Jerman Waspada Ancaman Teror Selama Piala Eropa 2024, Salah Satunya Propaganda ISIS

Kekhawatiran menyeruak sejak ISIS menerbitkan propaganda seusai serangan di Moskow, yang mengisyaratkan betapa Piala Eropa 2024 pun layak menjadi sasaran.

diperbarui 10 Jun 2024, 12:08 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2024, 12:08 WIB
Bendera Jerman (AFP PHOTO via capitalfm.co.ke)
Ilustrasi jelang Piala Eropa 2024 di Jerman. (AFP PHOTO)

, Berlin - Piala Eropa 2024 bakal digelar dalam hitungan hari. Gempita gelaran olahraga akbar di Jerman disebut turut serta membawa kerawanan berupa ancaman serangan teror dan gangguan siber sebagai imbas invasi Rusia di Ukraina.   

Geliat terorisme di Eropa sejak serangan berdarah kelompok Islamic State atau ISIS di sebuah pusat perbelanjaan di Moskow, Rusia, akhir Maret silam turut menyita perhatian otoritas keamanan jelang Piala Eropa 2024 di Jerman.

Dengan sebanyak 51 pertandingan di 10 kota dan jutaan pengunjung dan wisatawan, penyelenggaraan turnamen sepak bola paling bergengsi di Eropa (mulai 14 Juni 2024 hingga 14 Juli 2024) itu menciptakan risiko keamanan yang nyaris tak terukur, kata Hans-Jakob Schindler dari lembaga penelitian terorisme, Counter Extremism Project, CEP, di Berlin.

"Artinya, musuh kita akan mengupayakan segala cara untuk menciptakan gangguan keamanan," ujarnya seperti dikutip dari DW Indonesia, Senin (10/6/2024), sembari mewanti-wanti betapa "semua pihak akan mengawasi Jerman dalam pekan-pekan selama ada turnamen di sini."

Kekhawatiran menyeruak sejak ISIS menerbitkan propaganda seusai serangan di Moskow, yang mengisyaratkan betapa Piala Eropa 2024 pun layak menjadi sasaran. Namun begitu, Schindler tidak meyakini bahwa sebuah serangan terkoordinasi akan didahului oleh pengumuman publik.

"Anda tidak mengiklankan serangan yang rumit," kata Schindler. "Apa yang Anda lakukan dengan mengirimkan propaganda semacam ini adalah untuk menebar rasa takut di negara-negara bersangkutan, dengan harapan bisa mendorong aktor-aktor perorangan untuk melancarkan serangan."

Meski demikian, panggilan jihad oleh ISIS terhadap pertandingan final Liga Champions Eropa tahun ini di London, Inggris, gagal menghasilkan respons yang diinginkan.

Ancaman Teror Individual

Ilustrasi Polisi Inggris (AFP)
Ilustrasi Polisi.(AFP)

Propaganda ISIS tetap diwaspadai setelah Jumat (31/5), seorang polisi tewas ditusuk pria asal Afganistan setelah menyerang seorang politisi ekstrem kanan di Kota Mannheim. Aksi tersebut diduga kuat bermotifkan agama. Pada 2016, seorang simpatisan ISIS membajak sebuah truk dan menabrak puluhan pengunjung sebuah pasar Natal di ibu kota Berlin, serta menewaskan 13 orang.

Menurut Schindler, aksi perorangan merupakan ancaman keamanan terbesar bagi Jerman saat ini.

"Sangat sulit mengidentifikasi seseorang yang tidak ada di dalam radar, yang menjadi radikal di lingkungan pertemanan atau agama, lalu memutuskan untuk menghunus pisau, pergi ke zona fans dan menusuk para pengunjung," kata Schindler.

Stadion-stadion di Jerman akan dijaga oleh beberapa lapisan pengamanan selama pertandingan. Hanya penonton dengan tiket atau terakreditasi resmi yang diizinkan memasuki arena, setelah melalui pemeriksaan ketat terhadap badan dan barang bawaan. Aparat tidak hanya disiagakan demi mencegah serangan teror, tetapi juga menghalau keributan antara penggemar.

Keamanan di sekitar fan zones diakui lebih kompleks, karena menjaring lebih banyak pengunjung di area terbuka. Pemerintah Jerman memperkirakan, sebanyak 12 juta orang akan menyemuti fan zones, dibandingkan 2,7 juta orang yang menonton di stadion. Tanpa sistem tiket, sulit menyeleksi siapa yang bisa memasuki zona penggemar.

"Sangat jelas bahwa fan zones adalah definisi klasik dari sasaran lunak serangan teror," kata Schindler. "Zona penggemar tidak bisa diabaikan dalam konsep keamanan. Zona ini harus mendapat prioritas keamanan yang sama dengan pertandingan di stadion," lanjutnya.

Polisi bersiaga dini

ilustrasi kepolisian Inggris.
ilustrasi kepolisian. (Unsplash/Ethan Wilkinson).

Meski mengkhawatirkan, risiko serangan teror sudah diantisipasi oleh pihak berwenang di Jerman.

Konsep keamanan nasional telah dikembangkan sejak dini untuk Piala Eropa. Selama turnamen, Jerman akan memberlakukan pemeriksaan perbatasan bagi kedatangan dari negara-negara Schengen lain.

Kepolisian juga sudah mengkoordinasikan informasi keamanan yang relevan dari  penjuru Eropa, sementara 300 petugas telah direkrut dari negara lain untuk membantu aparat lokal.

"Keamanan Piala Eropa mendapat prioritas utama. Semua badan keamanan bersiap dengan standar profesional tertinggi," kata Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser. "Di semua lokasi, dan di mana pun terdapat banyak orang, akan ada penjagaan polisi yang kuat."

Kepolisian Jerman juga mengantisipasi kehadiran penggemar dan tim nasional Ukraina. Dikhawatirkan, invasi Rusia akan ikut berimbas dalam bentuk serangan siber terhadap penyelenggaraan Piala Eropa atau bahkan bentrokan fisik.

"Keamanan Piala Eropa mendapat prioritas utama. Semua badan keamanan bersiap dengan standar profesional tertinggi," kata Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser. "Di semua lokasi, dan di mana pun terdapat banyak orang, akan ada penjagaan polisi yang kuat."

Kepolisian Jerman juga mengantisipasi kehadiran penggemar dan tim nasional Ukraina. Dikhawatirkan, invasi Rusia akan ikut berimbas dalam bentuk serangan siber terhadap penyelenggaraan Piala Eropa atau bahkan bentrokan fisik.

 

Undangan Terbuka Bagi Dunia

Piala Eropa 2024 - Daftar Lengkap Skuad Euro 2024
Piala Eropa 2024 - Daftar Lengkap Skuad Euro 2024 (Bola.com/Adreanus Titus)

Secara umum, Schindler yakin para penggemar bisa menikmati kejuaraan Eropa dengan santai, selama menaati peraturan dan batasan yang berlaku.

"Anda tidak perlu khawatir bahwa turnamen kali ini adalah ibarat jebakan maut yang harus Anda hadapi. Turnamen ini terorganisir dengan baik, dan dilindungi dengan baik," katanya.

"Tapi, jaminan keamanan memerlukan sedikit partisipasi dari para penggemar. Yakni, agar menghindari tindak kekerasan, perbuatan bodoh dan naif."

Menteri Dalam Negeri Faeser juga menyuarakan sentimen serupa. "Tentu saja di turnamen ini ada risikonya, dan kita harus mengenalinya," katanya.

"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mencegah serangan teroris dan hal-hal lain. Kami telah banyak melakukan antisipasi keamanan. Dan kami mengundang semua orang untuk menjadi tamu kami," tukasnya.

 

 

Infografis Larangan Aplikasi TikTok di 10 Negara Plus Uni Eropa. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Larangan Aplikasi TikTok di 10 Negara Plus Uni Eropa. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya