Survei: Mayoritas Pemilih Partai Demokrat Minta Agar Joe Biden Mundur dari Pilpres AS

Permintaan mundurnya Joe Biden terungkap berdasarkan hasil survei terbaru yang dilakukan The Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research

oleh Tim Global diperbarui 18 Jul 2024, 19:19 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2024, 19:19 WIB
Joe Biden dan Kamala Harris Resmi Pimpin Amerika Serikat
Presiden Joe Biden berbicara selama Pelantikan di US Capitol di Washington, Rabu (20/1/2021). Joe Biden mengalahkan Donald Trump di pemilu AS 2020 dengan perolehan 81 juta suara. (AP Photo/Patrick Semansky, Pool)

Liputan6.com, Washington D.C - Hampir dua pertiga pemilih Partai Demokrat meminta agar Presiden Amerika Serikat Joe Biden mundur dari proses pilpres AS. Mereka bahkan meminta agar partainya mengusung calon lain.

Hal ini terungkap berdasarkan hasil survei terbaru yang dilakukan The Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research, dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (18/7/2024).

Sebagian besar survei itu dilakukan sebelum percobaan pembunuhan terhadap Trump saat ia berkampanye di Pennsylvania pada Sabtu (13/7) lalu.

Belum jelas apakah penembakan itu memengaruhi persepsi masyarakat mengenai Biden, tapi sejumlah kecil wawancara survei yang dilakukan setelah penembakkan tidak menunjukkan indikasi membaiknya prospek Biden.

Hanya sekitar 30 persen pemilih partai Demokrat yang amat sangat atau sangat percaya bahwa Biden memiliki kapasitas mental untuk menjalankan tugas sebagai presiden dengan baik, turun dari hasil survei AP-NORC pada Februari lalu sebesar 40 persen.

Pemilih Partai Demokrat juga cenderung mengatakan bahwa mereka tidak puas dengan Biden sebagai capres mereka saat ini dibandingkan sebelum Biden memberikan penampilan yang buruk pada debat pilpres bulan lalu.

Sekitar separuh responden tidak puas, naik dari yang sebelumnya hanya sekitar 40 persen dalam survei AP-NORC pada Juni lalu.

Masyarakat AS cenderung melihat Donald Trump lebih mampu (42 persen) memenangkan pemilu AS 2024 daripada Biden (18 persen). Sekitar seperempat responden menilai Biden dan Trump punya kesempatan yang sama untuk menang.

Hanya sepertiga pemilih Demokrat yang percaya Biden bisa menang atas Trump, sementara sekitar 30 persen menganggap keduanya punya kesempatan yang sama dan 16 persen menilai Trump akan menang.

 

Pemilih Partai Republik yakin Trump Akan Menang

Dengan Telinga Diperban, Donald Trump Hadiri Konvensi Nasional Partai Republik 2024
Donald Trump resmi memenangkan nominasi sebagai calon presiden dari Partai Republik dan memilih seorang loyalis sayap kanan sebagai calon wakil presiden. (Brendan SMIALOWSKI/AFP)

Di sisi lain, sebagian besar pemilih Partai Republik yakin Trump akan menang.

Meski hasil survei tampak kelam bagi kubu Demokrat, sebanyak 40 persen responden dewasa menilai Biden lebih jujur dari Trump. Hanya 20 persen yang berpikir sebaliknya.

Wakil Presiden AS Kamala Harris turut mendapat sorotan di tengah pembicaraan soal perlu-tidaknya Biden mundur. Jajak pendapat menunjukkan bahwa tingkat popularitasnya sama seperti Biden, tapi jumlah warga Amerika Serikat yang memiliki pendapat negatif tentangnya sedikit lebih rendah dari Biden. Sekitar 60 persen pemilih Demokrat menyebut Harris bisa menjadi seorang presiden yang baik, sementara 20 persen menganggap tidak.

Jajak pendapat yang dilakukan atas 1.253 responden dewasa pada 11-15 Juli itu menggunakan sampel yang diambil dari Panel AmeriSpeak berbasis probabilitas NORC, yang dirancang untuk mewakili penduduk Amerika. Margin kesalahan pengambilan sampel seluruh responden survei adalah plus minus 3,8 persen.

Kampanye Pilpres AS Terancam Terganggu Usai Insiden Penembakan Donald Trump

Donald Trump Ditembak Saat Kampanye
Ketika hendak meninggalkan panggung, Trump dilaporkan masih bisa mengepalkan tangan ke arah hadirin. (AP Photo/Evan Vucci)

Pertumpahan darah di Pennsylvania meninggalkan bekas abadi pada banyak warga di Amerika Serikat. Lantaran insiden penembakan mantan presiden AS Donald Trump menunjukkan longgarnya keamanan bagi petinggi negara.

Itu juga merupakan momen dramatis dalam sejarah politik Amerika Serikat yang pasti akan diputar ulang video dan fotonya.

Dalam pidatonya, Presiden Joe Biden meminta warga Amerika Serikat untuk mendinginkan suhu politik saat kampanye pilpres AS, dikutip dari BBC.

"Itu tidak boleh menjadi penyebab kerusuhan," katanya memperingatkan.

"Betapa pun kuatnya keyakinan kita, kita tidak boleh melakukan kekerasan."

Serangan itu telah mulai mengalir melalui dialog partisan Amerika Serikat, karena banyak anggota Partai Republik mengutuk Joe Biden dan Demokrat karena menciptakan lingkungan retorika yang mendukung kekerasan.

 

Respons Donald Trump

Donald Trump
Kandidat Partai Republik Donald Trump terlihat dengan wajah berlumuran darah dikelilingi oleh agen dinas rahasia saat ia turun dari panggung pada acara kampanye di Butler Farm Show Inc. di Butler, Pennsylvania, 13 Juli 2024. (Rebecca DROKE / AFP)

Pihak Republik menyebut ketika Demokrat memberikan peringatan mengerikan tentang mantan presiden AS yang menjadi diktator dan mengancam demokrasi sebagai contoh bahasa yang dapat menginspirasi seorang pembunuh.

Pihak Republikan juga menuduh: "Mereka telah mencoba menyingkirkannya dengan banyak cara lain, secara finansial, dan mencoba menjebloskannya ke penjara," kata Donald Trump Jr dalam sebuah wawancara televisi.

Sejumlah anggota parlemen Partai Republik menuduh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden terlibat dalam percobaan pembunuhan terhadap rivalnya dalam pemilu AS 2024, Donald Trump.

Ketika Biden mengeluarkan seruan damai pasca insiden, anggota DPR dari Partai Republik Georgia, Mike Collins menulis: "mereka berusaha menetralisir ancaman tersebut."

Infografis Deretan Penembakan Presiden dan Mantan Presiden AS, Abraham Lincoln hingga Donald Trump. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Deretan Penembakan Presiden dan Mantan Presiden AS, Abraham Lincoln hingga Donald Trump. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya