Liputan6.com, Manila - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,7 melanda Pulau Mindanao, di Filipina selatan, pada 11 Juli, menurut German Research Center for Geosciences (GFZ)/Pusat Penelitian Geosains Jerman (GFZ).
Gempa itu berada pada kedalaman 630 km, kata GFZ seperti dikutip dari Straits Times, Kamis (11/7/2024).
Baca Juga
Badan seismologi Filipina mengatakan dalam sebuah peringatan bahwa gempa dalam di lepas pantai diperkirakan tidak menimbulkan kerusakan tetapi diperkirakan akan terjadi gempa susulan.
Advertisement
Institute of Volcanology and Seismology (Institut Vulkanologi dan Seismologi) Filipina merevisi kekuatan gempa lepas pantai yang mengguncang Provinsi Sultan Kudarat di Filipina selatan pada Kamis pagi menjadi 7,1 dari 6,5.
Lembaga tersebut awalnya melaporkan gempa Filipina yang terjadi pada pukul 10:13 waktu setempat itu berkekuatan megnitudo 6,5 sementara versi GFZ 6,7.
Dalam laporan terkini, mengutip Xinhua, lembaga tersebut mengatakan gempa bumi Filipina itu terjadi pada kedalaman 722 kilometer, sekitar 133 kilometer barat daya Palimbang, sebuah kota pesisir.
Getaran juga dirasakan di provinsi-provinsi terdekat di Mindanao, pulau terbesar kedua di negara itu, termasuk Davao Occidental, Davao Oriental, Sarangani, Davao de Oro, Davao del Norte dan Cotabato.
Lembaga tersebut menyatakan gempa tektonik tersebut akan memicu gempa susulan namun tidak menimbulkan kerusakan. Seraya menambahkan, gempa tersebut tidak akan memicu tsunami.
Filipina yang merupakan negara kepulauan sering mengalami aktivitas seismik karena lokasinya di sepanjang "Cincin Api" Pasifik.
Gempa M 6,7 Guncang Filipina Selatan, Kekuatan Besar tapi Tidak Picu Tsunami dan Getaran Hampir Tak Terasa
Filipina diguncang gempa dengan kekuatan cukup besar.
"Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,7 mengguncang lepas pantai Filipina selatan pada hari Selasa (9/1/2024)," kata Survei Geologi AS seperti dikutip dari dari AFP.
Menurut pihak berwenang setempat, sejauh ini belum ada laporan mengenai korban jiwa atau kerusakan akibat gempa bumi tersebut.
Gempa terjadi pada kedalaman 70 kilometer (43 mil) sekitar 100 kilometer tenggara Kota Sarangani di lepas Pulau Mindanao, kata USGS.
Menurut Sistem Peringatan Tsunami AS dan badan seismologi Filipina, gempa tersebut tidak memicu peringatan tsunami.
"Atas karunia Tuhan, bencana ini tidak sekuat itu di provinsi kami," kata Sersan Utama Ian Roy Balandan dari kantor polisi Provinsi Sarangani di Mindanao.
Balandan mengatakan kepada AFP, belum ada laporan mengenai korban jiwa atau kerusakan infrastruktur atau rumah akibat gempa Filipina terkini itu. "Itu sangat ringan. Orang-orang hampir tidak merasakannya," katanya.
Harly Sauro, seorang pejabat bencana di Kota Sarangani, sekelompok pulau kecil yang merupakan bagian dari Provinsi Davao Occidental, mengatakan gempa tersebut tidak menimbulkan kerusakan atau korban jiwa, namun "mengganggu tidur beberapa orang".
Gempa bumi sering terjadi di Filipina, yang terletak di jalur Cincin Api Pasifik, sebuah busur aktivitas seismik dan vulkanik yang intens yang membentang dari Jepang hingga Asia Tenggara dan melintasi cekungan Pasifik.
Kendati demikian sebagian besar gempa terlalu lemah untuk dirasakan manusia.
Desember 2023 lalu, gempa bumi Filipina dilaporkan terjadi di Mindanao. Berkekuatan Magnitudo 7,6 dan sempat memicu peringatan tsunami. Setidaknya tiga orang tewas dalam gempa ini.
Advertisement
Gempa Filipina, 1 Orang Tewas Tertimbun Tembok Rumah 4,5 Meter dan Ada 500 Lebih Gempa Susulan
Sementara itu, gempa bumi lepas pantai berkekuatan magnitudo 7,4 -- sebelumnya diberitakan sejumlah media bermagnitudo 7,5 dan 7,6 -- yang melanda Filipina selatan pada Sabtu 2 Desember 2023 malam telah menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai dua lainnya, lapor Xinhua pada Minggu (3/12/2023) mengutip otoritas setempat.
Kantor pengurangan bencana setempat melaporkan bahwa seorang wanita dari Kota Tagum di Provinsi Davao del Norte tewas ketika tembok rumahnya runtuh. Suami dan anaknya terluka.
Associated Press mengutip kepala mitigasi bencana kota itu, Shieldon Isidoro, menyebut korban tewas adalah seorang wanita hamil meninggal setelah dia, suami dan putrinya tertimpa tembok beton setinggi 15 kaki (4,5 meter) yang runtuh di lingkungan mereka saat tanah berguncang dan mendorong mereka untuk melarikan diri dari rumah mereka.
National Disaster Risk Reduction and Management Council atau Dewan Nasional Pengurangan Risiko dan Manajemen Bencana masih mengkaji dampak gempa dan belum mengkonfirmasi adanya korban jiwa atau cedera akibat gempa.
Dalam laporan terbaru pada hari Minggu, mengutip TheSunDaily.my, Philippine Institute of Volcanology and Seismology atau Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina disebut meningkatkan kekuatan gempa Filipina terkini dari 6,9 menjadi 7,4.
Lembaga tersebut mengatakan gempa yang terjadi pada pukul 22.37 waktu setempat (GMT 14.37) terjadi pada kedalaman 25 km, sekitar 30 km timur laut Kota Hinatuan.
Lembaga tersebut mengatakan gempa tektonik yang dirasakan di sebagian Pulau Mindanao dan Filipina tengah akan menimbulkan kerusakan. Lembaga ini telah mencatat lebih dari 500 gempa susulan hingga Minggu pagi, beberapa di antaranya berkekuatan lebih dari magnitudo 5 dan 6.
Sempat Keluarkan Peringatan Tsunami
Pemerintah juga mengeluarkan peringatan tsunami pada Sabtu malam, yang mendorong warga yang tinggal di daerah pesisir dekat pusat gempa untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi atau pindah lebih jauh ke daratan.
Warga kembali ke rumah setelah lembaga mencabut peringatan tsunami dipicu gempa bumi Filipina terkini tersebut.
Penjaga Pantai Filipina mengatakan pada Minggu pagi bahwa semua kapal dan pesawat disiagakan untuk siap diberangkatkan.
November 2023 lalu, gempa lepas pantai berkekuatan magnitudo 6,8 yang melanda sekitar 34 km barat laut kota Sarangani dengan kedalaman 72 km, menyebabkan sedikitnya sembilan kematian, menurut pihak berwenang Filipina.
Gempa Magnitudo 6,2 Guncang Filipina Picu Warga Panik Berlarian Keluar Gedung, Dipicu Gunung Mayon Meletus?
Selain itu, gempa bumi mengguncang sebagian Filipina barat daya ibu kota pada Kamis 15 Juni 2023. Kendati demikian hingga berita ini dimuat belum ada laporan segera mengenai kerusakan besar atau korban jiwa.
"Gempa pagi bermagnitudo 6,2 terjadi di dekat Hukay dan sekitar 120 kilometer (75 mil) di bawah permukaan, menurut US Geological Survey (USGS) atau Survei Geologi AS seperti dikutip dari Associated Press.
Hukay berjarak sekitar 140 kilometer (87 mil) dari Manila.
Gempa Filipina kali ini dilaporkan memiliki pusat di kedalaman, yang sering dirasakan secara luas tetapi dengan potensi yang lebih kecil untuk menyebabkan kerusakan besar.
National Disaster Risk Reduction and Management Council atau Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Filipina mengatakan tidak ada laporan segera mengenai kerusakan besar atau cedera, tetapi evaluasi wilayah terdampak gempa tengah dilakukan pihak berwenang.
Filipina sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi karena lokasinya yang berada di jalur Ring of Fire atau Cincin Api, sebuah busur patahan seismik di sekitar Ssamudra Pasifik.
Gunung berapi Mayon, yang paling aktif di Filipina, saat ini sedang meletus dan meskipun sejauh ini tidak terlalu kencang, masih memaksa sekitar 18.000 orang mengungsi dari daerah di provinsi timur laut Albay.
Kepala polisi Kota Calatagan Emil Mendoza mengatakan dia dan stafnya bergegas keluar setelah gempa, yang juga dirasakan di jantung negara berpenduduk padat, termasuk Manila.
"Gempa cukup kuat. Kami sampai lari keluar," kata Mendoza kepada AFP.
Tidak ada laporan segera tentang korban atau kerusakan, katanya lagi.
Petugas dari badan bencana Filipina Calatagan Ronald Torres mengatakan gempa berlangsung antara 30 detik dan satu menit.
Gempa membuat orang bergegas keluar dari gedung-gedung di ibu kota.
Diego Mariano, petugas informasi di kantor pertahanan sipil, mengatakan pihak berwenang sedang menilai dampak gempa tersebut.
"Sampai sekarang, tidak ada kerusakan besar atau korban jiwa pada waktu pelaporan. Penilaian masih berlangsung,” kata Mariano kepada wartawan.
Advertisement