Serangan Drone Hizbullah Tewaskan 4 Tentara Israel, Keandalan Sistem Pertahanan Udara Dipertanyakan

Pertanyaan muncul, bagaimana drone Hizbullah dapat menembus begitu dalam ke wilayah Israel tanpa terdeteksi?

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 14 Okt 2024, 07:25 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2024, 07:25 WIB
Perang Israel - Lebanon
Hizbullah bersumpah akan ikut menyerang Israel demi membantu perjuangan bangsa Palestina. (AP Photo/Hussein Malla)

Liputan6.com, Tel Aviv - Empat tentara Israel tewas dan lebih dari 60 orang terluka dalam serangan drone Hizbullah ke pangkalan militer Israel pada Minggu (13/10/2024) malam.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan sebuah drone, yang diluncurkan oleh Hizbullah menghantam pangkalan militer yang berdekatan dengan Binyamina, sebuah kota di utara Tel Aviv yang terletak sekitar 64 km dari perbatasan Lebanon.

"Selain empat tentara yang tewas, tujuh tentara menderita luka parah," kata IDF seperti dilansir CNN, Senin (14/10).

Menurut layanan darurat Israel, Magen David Adom, total 61 orang terluka dalam serangan itu.

Sebelumnya, Hizbullah mengatakan pada Minggu mereka menembakkan segerombolan drone serang ke kamp pelatihan infanteri Israel di Binyamina.

Kelompok militan yang bermarkas di Lebanon itu menuturkan serangan tersebut merupakan respons atas serangan Israel di Lebanon pada hari Kamis (10/10) yang menurut Kementerian Kesehatan Lebanon menewaskan 22 orang dan melukai 117 orang.

Hizbullah menjelaskan pihaknya menargetkan Brigade Golani, sebuah unit infanteri dari IDF yang dikerahkan di Lebanon selatan. Klaim tanggung jawab atas serangan muncul tidak lama setelah kelompok militan itu merilis pesan audio dari pemimpinnya yang terbunuh Hassan Nasrallah yang menyerukan para anggotanya untuk "mempertahankan rakyat Anda, keluarga Anda, negara Anda, nilai-nilai Anda, dan martabat Anda".

Sistem pertahanan udara Israel cenderung sangat andal, namun pada hari Minggu, tidak ada laporan peringatan di wilayah Binyamina pada saat serangan. 

Hizbullah mengaku telah menembakkan puluhan roket ke kota-kota di Israel utara, Nahariya dan Acre, untuk menyerang sistem pertahanan udara Israel, sementara pada saat yang sama meluncurkan kawanan drone.

"Drone-drone ini berhasil menembus radar pertahanan Israel tanpa terdeteksi dan mencapai targetnya di kamp pelatihan Brigade Golani di Binyamina," kata Hizbullah.

Juru bicara utama IDF Laksamana Muda Daniel Hagari menyatakan militer akan menyelidiki bagaimana drone bisa tembus tanpa membunyikan alarm di pangkalan.

"Kami akan pelajari dan menyelidiki insiden itu," katanya dalam sebuah pernyataan video dari pangkalan itu. "Ancaman UAV adalah ancaman yang kami hadapi sejak awal perang. Kami perlu meningkatkan pertahanan kami," tambahnya.

Serangan Binyamina terjadi hampir dua pekan setelah Israel melancarkan operasi darat di Lebanon selatan. IDF bersikeras bahwa operasi itu "terlokalisasi" dan "terbatas" - meskipun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa mereka mungkin sedang mempersiapkan invasi yang lebih luas.

IDF telah mengeluarkan perintah evakuasi untuk seperempat wilayah Lebanon dan mengerahkan unit-unit dari empat divisi IDF yang berbeda ke daerah perbatasan, sementara juga melanjutkan kampanye pengeboman yang intens.

Lebih dari 1.500 orang tewas dan lebih dari 8.000 lainnya terluka di Lebanon sejak 16 September, ketika Israel meningkatkan kampanyenya melawan Hizbullah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya