Liputan6.com, Andalusia - Banyak yang  mengatakan bahwa wine atau minuman anggur semakin tua kualitasnya semakin baik... Tetapi bagaimana jika anggur tersebut berusia lebih dari 2.000 tahun?
Pada tahun 2019, seperti dilansir dari Euronews, Jumat (28/6/2024), ketika sebuah keluarga sedang merenovasi rumah mereka di Kota Andalusia, Carmona, mereka secara tak terduga menemukan nekropolis Romawi yang sangat terawat di bawah properti mereka.
Baca Juga
Di dalam makam kuno tersebut terdapat apa yang sekarang diakui sebagai minuman anggur tertua di dunia yang diawetkan, yang masih dalam bentuk cairan.
Advertisement
Anggur yang dulunya berwarna putih tetapi telah berubah menjadi kecokelatan kemerahan selama berabad-abad, ditemukan di dalam guci kaca bersama dengan sisa-sisa manusia yang dikremasi.
Uji coba yang dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Cordoba menemukan bahwa cairan tersebut awalnya merupakan anggur lokal mirip sherry.
Menurut sebuah studi yang baru-baru ini diterbitkan dalam Journal of Archaeological Science: Reports, makam tersebut berasal dari paruh pertama abad pertama Masehi dan memiliki delapan ceruk pemakaman yang diukir di dindingnya.
Enam dari ceruk tersebut berisi guci yang terbuat dari kaca, timah, batu kapur, atau batu pasir, masing-masing berisi sisa-sisa manusia.
Dua guci di antaranya bertuliskan nama Senicio dan Hispanae.
Anggur itu ditemukan dalam guci kaca lain. Di dalam hampir lima liter cairan kemerahan itu, terdapat tulang-tulang kremasi seorang pria dan sebuah cincin emas.
Anggur yang Dibuat dari Anggur Putih
Para peneliti berhasil mengidentifikasi bahwa cairan tersebut sebenarnya adalah minuman anggur setelah menganalisis komposisi kimianya.
Tidak adanya asam syringic dan produk dekomposisi anggur merah membuat para peneliti menyimpulkan bahwa anggur tersebut dibuat dari anggur putih secara khusus.
Sebelum penemuan anggur dalam guci ini, anggur tertua yang diketahui telah diawetkan dalam bentuk cair adalah botol anggur Speyer, yang ditemukan dari makam Romawi di dekat kota Speyer, Jerman pada tahun 1867.
Botol tersebut, yang bertanggal antara tahun 325 dan 350 Masehi, adalah botol anggur tertua yang diketahui masih tertutup rapat. Sejak penemuannya, botol ini telah dipamerkan di bagian Museum Anggur di Museum Sejarah Palatinate di Speyer.
Advertisement
Pabrik Anggur Era Bizantium Berusia 1.500 Tahun Ditemukan di Israel
Pada 2021, para arkeolog mengatakan bahwa mereka juga menemukan pabrik anggur yang diklaim dari era Bizantium terbesar di dunia.
Penemuan tersebut terletak di dekat lapangan sepak bola dan pinggiran kota di Israel tengah.
Melansir dari laman NPR, pabrik anggur berusia 1.500 tahun tersebut diyakini telah menghasilkan salah satu anggur putih terbaik di Mediterania pada zaman itu.
Pabrik anggur tersebut dipuji-puji dalam literatur era Bizantium dan dikenal sebagai Vinum Gazetum atau anggur Gaza karena diekspor dari kota pelabuhan kuno di dekat Gaza modern.
Para arkeolog menemukan kompleks besar yang terdiri dari lima alat pemeras anggur, empat gudang besar untuk menyimpan anggur, tempat pembakaran kendi anggur dari tanah liat, serta puluhan ribu pecahan kendi.
Para arkeolog memperkirakan kilang anggur itu dapat menghasilkan antara dua hingga tiga liter anggur setiap tahun.
"Proporsi di sini luar biasa," kata Elie Haddad, seorang arkeolog Otoritas Barang Antik Israel yang ikut mengarahkan penggalian selama dua tahun di pinggiran Yavne, selatan Tel Aviv.
Para arkeolog sempat dipanggil untuk meninjau area tersebut sebelum sebuah jembatan layang dibangun di sana.
Tiap alat pemeras anggur yang ditemukan meliputi area seeluas sekitar 2.400 kaki persegi. Â Di sekitar lantai tapak adalah tempat buah anggur dihancurkan dengan telapak kaki, ada pula kompartemen untuk memfermentasi anggur dan tong segi delapan besar untuk menampung anggur.
Alat Pemeras Anggur Berusia 2.300 Tahun juga Ditemukan
Penggalian tersebut juga menemukan lebih banyak lagi alat pemeras anggur kuno yang berusia sekitar 2.300 tahun.
Penemuan ini membuktikan bahwa tradisi pembuatan anggur yang sudah berlangsung lama di daerah itu.
Talmud, buku yang berisi tentang diskusi para rabi mengenai hukum, etika, kebiasaan, dan sejarah, menuliskan "kebun anggur Yavne" yang menceritakan tentang orang bijak agama Yahudi berkumpul setelah penghancuran Yerusalem pada tahun 70M.
Kota kosmopolitan Kuno Yavne adalah rumah bagi orang-orang Yahudi, Samaria, Kristen, dan lainnya.
Tidak diketahui siapa yang mengoperasikan pabrik anggur tua itu. Namun, para arkeolog mengatakan bahwa dekorasi cangkang kerang yang besar dan rumit menunjukkan bahwa pemiliknya adalah orang kaya.
Para arkeolog juga menemukan beberapa amphorae tanah liat yang benar-benar utuh dan ramping, tempat anggur disimpan untuk diekspor.
Jenis tempat anggur serupa juga telah ditemukan di Jalur Gaza, di mana mereka dipajang di museum dan menjadi bukti saat Gaza bukan daerah konflik yang diblokade, melainkan portal ke dunia kuno.
Advertisement