Serangan Pisau di Jerman, 2 Orang Tewas Ditikam Termasuk Balita

Herrmann mengatakan tersangka penikaman, seorang warga negara Afghanistan berusia 28 tahun, telah menjadi perhatian pihak berwenang setidaknya tiga kali karena melakukan tindak kekerasan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 23 Jan 2025, 09:13 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2025, 09:13 WIB
Kendaraan penyelamat di dekat lokasi penusukan/penikaman di Bavaria, Jerman. (AP)
Kendaraan penyelamat di dekat lokasi penusukan/penikaman di Bavaria, Jerman. (AP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Bavaria - Dua orang, termasuk seorang anak laki-laki berusia 2 tahun, tewas dan tiga lainnya terluka dalam serangan penusukan di Bavaria pada hari Rabu (23/1/2025) Tersangka, seorang mantan pencari suaka yang seharusnya meninggalkan Jerman, ditangkap.

Kanselir Olaf Scholz mengatakan bahwa pihak berwenang harus menjelaskan mengapa tersangka masih berada di negara itu. Dia mengatakan serangan pisau itu terjadi sebulan sebelum pemilihan nasional di mana pembatasan migrasi ilegal menjadi isu utama, harus memiliki konsekuensi.

Serangan itu terjadi sesaat sebelum tengah hari di sebuah taman di Aschaffenburg, sebuah kota berpenduduk sekitar 72.000 orang. Pejabat keamanan tinggi Bavaria, Joachim Herrmann, mengatakan penyerang menyerang anak laki-laki, yang merupakan bagian dari sekelompok anak taman kanak-kanak, dengan pisau dapur.

Herrmann mengatakan anak berusia 2 tahun asal Maroko itu tewas, bersama dengan seorang pria Jerman berusia 41 tahun yang lewat dan sepertinya campur tangan untuk melindungi anak-anak lainnya. Pejabat Bavaria mengatakan dua orang dewasa dan seorang gadis Suriah berusia 2 tahun terluka dan dibawa ke rumah sakit untuk dirawat, dan tidak ada satu pun dari mereka yang dalam bahaya.

"Pejalan kaki lain mengejar tersangka dan dia ditangkap 12 menit setelah serangan," kata Herrmann.

Herrmann mengatakan tersangka, seorang warga negara Afghanistan berusia 28 tahun, telah menjadi perhatian pihak berwenang setidaknya tiga kali karena melakukan tindak kekerasan. Pada setiap kesempatan, dia dikirim untuk perawatan psikiatris dan kemudian dibebaskan.

Tersangka penikaman diyakini telah tiba di Jerman pada November 2022 dan mengajukan suaka pada awal 2023, tutur Herrmann. Pada 4 Desember, dia memberi tahu pihak berwenang bahwa dia akan meninggalkan negara itu secara sukarela dan akan meminta dokumen dari konsulat Afghanistan. Seminggu kemudian, otoritas Jerman secara resmi menutup proses suaka dan menyuruhnya pergi.

Polisi akan bekerja selama beberapa hari mendatang untuk mengidentifikasi motifnya, imbuh Herrmann, seraya menambahkan bahwa kecurigaan sejauh ini mengarah pada penyakit kejiwaannya. Penggeledahan pertama di kamarnya di rumah pengungsi tidak menemukan bukti bahwa ia memiliki pandangan Islam radikal, dan hanya menemukan obat yang sesuai dengan perawatan psikiatrisnya, katanya.

Serangan itu dinilai sensitif secara politis sebulan sebelum pemilihan umum nasional Jerman.

 

 

Kanselir Olaf Scholz Mengutuk Penikaman

Kanselir Jerman Olaf Scholz
Kanselir Jerman Olaf Scholz (Dok. AFP)... Selengkapnya

Kanselir Olaf Scholz kemudian mengeluarkan pernyataan tegas yang mengutuk apa yang disebutnya sebagai "tindakan teror yang tidak dapat dipahami."

"Saya muak dengan tindakan kekerasan seperti itu yang terjadi di sini setiap beberapa minggu — oleh para pelaku yang datang kepada kami untuk mencari perlindungan di sini," kata Scholz . "Toleransi yang keliru tidak pantas di sini. Pihak berwenang harus menjelaskan dengan tekanan tinggi mengapa penyerang itu masih berada di Jerman."

Itu harus mengarah pada "konsekuensi langsung — tidak cukup hanya berbicara," tambah Scholz. Ia tidak menjelaskan lebih lanjut.

Setelah serangan pisau oleh seorang imigran Afghanistan di Mannheim pada bulan Mei yang menewaskan seorang polisi dan melukai empat orang lainnya, Scholz berjanji bahwa Jerman akan mulai mendeportasi penjahat dari Afghanistan dan Suriah lagi. Ia berjanji akan meningkatkan deportasi para pencari suaka yang ditolak menyusul serangan pisau di Solingen pada bulan Agustus, di mana seorang tersangka ekstremis Islam dari Suriah dituduh membunuh tiga orang.

Sebagai informasi, pada akhir Agustus 2024 Jerman mendeportasi warga negara Afghanistan ke tanah air mereka untuk pertama kalinya sejak Taliban kembali berkuasa pada tahun 2021.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya