Liputan6.com, Nairobi - Banjir bandang dan tanah longsor menyapu rumah-rumah dan memutus jalan utama di Kenya, menewaskan sedikitnya 45 orang dan menyebabkan puluhan orang hilang pada Senin (29/4/2024). Demikian disampaikan Kementerian Dalam Negeri Kenya.
Pejabat polisi Stephen Kirui awalnya mengatakan kepada AP bahwa Bendungan Kijabe Lama, yang terletak di daerah Mai Mahiu di Great Rift Valley yang rawan banjir bandang, runtuh, membawa serta lumpur, batu, dan pohon tumbang.
Baca Juga
Namun, dalam pernyataan Senin malam, Nakuru County mengatakan bahwa massa air yang menyebabkan banjir bandang adalah terowongan kereta api yang tersumbat.
Advertisement
Kendaraan terjerat dalam puing-puing di salah satu jalan raya tersibuk di Kenya dan paramedis merawat korban luka ketika air merendam sebagian besar wilayah.
Melansir AP, Selasa (30/4), Palang Merah Kenya mengatakan 109 orang dirawat di rumah sakit, sementara 49 lainnya dilaporkan hilang.
William Lokai mengatakan kepada Citizen TV bahwa dia terbangun oleh ledakan keras dan tak lama kemudian, air memenuhi rumahnya. Dia menyelamatkan diri melalui atap bersama saudara laki-lakinya dan anak-anaknya.
Hujan yang terus berlanjut di Kenya telah menyebabkan banjir yang menewaskan sedikitnya 169 orang sejak pertengahan Maret. Departemen meteorologi negara tersebut telah memperingatkan akan adanya lebih banyak curah hujan.
Menteri Dalam Negeri Kenya Kiture Kindiki sudah memerintahkan pemeriksaan semua bendungan dan penampungan air milik pemerintah dan swasta dalam waktu 24 jam mulai Senin sore untuk mencegah insiden serupa di masa depan. Kementerian mengatakan rekomendasi evakuasi dan pemukiman kembali akan dilakukan setelah pemeriksaan.
Otoritas Jalan Raya Nasional Kenya mengeluarkan peringatan peringatan kepada pengendara agar bersiap menghadapi lalu lintas padat dan puing-puing yang menghalangi jalan di sekitar Naivasha dan Narok, sebelah barat ibu kota, Nairobi.
Banjir Juga Melanda Negara Tetangga
Sebuah perahu terbalik di wilayah Garissa, Kenya utara, pada Minggu malam. Palang Merah Kenya mengatakan mereka telah menyelamatkan 23 orang, namun sejumlah orang masih hilang.
Banjir merendam bandara Utama Kenya pada hari Sabtu (27/4), memaksa beberapa penerbangan dialihkan.
Lebih dari 200.000 orang di seluruh Kenya dsebut terdampak banjir dan mereka mencari perlindungan di sekolah-sekolah.
Presiden William Ruto telah menginstruksikan Dinas Pemuda Nasional menyediakan lahan untuk digunakan sebagai kamp sementara bagi mereka yang terkena dampak.
Dalam perkembangan lainnya, wilayah Afrika Timur yang lebih luas turut dilanda banjir akibat hujan lebat. Di Tanzania, 155 orang dilaporkan tewas, sementara lebih dari 200.000 orang terdampak di negara tetangga, Burundi.
Advertisement