Venezuela Gelar Pilpres 28 Juli 2024, Maduro Diduga Nyapres Lagi

Pengumuman tanggal pemilu dibuat oleh Dewan Pemilihan Nasional Venezuela (CNE) pada Selasa (5/3/2024).

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Mar 2024, 13:07 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2024, 13:07 WIB
Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro (AP/Ariana Cubillas)

Liputan6.com, Caracas - Venezuela mengumumkan akan mengadakan pilpres pada 28 Juli – beberapa bulan lebih awal dari perkiraan. Presiden Nicolas Maduro, yang telah berkuasa selama 11 tahun, diperkirakan akan mencalonkan diri kembali.

Pemilu tahun 2018 – ketika Maduro dinyatakan sebagai pemenang – dianggap tidak bebas dan tidak adil.

Adapun pengumuman tanggal pemilu dibuat oleh Dewan Pemilihan Nasional Venezuela (CNE) pada Selasa (5/3/2024).

Ketua CNE Elvis Amoroso menuturkan para anggota dewan telah dengan suara bulat memilih tanggal 28 Juli dari hampir 30 kemungkinan tanggal lainnya.

"Kita akan mengadakan pilpres dan saya yakin rakyat akan sekali lagi ... meraih kemenangan besar," katanya seperti dikutip kantor berita AFP dan dilansir BBC, Kamis (7/3).

Kandidat capres memiliki waktu hingga 25 Maret untuk mendaftar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Oposisi Tak Gentar

Bendera Venezuela Antar Pemakaman Remaja yang Tewas Akibat Kerusuhan
Bendera negara Venezuela yang bawa saat mengiringi pemakaman Jose Francisco Guerrero di San Cristobal, Tachira State, Venezuela (19/5). Jose tewas akibat tembakan saat ia terjebak dalam konfrontasi antara demonstran dan polisi setempat. (AFP/Luis Robayo)

Pemilu yang terlalu dini mungkin menyisakan sedikit waktu bagi oposisi Venezuela untuk memilih calon pengganti Maria Corina Machado, yang dilarang mencalonkan diri menyusul tuduhan melakukan pelanggaran keuangan. Machado membantah tuduhan tersebut.

Meski dilarang, dia terus berkampanye dan bertekad mencalonkan diri.

Pada tahun 2023, pemerintah dan oposisi menandatangani perjanjian yang meletakkan dasar agar pemilu 2024 diakui oleh kedua belah pihak.

Setelah kesepakatan tersebut, Amerika Serikat (AS) melonggarkan sanksi terhadap sektor minyak Venezuela. Pembatasan sebelumnya diberlakukan setelah AS menyebut pemilu tahun 2018 tidak sah.


Kepentingan AS

Bendera Venezuela Antar Pemakaman Remaja yang Tewas Akibat Kerusuhan
Bendera negara Venezuela dibentangkan saat prosesi pemakaman Jose Francisco Guerrero di San Cristobal, Tachira State, Venezuela (19/5). (AFP/Luis Robayo)

Pada Januari, AS mengancam akan menerapkan kembali sanksi tersebut, setelah pengadilan tinggi Venezuela menguatkan larangan terhadap kandidat oposisi, Machado.

Venezuela memiliki cadangan minyak terbukti terbesar di dunia.

AS sendiri mempunyai kepentingan dalam mendukung langkah-langkah yang meringankan krisis di Venezuela karena kondisi perekonomian negara yang buruk telah mendorong lebih dari tujuh juta warga Venezuela untuk beremigrasi dan banyak di antaranya menuju ke AS.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya