Norwegia Akan Tingkatkan Batas Usia Minimum Pengguna Media Sosial Menjadi 15 Tahun

Langkah ini dinilai tidak hanya melindungi anak, namun juga membantu para orang tua.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 25 Okt 2024, 12:03 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2024, 12:03 WIB
Ilustrasi anak main gadget.
Ilustrasi anak main gadget. (Dok. Pixabay/StockSnap)

Liputan6.com, Oslo - Norwegia akan menerapkan batas usia minimum yang ketat untuk penggunaan media sosial, yaitu 15 tahun. Langkah ini meningkatkan kampanye yang melawan kerugian atas perkembangan otak anak-anak.

Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store mengakui bahwa hal itu akan menjadi perjuangan yang berat, namun dia mengatakan politikus harus campur tangan untuk melindungi anak-anak dari "kekuatan algoritma".

Meskipun Norwegia telah menetapkan batas usia minimum 13 tahun untuk penggunaan media sosial, penelitian oleh otoritas media Norwegia menunjukkan bahwa lebih dari separuh anak berusia sembilan tahun, 58 persen anak berusia sepuluh tahun, dan 72 persen anak berusia sebelas tahun sudah aktif di media sosial.

Pemerintah telah berjanji memperkenalkan lebih banyak perlindungan untuk mencegah anak-anak melanggar batasan usia – termasuk mengubah Undang-undang Data Pribadi sehingga pengguna media sosial harus berusia 15 tahun untuk menyetujui bahwa platform tersebut dapat menangani data pribadi mereka, dan mengembangkan penghalang verifikasi usia untuk media sosial.

"Ini mengirimkan sinyal yang cukup kuat," kata perdana menteri kepada surat kabar VG pada hari Rabu (23/10/2024) seperti dilansir The Guardian, Jumat (25/10).

"Anak-anak harus dilindungi dari konten yang berbahaya di media sosial. Ini adalah raksasa teknologi besar yang bersaing dengan otak anak-anak. Kita tahu bahwa ini adalah perjuangan yang berat karena ada kekuatan yang kuat di sini, namun di sinilah politik juga dibutuhkan."

Meskipun dia mengatakan bahwa dia memahami bahwa media sosial dapat menawarkan komunitas bagi anak-anak yang kesepian, ekspresi diri tidak boleh berada dalam kekuatan algoritma.

"Sebaliknya, itu dapat menyebabkan Anda berpikiran sempit dan lebih mudah menerima tanpa kritis, karena semuanya terjadi begitu cepat di layar ini," tambahnya.

Menteri untuk Anak-anak dan Keluarga Kjersti Toppe dalam pertemuan di Stavanger dengan orang tua yang berkampanye untuk regulasi daring yang lebih ketat bagi anak-anak mengatakan bahwa tindakan tersebut juga dimaksudkan untuk membantu orang tua.

"Ini juga tentang memberi orang tua rasa aman untuk mengatakan tidak. Kami tahu bahwa banyak orang benar-benar ingin mengatakan tidak, tetapi merasa tidak bisa," ungkap Toppe.

Dia menambahkan pemerintah sedang menyelidiki metode penegakan pembatasan tersebut yang tidak melanggar hak asasi manusia, seperti persyaratan untuk memiliki rekening bank.

Australia juga telah mengumumkan larangan media sosial untuk remaja dan anak-anak yang lebih muda, dengan menyebutkan larangan tersebut akan memblokir anak-anak dari media sosial dan platform digital lainnya. Batas usia belum diputuskan tetapi kemungkinan antara 14 dan 16 tahun.

Prancis sedang menguji coba larangan penggunaan ponsel di sekolah untuk siswa hingga usia 15 tahun. Jika berhasil, larangan tersebut dapat diberlakukan secara nasional mulai Januari.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya