Liputan6.com, Phnom Penh - Enam bulan setelah menjadi perdana menteri baru Kamboja, Hun Manet (46) pada Rabu (21/2/2024), mendapat persetujuan dari anggota parlemen untuk mengangkat adik bungsunya menjadi wakil perdana menteri.
Perkembangan ini merupakan yang terbaru dari perubahan generasi dalam posisi penting di Kamboja yang memperketat kendali keluarga Hun Sen.
Baca Juga
Sebagai putra dari mantan perdana menteri Hun Sen, Hun Manet menjadi perdana menteri pada Agustus 2023 setelah semakin sering terlibat dalam diplomasi luar negeri selama beberapa tahun terakhir.
Advertisement
Hun Sen sendiri mengundurkan diri setelah 38 tahun berkuasa - tercatat sejarah sebagai perdana menteri terlama di Kamboja.
Hun Manet pernah belajar di Akademi Militer Amerika Serikat di West Point sebelum menjabat sebagai wakil panglima Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja dan panglima militer.
Pada Rabu, Majelis Nasional menyetujui saudara laki-lakinya yang berusia 41 tahun, Hun Many – putra ketiga Hun Sen – sebagai wakil perdana menteri. Kecuali lima anggota dari 125 kursi Majelis Nasional berasal dari partai yang berkuasa dan 120 anggota parlemen yang hadir pada sidang Rabu dengan suara bulat mendukung Hun Many (41).
Rangkap Jabatan
Berbicara kepada anggota parlemen, Hun Manet, mengatakan penunjukan saudara laki-lakinya sejalan dengan kebijakan pemerintahnya yang mendorong efisiensi untuk membantu Kamboja mencapai tujuannya menjadi negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2050.
Saat menjabat sebagai wakil perdana menteri, Hun Many juga akan mempertahankan jabatannya sebagai menteri layanan sipil dan anggota parlemen.
Saudara tengahnya, Hun Manith (42 tahun) adalah seorang jenderal militer bintang tiga dan kepala departemen intelijen Kementerian Pertahanan.
Advertisement
Tidak Ada Harapan untuk Perubahan
Kabinet Hun Manet sebagian besar berisikan anak-anak atau kerabat dari menteri-menteri sebelumnya.
Dengan fenomena ini, para ahli telah memperingatkan agar tidak mengharapkan perubahan besar di Kamboja, di mana hak asasi manusia di bawah pemerintahan Hun Sen telah lama diserang dan perbedaan pendapat ditindas.
"Tidak ada perbedaan besar dalam pandangan politik antar generasi, termasuk dalam hal seberapa terbuka atau kompetitifnya politik," kata pakar Kamboja di Universitas Lund Astrid Noren-Nilsson setelah Hun Manet mengambil alih kekuasaan tahun lalu.
"Penyerahan generasi ini dirancang untuk menjaga kekuasaan elite politik dan bisnis tetap utuh."