Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi secara aktif menyuarakan keadilan bagi Palestina di berbagai panggung diplomasi internasional.
Terbaru, pidato terakhirnya sebagai menlu di forum Sidang Majelis Umum ke-79 PBB yang digelar pekan lalu juga sebagian besar menyorot konflik di Gaza.
Baca Juga
Ia pun menyerukan agar masyarakat Indonesia juga terus ikut andil dalam menyuarakan perjuangan Palestina.
Advertisement
"Jangan pernah lelah dalam membela kebenaran dan keadilan," kata dia usai menerima penghargaan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Kamis (3/10/2024). Penghargaan itu diberikan atas kontribusi aktifnya dalam diplomasi bagi Palestina.
Menlu wanita pertama Indonesia itu menyoroti kondisi kemanusiaan di Palestina yang semakin hari, semakin mengkhawatirkan.
"Sudah lebih 41,7 ribu orang terbunuh di Palestina, 15 ribu di antaranya adalah anak-anak. Lebih dari 10 ribu orang tertimbun, lebih dari 90 ribu orang terbuka dan 70 persen perumahan hancur," tuturnya.
Dorong Pengakuan bagi Negara Palestina
Melihat kondisi itu, Menlu Retno menegaskan bahwa Indonesia tidak tinggal diam dan terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina, sambal menggalang dukungan dari lebih banyak negara untuk mengakui Negara Palestina.
"Pengakuan ini akan menempatkan Palestina dalam posisi sejajar dengan bangsa lain. Pengakuan ini akan memberikan harapan bagi bangsa Palestina," ungkap dia.
"Pengakuan ini juga merupakan cara menekan kepada Israel agar segera menghentikan kekejamannya terhadap bangsa Palestina. Indonesia urge all countries to recognize the state of Palestine."
Pengakuan ini semakin mendesak ketika Israel berusaha menjauhkan Palestina dari hak-haknya.
"Dalam pidato di depan Sidang Majelis Umum PBB kemarin, Israel sama sekali tidak menyebut Palestina," ungkap Menlu Retno.
"Tidak disebutkan yang Palestina di dalam pidato tersebut bukan tanpa maksud. Maksudnya adalah jelas, yaitu menghilangkan Palestina, menghilangkan hak-hak Palestina dan menihilkan harapan kemerdekaan Palestina dan solusi dua negara," tambahnya.
Israel, sebut Menlu Retno, juga berusaha mengubah narasi perjuangan membela Palestina menjadi hal negative melalui media sosial.
"Upaya ini sangat sistematis, hampir terjadi di semua negara. Dengan demikian, narasi kita juga harus kuat," tegasnya.
Advertisement
Perjuangan bagi Palestina Masih Panjang
Selama 10 tahun menjabat sebagai menlu, ia terus aktif menyerukan pentingnya keadilan bagi Palestina. Meski demikian, Menlu Retno menggarisbawahi bahwa perjalanan itu masih panjang.
"Perjalanan bangsa Palestina untuk mendapatkan hak-haknya masih akan panjang," kata dia.
"Kemerdekaan Palestina, upaya membela kebenaran serta keadilan memerlukan dukungan negara-negara seperti Indonesia yang secara konsisten berani mengatakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah."