Putra Mahkota Arab Saudi Desak Dunia Akui Negara Palestina yang Merdeka

Pangeran Mohammed bin Salman menekankan bahwa langkah tersebut sangat penting untuk mencapai perdamaian.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 19 Jun 2024, 10:07 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2024, 10:07 WIB
Mohammed Bin Salman
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed Bin Salman (MBS). (Dok. AFP)

Liputan6.com, Riyadh - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) pada hari Senin (17/6/2024) meminta komunitas internasional untuk mengakui Negara Palestina yang merdeka.

"Kerajaan memperbarui seruannya kepada komunitas internasional untuk mengakui Negara Palestina yang merdeka, berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Hal ini akan memungkinkan rakyat Palestina untuk mendapatkan hak sah mereka dan membuka jalan bagi perdamaian yang komprehensif, adil, dan abadi," demikian kantor berita negara SPA mengutip pernyataan putra mahkota Arab Saudi tersebut, seperti dilansir AlArabiya, Rabu (19/6).

MBS menekankan pentingnya menerapkan resolusi Dewan Keamanan PBB baru-baru ini, khususnya resolusi yang menganjurkan gencatan senjata segera di Jalur Gaza. Dia mendesak pula komunitas internasional mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi kehidupan di Jalur Gaza.

Pernyataan tersebut disampaikan MBS di Istana Mina, di mana dia atas nama Raja Salman, menerima tokoh-tokoh terkemuka yang menunaikan ibadah haji tahun ini.

Otoritas Palestina Terancam Runtuh

Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas (AFP Photo)
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas (AFP Photo)

Sementara itu, Otoritas Palestina (PA) bisa saja runtuh dalam beberapa bulan mendatang. Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide pada hari Senin.

Eide merujuk pemicunya pada kurangnya dana, kekerasan yang terus berlanjut, dan fakta bahwa setengah juta warga Palestina tidak diizinkan bekerja di Israel.

"Situasinya sangat mengerikan. Otoritas Palestina, yang bekerja erat dengan kami, memperingatkan kami bahwa mereka mungkin akan runtuh pada musim panas ini," kata Barth Eide kepada Reuters.

"Jika mereka runtuh, itu berarti akan ada Gaza lain, yang akan berdampak buruk bagi semua orang."

Norwegia memimpin kelompok donor internasional untuk Palestina dan merupakan pendukung Otoritas Palestina.

Otoritas Palestina sendiri adalah badan pemerintah yang dikendalikan faksi Fatah, yang saat ini menjalankan kontrol sipil parsial atas Tepi Barat yang diduduki.

 

Israel Bunuh 17 Orang di 2 Kamp Pengungsi Gaza

Jalur Gaza Palestina
Seorang anak laki-laki Palestina duduk di reruntuhan bangunannya yang hancur akibat serangan udara Israel di Kamp Nuseirat, Jalur Gaza, Palestina, 16 Oktober 2023. (AP Photo/Hatem Moussa)

Dalam perkembangan lainnya, di Jalur Gaza tengah, serangan udara Israel di kamp pengungsi Al-Nuseirat dan Al-Bureij dilaporkan menewaskan 17 warga Palestina pada Selasa (17/6).

"Setiap jam penundaan, Israel membunuh lebih banyak orang, kami menginginkan gencatan senjata sekarang," kata Khalil (45), seorang guru, yang kini mengungsi bersama keluarganya di Kota Deir Al-Balah di Jalur Gaza tengah kepada Reuters melalui aplikasi chat.

"Cukup atas darah kami, saya tegaskan kepada Israel, Amerika Serikat, dan para pemimpin kami juga. Perang harus dihentikan."

Militer Israel tidak memberikan komentar langsung mengenai 17 kematian tersebut, namun mengatakan pasukannya terus beroperasi melawan faksi militan di wilayah tengah Jalur Gaza.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya