Liputan6.com, Washington, DC - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Marco Rubio mengumumkan pada Senin (3/2/2025), dia akan menjabat sebagai administrator sementara Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), mengonfirmasi bahwa agen kemanusiaan tersebut secara de facto telah diambil alih oleh Kementerian Luar Negeri AS.
Dalam surat kepada pimpinan komite luar negeri dan anggaran Kongres pada Senin, Rubio mengatakan dia telah mendelegasikan wewenang sebagai administrator sementara kepada Pete Marocco, seorang pejabat yang diangkat oleh Donald Trump dan pernah menjabat di USAID pada masa pemerintahan pertama Trump. Marocco dituduh oleh kelompok bantuan dan pejabat terkait sengaja meruntuhkan organisasi tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Marocco, yang juga menjabat sebagai kepala bantuan luar negeri di Kementerian Luar Negeri AS, merancang arahan untuk membekukan hampir semua bantuan luar negeri AS. Seorang pejabat terkait bantuan mengatakan Marocco paham cara kerja sistem ini dan sedang meruntuhkannya secara bertahap.
Advertisement
Kabar ini muncul beberapa jam setelah Elon Musk, orang terkaya di dunia yang ditugaskan untuk merombak pemerintah federal, mengatakan bahwa Trump telah menyetujui penutupan agen tersebut. Demokrat mengatakan bahwa tindakan ini ilegal karena presiden tidak memiliki kewenangan untuk menutup sebuah badan federal tanpa berkonsultasi dengan Kongres.
Rubio dalam suratnya menuturkan pula bahwa dia telah memberi wewenang kepada Marocco untuk memulai peninjauan dan re-organisasi kegiatan USAID guna meningkatkan efisiensi dan menyelaraskan operasi dengan kepentingan nasional.
"Kementerian luar negeri dan entitas terkait lainnya akan berkonsultasi dengan Kongres dan komite-komite yang sesuai untuk mengorganisasi dan menyerap beberapa biro, kantor, dan misi USAID," tulisnya dalam surat itu seperti dikutip dari CNN, Selasa (4/2).
Saat berbicara kepada media di El Salvador, Rubio menyatakan bahwa fungsi USAID harus selaras dengan kebijakan luar negeri AS. Dia menyebut badan tersebut sama sekali tidak responsif.
Saat disinggung tentang pentingnya pekerjaan USAID bagi keamanan nasional dan kepentingan AS, Rubio menjawab, "Ada hal-hal yang dilakukan USAID yang harus terus dilakukan dan kita akan terus melakukannya."
"Ini bukan tentang mengakhiri program yang dilakukan oleh USAID, secara keseluruhan," ujar Rubio. "Ada hal-hal yang dilakukannya yang baik dan ada hal-hal yang sangat kita pertanyakan."
Rubio mengklaim telah frustrasi dengan USAID sejak masa jabatannya di Kongres. Pada tahun 2017, mantan senator ini membela pentingnya bantuan luar negeri.
"Bantuan luar negeri bukan amal. Kita harus memastikan penggunaannya yang tepat, meskipun itu hanya kurang dari 1 persen dari anggaran dan sangat penting untuk keamanan nasional kita," tulisnya di platform media sosial X.
Kata Trump tentang USAID
USAID menjadi sorotan dalam upaya reformasi pemerintah federal yang dilakukan oleh Trump dan Musk. Trump dan sekutunya berpendapat bahwa badan, yang didirikan oleh Kongres sebagai badan independen, cenderung terlalu partisan. Namun, Demokrat menolak penilaian tersebut dan berargumen Trump tidak memiliki kewenangan untuk membubarkan USAID.
Pada Senin, Trump mengungkapkan dia tidak memerlukan persetujuan Kongres untuk menutup USAID.
"Tidak, ketika menyangkut penipuan," kata Trump di Ruang Oval saat ditanya mengenai kemampuannya untuk melakukan perubahan besar pada USAID.
"Kami hanya ingin melakukan hal yang benar. Ini seharusnya sudah dilakukan sejak lama. Mereka menggila pada masa pemerintahan Joe Biden. Mereka benar-benar gila dengan apa yang mereka lakukan dan uang yang mereka berikan kepada orang-orang yang seharusnya tidak menerimanya."
Dia menambahkan, "Kami akan memberikan laporannya pada waktu yang tepat."
Saat ditekan mengenai dukungannya terhadap USAID selama masa jabatan pertama, Trump mengatakan dia menyukai "konsepnya", namun tidak pada pelaksanaan misi badan tersebut.
"Mereka menjadi radikal kiri yang gila. Konsepnya bagus, namun ini semua tentang orang-orangnya," kata Trump.
Advertisement
Peringatan tentang Krisis Konstitusional
Legislator Demokrat bereaksi dengan marah terhadap langkah-langkah yang diambil pemerintahan Trump.
"Mencoba menutup USAID melalui perintah eksekutif adalah ilegal," kata Senator Chris Van Hollen dalam konferensi pers di depan markas besar USAID di Washington, DC, pada Senin. "Elon Musk boleh menjadi diktator di Tesla. Dan dia mungkin mencoba menjadi diktator di sini di Washington, DC, tetapi dia tidak bisa menutup USAID."
Senator Chris Murphy menyebut momen ini sebagai "krisis konstitusional".
Para legislator Demokrat berpendapat bahwa USAID sangat penting bagi kebijakan luar negeri dan keamanan nasional.
Anggota DPR dari Partai Demokrat, Ilhan Omar, yang mengaku pernah merasakan manfaat layanan USAID saat kecil di kamp pengungsi, menyatakan bahwa "ketika dunia berinteraksi dengan orang AS melalui program-program yang memenuhi kebutuhan dasar, mereka dapat melihat kemanusiaan dan welas asih rakyat AS."
Kerumunan terlihat berkumpul di luar markas besar USAID, yang ditutup pada Senin, di mana staf telah diberitahu melalui email agar tetap di rumah.
Di antara mereka yang berkumpul dan bersorak-sorai dengan para anggota parlemen terdapat banyak staf USAID, beberapa di antaranya memegang poster tentang pekerjaan penyelamatan nyawa yang dilakukan badan tersebut.
Kristina Drye, seorang penulis pidato di USAID, mengatakan, "Melihat bagaimana dasar misi ini dihancurkan dengan begitu cepat benar-benar mengerikan dan tidak dapat diterima. Dampak jangka pendeknya adalah banyak orang akan mati."
Logo dan foto-foto yang menunjukkan pekerjaan bantuan USAID telah dihapus dari dinding gedung markas mereka. Dan situs web serta akun media sosial USAID menghilang, digantikan dengan versi halaman yang lebih sederhana di situs web Kementerian Luar Negeri AS.
"Ini adalah kiamat di USAID," ungkap salah satu pejabat USAID.
Musk via X, platform media sosial yang dimilikinya, mengonfirmasi sikap pemerintahan Trump.
"Terkait masalah USAID ini, saya telah membahasnya dengan (presiden) secara rinci dan dia setuju bahwa kita harus menutupnya," kata Musk via X pada Senin.
Akses ke Informasi Sensitif
Pada akhir pekan, dua pejabat keamanan teratas di USAID diberhentikan sementara karena menolak memberi anggota Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) akses ke sistem di badan tersebut, meskipun personel DOGE mengancam akan memanggil penegak hukum. Hal ini diungkap beberapa sumber yang mengetahui situasi ini.
"Personel DOGE ingin mendapatkan akses ke sistem keamanan USAID dan file-data personel," kata tiga sumber.
Dua di antaranya mengatakan bahwa personel DOGE ingin mengakses informasi yang bersifat rahasia, yang hanya dapat diakses oleh mereka yang memiliki izin keamanan dan kebutuhan khusus untuk mengetahuinya.
Tiga sumber menyebutkaan bahwa akhirnya personel DOGE berhasil mengakses markas besar tersebut.
Katie Miller, juru bicara DOGE secara tidak langsung mengonfirmasi pada Minggu (2/2) bahwa personel DOGE telah mengakses informasi rahasia.
"Tidak ada materi yang bersifat rahasia diakses tanpa izin keamanan yang sesuai," tulisnya di X.
Pekerja USAID telah diberitahu pekan lalu bahwa Google Drive badan itu sekarang dapat diakses dari Kementerian Luar Negeri AS.
"Kami telah secara resmi diberitahu bahwa Kementerian Luar Negeri AS sekarang memiliki akses ke semua dokumen internal kami dan seluruh rangkaian file, dokumen, semuanya — semua sistem kami," kata seorang pekerja USAID.
Advertisement