Liputan6.com, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengkritik Presiden Prancis Emmanuel Macron atas seruannya untuk menghentikan pengiriman senjata ke Israel untuk digunakan di Gaza.
Sebelumnya, Macron mengatakan kepada radio France Inter bahwa "prioritasnya adalah kita kembali ke solusi politik, bahwa kita berhenti mengirimkan senjata untuk berperang di Gaza".
Baca Juga
Pada pertemuan puncak di Paris pada Sabtu (5/10/2024) presiden Prancis menegaskan kembali kekhawatirannya atas konflik di Gaza yang terus berlanjut meskipun ada seruan gencatan senjata, dan ia juga mengkritik keputusan Israel untuk mengirim pasukan darat ke Lebanon.
Advertisement
Netanyahu menanggapi: "Saya malu pada mereka," merujuk pada Macron dan pemimpin Barat lainnya yang telah menyerukan apa yang ia sebut sebagai embargo senjata terhadap Israel, dikutip dari BBC, Minggu (6/10).
Dalam sebuah video yang dirilis oleh kantornya, Netanyahu mengatakan, "Israel akan menang dengan atau tanpa dukungan mereka", menambahkan bahwa menyerukan embargo senjata adalah "aib".
Dalam sebuah wawancara dengan penyiar Prancis, yang direkam pada Selasa dan ditayangkan pada Sabtu, Macron mengatakan: "Prancis tidak mengirimkan" senjata apa pun ke Israel.
Ia menambahkan: "Saya pikir kami tidak didengar."
"Saya pikir itu adalah kesalahan, termasuk untuk keamanan Israel," katanya, seraya menambahkan bahwa konflik itu mengarah pada kebencian.
Emmanuel Macron juga mengatakan bahwa menghindari eskalasi di Lebanon adalah prioritas dan menyebut bahwa Lebanon tidak dapat menjadi Gaza baru.
Kantor Netanyahu menanggapi dengan mengatakan bahwa negara mana pun yang tidak mendukung Israel mendukung Iran serta sekutu serta proksinya.
Netanyahu berkata: "Saat Israel memerangi kekuatan barbarisme yang dipimpin oleh Iran, semua negara beradab harus berdiri teguh di sisi Israel."
"Namun, Presiden Macron dan para pemimpin Barat lainnya sekarang menyerukan embargo senjata terhadap Israel. Saya malu pada mereka."
Â
Macron: Ucapan Israel Tak Cerminkan Persahabatannya dengan Prancis
Kantor Macron kemudian mengatakan, Prancis adalah sahabat setia Israel dan menambahkan bahwa reaksi Netanyahu berlebihan dan tidak mencerminkan persahabatan antara Prancis dan Israel.
Berbicara di KTT Francophonie ke-19 di Grand Palais di Paris pada hari Sabtu, Macron mengatakan bahwa meskipun AS dan Prancis telah menyerukan gencatan senjata di Lebanon, ia menambahkan: "Saya menyesal bahwa Perdana Menteri Netanyahu telah membuat pilihan lain, telah mengambil tanggung jawab ini, khususnya, untuk operasi darat di tanah Lebanon."
Namun, Macron menegaskan kembali hak Israel untuk membela diri dan mengatakan bahwa ia akan bertemu dengan kerabat warga Prancis-Israel yang disandera di Gaza pada hari Senin.
Hari Senin akan menandai peringatan pertama serangan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, di mana sekitar 1.200 orang tewas dan 251 lainnya disandera. Lebih dari 40.000 orang telah tewas di Gaza sejak saat itu, kata kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah itu.
Advertisement