Kim Jong Un Puji Hubungan Korea Utara-Rusia: Kawan Seperjuangan yang Tidak Dapat Dipatahkan

Presiden Rusia diperkirakan akan mengunjungi Korea Utara paling cepat pekan depan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 13 Jun 2024, 09:04 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2024, 09:04 WIB
Kim Jong Un dan Vladimir Putin di Kosmodrom Vostochny
Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memeriksa landasan peluncuran selama pertemuan mereka di kosmodrom Vostochny di luar kota Tsiolkovsky, sekitar 200 kilometer (125 mil) dari kota Blagoveshchensk di wilayah timur jauh Amur, Rusia, pada Rabu, 13 September 2023. (Mikhail Metzel, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Pyongyang - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada hari Rabu (12/6/2024) memuji perluasan hubungan negaranya dengan Rusia di tengah laporan yang menyebutkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan segera mengunjungi negara tersebut untuk pertemuan ketiganya dengan Kim Jong Un.

Kerja sama militer, ekonomi dan lainnya antara Korea Utara dan Rusia telah meningkat tajam sejak Kim Jong Un mengunjungi Rusia pada September lalu untuk bertemu dengan Putin.

Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, dan mitra mereka yakin Korea Utara telah memasok artileri, rudal, dan senjata konvensional lainnya ke Rusia untuk mendukung perangnya di Ukraina dengan imbalan teknologi militer canggih dan bantuan ekonomi.

Kim Jong Un disebut telah mendorong peningkatan kemitraan dengan Rusia dan China dalam upaya memperkuat pijakan regionalnya dan meluncurkan front persatuan melawan AS.

Selama pertemuan mereka pada bulan September di lokasi peluncuran luar angkasa utama Rusia, Kim Jong Un mengundang Presiden Putin untuk mengunjungi Korea Utara pada waktu yang tepat dan Putin menerimanya.

Pada hari Rabu, menurut Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA), Kim Jong Un mengirimi Putin pesan ucapan selamat kepada Rusia pada Hari Nasionalnya.

"Berkat pertemuan penting antara kami di Pelabuhan Antariksa Vostochney pada September tahun lalu, hubungan persahabatan dan kerja sama (Korea Utara)-Rusia berkembang menjadi hubungan kawan seperjuangan yang tidak dapat dipatahkan," kata Kim Jong Un dalam pesan tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Korea Utara dan Vietnam

Kim Jong Un dan Vladimir Putin di Kosmodrom Vostochny
Pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un digelar saat Rusia berada dalam ketegangan sehubungan dengan serangannya ke Ukraina. (Mikhail Metzel, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Jika kunjungan Putin terealisasi, itu akan menjadi pertemuan puncak mereka yang ketiga. Pertemuan puncak pertama mereka terjadi di Vladivostok pada April 2019.

Lembaga penyiaran publik Jepang, NHK, mengutip sumber-sumber diplomatik yang tidak disebutkan namanya termasuk pejabat tinggi Rusia, melaporkan pada hari Rabu bahwa Putin sedang bersiap untuk mengunjungi Korea Utara dan Vietnam minggu depan.

NHK mengatakan Putin diperkirakan akan mengupayakan hubungan militer yang lebih kuat dengan Korea Utara ketika Rusia menghadapi kekurangan senjata dalam perang Ukraina, sementara Korea Utara diyakini menginginkan bantuan dalam teknologi luar angkasa setelah kegagalannya baru-baru ini dalam menempatkan satelit mata-mata kedua di orbit pada akhir Mei.

Harian bisnis Rusia, Vedomosti, yang juga mengutip sumber diplomatik yang tidak disebutkan namanya, mengatakan pada hari Senin bahwa Putin akan mengunjungi Korea Utara dan Vietnam dalam beberapa minggu mendatang. Laporan tersebut mengutip Duta Besar Rusia di Korea Utara Alexander Matsegora yang mengatakan bahwa persiapan kunjungan Putin ke Korea Utara sedang dilakukan.


Eskalasi Konflik di Semenanjung Korea

Satelit Mata-Mata Korea Utara
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri tengah) memeriksa landasan peluncuran roket Soyuz selama pertemuan mereka di kosmodrom Vostochny, luar Kota Tsiolkovsky, sekitar 200 kilometer (125 mil) dari Kota Blagoveshchensk di wilayah Amur timur jauh, Rusia, Rabu (13/9/2023). Korea Selatan menilai kemungkinan besar dukungan Rusia-lah yang memungkinkan Korea Utara menempatkan satelit mata-mata ke orbit untuk pertama kalinya pada minggu ini, dan negara-negara asing dapat mengetahui apakah satelit tersebut dapat melakukan fungsi pengintaian pada awal minggu depan, kata pejabat Seoul pada Kamis, 23 November. (Mikhail Metzel, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP, File)

Baik Rusia maupun Korea Utara belum mengonfirmasi laporan mengenai rencana perjalanan tersebut. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dilaporkan kantor berita Rusia, TASS, mengatakan dalam sebuah pengarahan pada akhir Mei, "Kunjungan tersebut sedang direncanakan dan kami akan membuat pengumuman pada waktunya."

Rusia dan Korea Utara terlibat dalam konfrontasi terpisah dengan AS, yakni Rusia atas invasi mereka ke Ukraina dan Korea Utara karena kemajuan program nuklirnya. Baik Korea Utara maupun Rusia membantah tuduhan melakukan transfer senjata, yang merupakan pelanggaran terhadap sejumlah resolusi Dewan Keamanan PBB.

Pada bulan Maret, Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Wonsik mengatakan Korea Utara telah mengirimkan sekitar 7.000 kontainer berisi amunisi dan peralatan militer lainnya ke Rusia. Sebagai imbalannya, Shin mengatakan bahwa Korea Utara telah menerima lebih dari 9.000 kontainer Rusia yang kemungkinan berisi bantuan.

Baru-baru ini, ketegangan di Semenanjung Korea kembali meningkat ketika Korea Utara meluncurkan balon pembawa sampah ke arah Korea Selatan, sehingga mendorong Korea Selatan untuk melanjutkan siaran propaganda di wilayah perbatasan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya