Liputan6.com, Jakarta - National Aeronautcis Space Administration (NASA) atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat memiliki beberapa robot untuk menjalankan misi luar angkasa.
Robot-robot ini bertugas menjelajah ruang angkasa karena dapat bertahan di lingkungan esktrem dalam waktu yang lama. Melansir laman NASA pada Rabu (03/04/2024), robot penjelajah milik NASA disertai teknologi canggih.
Mereka dimanfaatkan untuk menggantikan peran astronaut untuk berbagai misi sulit, seperti perbaikan lingkungan berbahaya, prosedur rutin, dan misi lain di luar angkasa. Robot-robot ini berjasa dalam mengetahui kehidupan luar angkasa yang menyimpan banyak pengetahuan tentang alam semesta.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Berikut robot-robot NASA yang bertugas di luar angkasa.
1. Mars Pathfinder
Robot NASA yang bertugas di luar angkasa pertama adalah Mars Pathfinder. Robot Mars Pathfinder dikirim oleh NASA untuk penelitian dalam kendaraan robot Sojournar Truth.
Mars Pathfinder merupakan robot pertama yang menyelidiki Bumi dan Bulan. Robot ini sukses memberikan manusia ilmu pengetahuan tentang Mars.
Mars Pathfinder diluncurkan pada 4 Desember 1996 dan berhasil mendarat pada 4 Juli 1997. Robot NASA ini dilengkapi tiga perangkat canggih.
Mars Pathfinder dilengkapi spectrometer X-Ray Alpha Proton (APXS) yang berfungsi menganalisis komponen batuan dan tanah. Robot ini juga dilengkapi tiga kamera sebagai pembantu rover navigasi dan menampilkan gambar planet Mars.
Tak hanya itu, Mars Pathfinder juga memiliki paket Instrumen Struktur Meteorologi atau Atmosfer yang memberikan informasi tentang lapisan atmosfer. Robot NASA pertama ini mengakhiri misinya pada 27 September 1997.
InSight
2. InSight
Robot Interior Exploration using Seismic Investigations, Geodesy and Heat Transportation atau InSight merupakan robot yang dirancang oleh NASA untuk mengamati interior planet Mars. Insight diluncurkan pada 5 Mei 2018.
Robot ini dilengkapi dengan alat canggih, seperti SEIS yang mengukur gempa bumi dan aktivitas seismik yang terjadi di dalamnya. Robot ini pun dilengkapi dengan HP (Heat Flow and Physical Properties) yang mampu mengukur panas di permukaan Mars.
Alat HP dirancang untuk panas yang mengalir di permukaan Mars. Selain itu, robot ini pun dilengkapi dengan RISE yang mengamati rotasi Mars dan eksperimen struktur interior.
InSight diluncurkan pada 5 Mei 2018 dan berhasil mendarat pada 26 November 2018. Robot ini pensiun dan berhenti bertugas pada akhir 2022 lalu, setelah lebih dari empat tahun melakukan eksplorasi di Mars.
Hal itu terjadi setelah kontrol misi di Jet Propulsion Laboratory (JPL), South California, A tidak dapat menghubungi InSight. Para peneliti menyimpulkan energi bertenaga surya wahana itu telah habis.
Seorang insinyur negara bagian menyebutnya sebagai "bus mati". Dengan debu menutupi panel surya, InSight kehilangan kemampuannya untuk mengisi ulang selama berbulan-bulan.
Advertisement
Kirobo
3. Kirobo
Kirobo menjadi robot NASA yang bertugas diluar angkasa selanjutnya. Kirobo merupakan robot pertama ruang angkasa yang dirancang oleh Jepang.
Tidak seperti robot lain yang memiliki misi serius, robot ini dirakit oleh Universitas Tokyo untuk menghibur para astronaut yang bekerja di ruang angkasa. Kirobo memiliki kemampuan untuk berbicara seperti tangan gelombang yang humanoid.
Kirobo dimodelkan seperti Astro Boy dan diciptakan oleh Tomotaka Takahashi. Robot Kirobo memiliki misi khusus untuk mengatasi masalah masyarakat yang mulai individual dan kurang komunikatif.
Kirobo bisa berdiri sendiri dan beradaptasi dengan gravitasi rendah. Versi yang lebih kecil dari robot ini juga digunakan oleh Toyota sebagai mainan yang cukup digemari.
4. Valkyrie R5
Valkyrie atau NASA R5 menjadi robot luar angkasa yang cukup populer karena kemampuannya berjalan. Tinggi robot NASA ini mencapai 1,9 m.
Proyek ini digarap dibawah komando Nicolaus Radford yang bekerja untuk Dextrous Robotic Lab, NASA JSC's. Menariknya, robot ini tak pernah dibuat untuk misi luar angkasa, melainkan diciptakan untuk kompetisi DARPA.
Kakinya dirancang kuat untuk berdiri di lingkungan terdegradasi yang dilanda bencana. Valkyrie akan bersaing dalam tantangan DARPA, yang bertujuan untuk membuat robot untuk lingkungan berbahaya, seperti tumpahan nuklir.
Valkyrie R5 telah dikembangkan sebagai bagian dari pengujian perangkat lunak Space Robotics Challenge NASA. Robot ini dilengkapi dengan sensor sonar, kamera, lengan yang bisa dilepas, dan lingkaran cahaya Tony Stark pada bagian dadanya.
Badan Antariksa mengatakan bahwa robot ini cukup tangkas untuk memasuki zona bencana dan menyediakan fungsi pencarian dan penyelamatan, termasuk memberikan informasi visual.
Kini, robot R5 itu dirancang untuk menggantikan peran astronaut di bulan. Jika memungkinkan, robot ini akan diluncurkan ke bulan dan Mars untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan sumber daya material untuk membantu astronaut bertahan hidup di sana.
Dengan kata lain, Valkyrie hanya digunakan untuk membantu tugas astronaut yang sulit dan tidak menggantikan peran astronaut sepenuhnya. Namun, ada kemungkinan robot ini didaratkan di permukaan bulan dan Mars tanpa kehadiran astronaut asli di sana.
Curiosity
5. Curiosity
Robot Curiosity diciptakan NASA sebagai robot penjelajah seukuran mobil yang dirancang untuk mempelajari Kawah Gale di permukaan Mars. Robot ini diluncurkan pada 26 November 2011 dan mendarat di Mars pada 6 Agustus 2012.
Misi Curiosity adalah mengeksplorasi peluang bertahan hidup sebuah mikroba di planet ini. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan sampel tanah dan sejarah endapan air.
Pengendali NASA memerintahkan Curiosity untuk menjalankan percobaan pengambilan sampel udara lebih lanjut selama akhir pekan. Curiosity terlihat dari pencitraan satelit yang mengawasi planet tersebut.
Pencitraan satelit menampilkan sebuah titik kecil di planet Mars yang diduga robot NASA tersebut. Robot ini dimotori oleh daya nuklir sehingga dapat bertahan lama.
Sumber energinya adalah generator termoelektrik berbasis plutonium yang bertahan hingga empat belas tahun. Curiosity sempat merekam adanya semburan metana di Mars.
Temuan ini pada dasarnya berpotensi menjadi petunjuk awal mengenai "kehidupan asing" di Planet Merah. Temuan metana oleh Curiosity dinilai oleh peneliti NASA Paul Mahaffy adalah bersifat sementara.
Semburan metana tersebut dihasilkan oleh bakteri seperti yang terjadi Bumi. Berdasarkan kriteria metana di Bumi, metana dihasilkan oleh mikroorganisme sebagai gas buang.
(Tifani)
Advertisement