Pemimpin Partai Prancis Khawatir Macron Terlalu Agresif Dukung Ukraina

Pemimpin partai Prancis mulai khawatir usai mendengar pernyataan Emmanuel Macron yang akan terus mendukung Ukraina dengan pendekatan tanpa batas.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 09 Mar 2024, 14:03 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2024, 14:03 WIB
FOTO: Usai Bertemu Putin, Emmanuel Macron Temui Presiden Ukraina
Presiden Prancis Emmanuel Macron memberi isyarat saat konferensi pers bersama Presiden Ukraina setelah pertemuan mereka di Kyiv, Ukraina, 8 Februari 2022. Volodymyr Zelensky berharap segera mengadakan pertemuan puncak dengan pemimpin Rusia, Prancis, dan Jerman. (Sergei SUPINSKY/AFP)

Liputan6.com, Paris - Para pemimpin partai besar di Prancis mulai khawatir usai mendengar pernyataan Emmanuel Macron yang akan terus mendukung Ukraina dengan pendekatan tanpa batas.

Kekhawatiran ini sampaikan para pemimpin partai saat melakukan pertemuan pada Kamis (7/3/2024).

Dalam pertemuan dua setengah jam tersebut, para ketua partai mengatakan bahwa ada beberapa pihak yang menyebutkan bahwa Macron memanfaatkan konflik tersebut dengan tujuan memperkuat posisi koalisinya menjelang pemilu Eropa musim panas mendatang. 

Di tengah dukungan Eropa untuk Ukraina, mantan presiden AS Donald Trump lebih mengejutkan lagi. Ia menyebut, jika terpilih sebagai presiden AS kembali, maka salah satu kebijakan utamanya adalah menolak pengiriman pasukan darat dari Amerika Serikat ke Ukraina.

Usai Trump mengeluarkan pernyataan, Emmanuel Macron langsung mendesak sekutu Ukraina untuk tidak menjadi “pengecut” dalam mendukung Kyiv melawan invasi Rusia, dikutip dari CNA, Sabtu (9/3).

Beberapa pemimpin partai Prancis bahkan menyarankan agar Macron tak melakukan pendekatan “tanpa batas” untuk melawan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pasalnya, mereka menilai Putin juga melakukan pendekatan serupa.

 

Minta Macron Tak Terlibat Perang dengan Rusia

Presiden Prancis Emmanuel Macron di Sidang Umum PBB 2022.
Presiden Prancis Emmanuel Macron di Sidang Umum PBB 2022. Dok: UN Web TV

Pemimpin Partai Hijau Marine Tondelier menyampaikan kekhawatirannya atas situasi Ukraina. Oleh karena itu ia berharap agar Macron bisa mencari langkah lain.

Jordan Bardella, presiden partai sayap kanan National Rally (RN) bahkan memohon kepada Macron agar tidak terlibat perang dengan Rusia.

Politisi senior Prancis Manuel Bompard juga mengatakan: "Saya datang dengan perasaan khawatir dan saya pergi dengan rasa yang lebih khawatir."

Parlemen Prancis akan mempunyai kesempatan untuk melakukan pemungutan suara mengenai strategi negara tersebut terhadap Ukraina, termasuk perjanjian keamanan bilateral yang ditandatangani dengan Kyiv bulan lalu.

Infografis Perang Ukraina Vs Rusia Masuki Tahun Ke-3 dan Klaim Tentara Tewas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Perang Ukraina Vs Rusia Masuki Tahun Ke-3 dan Klaim Tentara Tewas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya