4 September 2016: Bunda Teresa Resmi jadi Santa Gereja Katolik, Hampir 2 Dekade Setelah Meninggal

Bunda Teresa dikenal atas pengabdiannya dalam melayani kelompok miskin dan terpinggirkan di India.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 04 Sep 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2024, 06:00 WIB
Bunda Teresa dikelilingi anak-anak
Bunda Teresa dikelilingi anak-anak (ABC News)

Liputan6.com, Vatikan - Sejarah mencatatkan nama Bunda Teresa, seorang biarawati Katolik, resmi menjadi seorang santa pada 4 September 2016. Ini hampir dua dekade setelah kematiannya pada 5 September 1997.

Sosok Bunda Teresa dikenal atas pelayanan dan dedikasinya untuk merawat orang miskin di India.

Paus Fransiskus mendeklarasikan Bunda Teresa dari Kalkuta sebagai orang suci Gereja Katolik Roma di hadapan ribuan orang di Lapangan Santo Petrus di Kota Vatikan —dan disambut dengan tepuk tangan meriah.

“Bunda Teresa, dalam semua aspek hidupnya, adalah penyalur belas kasih ilahi yang murah hati, yang membuat dirinya hadir bagi semua orang melalui pengabdiannya terhadap kehidupan manusia, mereka yang belum lahir dan mereka yang ditelantarkan dan dibuang… Ia bersujud di hadapan mereka yang telah kelelahan, yang ditinggalkan untuk mati di pinggir jalan, dan melihat dalam diri mereka martabat yang diberikan Tuhan…,” kata Paus Fransiskus dalam homilinya hari itu, seperti mengutip laman History.

“Hari ini, saya mewariskan sosok wanita dan kehidupan bakti yang simbolis ini kepada seluruh dunia. Semoga ia menjadi teladan kekudusan bagi Anda!” seru Paus Fransiskus.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pengabdian untuk Kelompok Miskin dan Terpinggir di India

Bunda Teresa
Bunda Teresa (BBC)

Bunda Teresa atau kerap dipanggil Mother Teresa lahir dengan nama Agnes Gonxha Bojaxhiu dari sebuah keluarga Albania di tempat yang sekarang disebut Skopje, Makedonia Utara pada tanggal 26 Agustus 1910.

Pada usia 18 tahun, Agnes bergabung dengan Suster-suster Loreto, sebuah ordo Katolik Irlandia yang memiliki misi di India. Ia mengucapkan kaul persaudaraan pertamanya pada tahun 1931 dan mengajar di sebuah sekolah menengah Katolik di Kalkuta (sekarang Kolkata) selama 17 tahun.

Namun, melihat kemiskinan yang ekstrem di luar tembok biara, Bunda Teresa merasa tergerak untuk meninggalkan sekolah tersebut pada tahun 1948 dan fokus melayani orang-orang paling miskin dan rentan di daerah kumuh kota tersebut.


Miliki Ordo Sendiri

20160904-Penobatan Bunda Teresa Sebagai Orang Suci-Vatikan
Permadani bergambar Bunda Teresa terlihat saat Kanonisasi Bunda Teresa oleh Paus Fransiskus di St. Peter, Vatikan, Minggu (4/9). Upacara penobatan ini digelar sehari sebelum peringatan 19 tahun kematian Bunda Teresa di Kalkuta, India. (Vincenzo Pinto/AFP)

Pada tahun 1950, Bunda Teresa mendapat izin untuk memulai ordonya sendiri yang disebut Misionaris Cinta Kasih. Sebagai bagian dari pekerjaan mereka, organisasinya membuka rumah bagi anak-anak terlantar, orang-orang dengan penyakit terminal, serta koloni bagi orang-orang yang menderita kusta.

Gerakannya itu menawarkan belas kasih dan bantuan kepada pasien AIDS, pengungsi, orang-orang dengan disabilitas, dan lainnya.

Atas dedikasi luar biasanya, ia menerima berbagai penghargaan termasuk Nobel Perdamaian tahun 1979.

Meskipun ia dibeatifikasi (istilah Gereja Katolik untuk pengakuan atau pernyataan yang diberikan oleh Gereja terhadap orang yang telah meninggal bahwa orang tersebut adalah orang yang berbahagia) oleh Gereja Katolik Roma pada tahun 2003 dan dikanonisasi pada tahun 2016, Bunda Teresa tampaknya mengalami krisis iman yang sudah berlangsung lama.

Surat-surat pribadinya, yang diterbitkan secara anumerta pada tahun 2007, mengungkapkan bahwa ia merasa telah ditelan oleh kegelapan dan tidak dapat merasakan kehadiran Tuhan selama setengah abad terakhir hidupnya. Meskipun perasaan pribadinya itu gelap, ia terus memancarkan cahaya bagi mereka yang membutuhkan.

Pada saat kematiannya di usia 87 tahun pada tahun 1997, ordonya telah berkembang hingga mencakup ratusan pusat di lebih dari 90 negara.

Infografis Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia 3-6 September 2024. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia 3-6 September 2024. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya