Liputan6.com, New Delhi - Perdana Menteri India Narendra Modi menyebut kemandirian bukanlah tujuan, melainkan perjalanan. Di mana setiap tonggak sejarah memperkuat tekad bangsa untuk memetakan takdirnya secara mandiri.
Menurutnya, salah satu pilar tujuan pembangunan India telah lama menjadi gagasan Atmanirbharta, atau kemandirian.
Baca Juga
Ekonomi India, yang menempati peringkat kelima di dunia, terus berupaya memperkuat produksi dalam negeri di berbagai bidang penting termasuk manufaktur, energi, teknologi, militer, dan pertanian sambil menurunkan ketergantungan pada impor.
Advertisement
Hal ini merupakan tujuan untuk membangun negara yang kuat dan otonom yang mendukung stabilitas internasional dan melampaui kemajuan ekonomi, dikutip dari laman timeskuwait, Jumat (22/11/2024).
Peluncuran Aatmanirbhar Bharat Abhiyan tahun 2020, yang diumumkan sebagai ajakan untuk bertindak selama pandemi, sangat mempercepat jalan menuju Atmanirbharta.
Mengurangi ketergantungan pada komoditas impor, mendukung perusahaan dalam negeri, dan membangun India yang mandiri merupakan tujuan utama kampanye tersebut.
Efek berantainya telah dirasakan di berbagai sektor, mulai dari infrastruktur dan perawatan kesehatan hingga energi dan teknologi terbarukan.
Salah satu fitur terpenting Atmanirbharta adalah kapasitasnya untuk menanamkan rasa bangga dan kepemilikan di negara tersebut, yang memungkinkan rakyatnya untuk mengambil bagian dalam pembangunannya.
Meskipun program tersebut mencakup berbagai kegiatan, industri pertahanan paling mewakili kemajuan India menuju kemerdekaan saat negara tersebut beralih dari pemasok senjata menjadi pusat global untuk produksi pertahanan dalam negeri.
Pasca kemerdekaan, negara tersebut mewarisi basis industri yang terbatas, dan militernya yang baru lahir sangat bergantung pada impor untuk senjata dan peralatan. Perang pada tahun 1962, 1965, dan 1971 semakin mengungkap kerentanan dalam kesiapan pertahanan India, yang menekankan perlunya kemampuan dalam negeri.
Namun, upaya signifikan untuk memodernisasi industri pertahanan baru dimulai pada akhir abad ke-20.
Transisi Signifikan
Kemampuan pertahanan India telah mengalami transisi yang signifikan dalam dekade terakhir. Make in India dan Atmanirbhar Bharat adalah dua kebijakan yang telah memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan bagi industri militer dalam negeri.
Dengan melakukan pengeluaran yang signifikan dalam R&D dan mendorong kolaborasi antara organisasi publik dan swasta, India telah menyiapkan panggung untuk masa depannya sebagai pemain utama dalam manufaktur pertahanan.
India mencapai tonggak penting dalam FY 2023–24 dengan USD 15 miliar dalam manufaktur pertahanan dalam negeri, yang merupakan peningkatan signifikan sebesar 174% dibandingkan dengan 2014–15.
Sekitar 65% dari peralatan pertahanan negara saat ini diproduksi di dalam negeri, yang merupakan perubahan signifikan dari situasi sebelumnya di mana 70% kebutuhannya dipenuhi oleh impor.
Manufaktur Pertahanan dalam Negeri di India
Inisiatif pemerintah yang kuat seperti kampanye Make in India, yang memungkinkan untuk memproduksi sistem mutakhir seperti INS Vikrant, Sistem Senjata Artileri Dhanush, dan Pesawat Tempur Ringan (LCA) Tejas, bertanggung jawab atas pencapaian ini.
Khususnya, 16 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertahanan (DPSU), 430 badan usaha berlisensi, dan lebih dari 16.000 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mendukung sektor swasta, yang mencakup 21% dari produksi ini.
Munculnya India sebagai pusat manufaktur global ditunjukkan oleh ambisi pemerintah untuk memproduksi USD 21 miliar dalam pertahanan tahun fiskal ini dan bahkan lebih ambisius lagi yaitu USD 36 miliar pada tahun 2029.
Pembentukan Kompleks Pesawat TATA baru-baru ini di Vadodara, Gujarat, menandai tonggak penting. Sebagai Lini Perakitan Akhir (FAL) sektor swasta pertama untuk pesawat militer, fasilitas ini akan memproduksi 40 dari 56 pesawat angkut militer C-295 di India.
Prakarsa semacam itu bukan hanya tentang pembuatan perangkat keras ini merupakan transfer teknologi penting dan ekosistem pertahanan yang kuat.
Advertisement
Lonjakan Ekspor Pertahanan India
India telah muncul sebagai pemain kunci di pasar senjata global. India kini mengekspor perangkat keras militer ke lebih dari 100 negara, dengan Amerika Serikat, Prancis, dan Armenia sebagai tujuan utama.
Ekspor pertahanan India telah menunjukkan momentum yang signifikan dalam 10 tahun terakhir, meningkat dalam jumlah yang cukup besar dari USD 300 juta pada tahun 2014-15 menjadi USD 1,3 miliar pada tahun 2019-2020 dan melonjak menjadi USD 2,5 miliar pada tahun 2023-2024.
Ekspor pertahanan India meningkat lebih dari 700%, dari USD 300 juta pada tahun 2014-15 menjadi USD 2,5 miliar pada tahun 2023-2024.
Rekor pertumbuhan nilai ekspor ini didorong oleh kebijakan dan inisiatif pemerintah yang mendukung basis manufaktur pertahanan yang kuat. Hal ini menunjukkan komitmen India yang teguh untuk menjadikan India sebagai pusat manufaktur global.
Kebijakan Strategis Dorong Lintasan Pertumbuhan Berkelanjutan
Keberhasilan India dalam manufaktur pertahanan didukung oleh inisiatif pemerintah yang berpikiran maju:
Kebijakan FDI yang diliberalisasi: Batasan untuk Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) dalam pertahanan ditingkatkan menjadi 74% melalui jalur otomatis dan 100% melalui jalur pemerintah untuk proyek-proyek yang padat teknologi.
Alokasi Anggaran: Alokasi rekor sebesar USD 75 miliar untuk Kementerian Pertahanan pada tahun anggaran 2024-2025 mencerminkan komitmen pemerintah terhadap modernisasi dan indigenisasi.
Pengadaan Prioritas: Prosedur Akuisisi Pertahanan (DAP)-2020 memprioritaskan pengadaan dalam negeri. Daftar Indigenisasi Positif: Embargo impor lebih dari 5.000 item telah memacu produksi dalam negeri.
Advertisement