di Tepi Barat, sementara pemukim Israel telah membunuh sedikitnya delapan orang, menurut PBB.
Warga Palestina dari Tepi Barat telah membunuh sedikitnya 10 warga Israel dalam serangan di Tepi Barat dan Israel pada periode yang sama.
Israel Serang RS Al-Shifa di Gaza dan Ledakan Terdengar dari Dalam, Hamas Dituding Sembunyi di Bawah Tanah
Sebelumnya Israel juga dilaporkan menyerang Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, mendesak Hamas untuk menyerah
Mengutip laporan Channel News Asia (CNA), Rabu (15/10/2023), Militer Israel mengatakan pihaknya melakukan serangan pada Rabu (15 November) terhadap militan Hamas Palestina di RS Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, dan mendesak mereka semua untuk menyerah.
Kurang dari satu jam sebelumnya, sekitar pukul 01.00 waktu setempat, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan Israel telah mengatakan kepada para pejabat di wilayah tersebut bahwa mereka akan menyerbu kompleks rumah sakit Al-Shifa "dalam beberapa menit mendatang".
Dr Munir al-Bursh, direktur jenderal kementerian kesehatan Gaza, mengatakan kepada televisi Al Jazeera bahwa pasukan Israel telah menggerebek sisi barat kompleks medis. "Ada ledakan besar dan debu masuk ke area tempat kami berada. Kami yakin ledakan terjadi di dalam rumah sakit," kata Bursh.
Nasib Al-Shifa telah menjadi fokus kekhawatiran internasional karena memburuknya kondisi di fasilitas tersebut dalam beberapa hari terakhir, dengan adanya seruan global untuk gencatan senjata kemanusiaan setelah lima minggu serangan Israel di Gaza.
Dalam sebuah pernyataan, Israel Defence Forces (IDF) atau Pasukan Pertahanan Israel mengatakan: "Berdasarkan informasi intelijen dan kebutuhan operasional, pasukan IDF melakukan operasi yang tepat dan tepat sasaran terhadap Hamas di area tertentu di rumah sakit Al-Shifa."
"Pasukan IDF mencakup tim medis dan penutur bahasa Arab, yang telah menjalani pelatihan khusus untuk mempersiapkan diri menghadapi lingkungan yang kompleks dan sensitif ini, dengan tujuan agar tidak ada kerugian yang ditimbulkan pada warga sipil," tambah pernyataan Militer Israel.
Advertisement