Liputan6.com, Washington D.C - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dalam pertemuan di Gedung Putih, Jumat (7/2/2025), menyatakan bahwa hubungan antara kedua negara telah memasuki "zaman keemasan baru."
Kekhawatiran sempat muncul di Jepang mengenai bagaimana Ishiba akan menjalin hubungan dengan Trump yang kerap bersikap tak terduga, terutama dalam pertemuan pertama mereka. Namun, kedua pemimpin saling memuji satu sama lain. Trump bahkan memberikan foto mereka berdua yang diambil di Ruang Oval kepada Ishiba.
Advertisement
Baca Juga
"Saya berharap saya setampan dia, tetapi ternyata tidak," canda Trump dalam konferensi pers, seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu (9/2).
Advertisement
Ia juga menegaskan komitmen penuh AS dalam menjaga keamanan Jepang serta memperkuat hubungan ekonomi kedua negara.
Sebelum pertemuan di Ruang Oval, Ishiba memuji semangat pantang menyerah Trump, yang tetap berjuang meskipun pernah mengalami percobaan pembunuhan.
"Selain itu, Anda juga akan meningkatkan upaya untuk membawa perdamaian ke dunia," ujar Ishiba.
"Dan itulah alasan mengapa Tuhan menyelamatkan Anda dalam tragedi itu."
Kunjungan Ishiba berlangsung di tengah berbagai pernyataan kontroversial Trump mengenai hubungan luar negeri, termasuk keinginannya menjadikan Kanada sebagai negara bagian AS, membeli Greenland dari Denmark, dan menguasai Terusan Panama.
Seorang pejabat senior Jepang menyatakan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk membangun kepercayaan dan kerja sama yang lebih erat antara kedua negara.Â
Ketegangan Ekonomi dan Investasi Jepang di AS
Trump baru-baru ini memberlakukan tarif 10 persen terhadap China serta tarif 25 persen terhadap Kanada dan Meksiko**, meskipun tarif untuk dua negara terakhir ditangguhkan selama dua bulan ke depan.
Pada Jumat, Trump menyatakan akan menerapkan tarif timbal balik terhadap mitra dagang AS, dengan alasan keadilan perdagangan.
"Jika suatu negara menagih kita begitu banyak, kita akan melakukan hal yang sama. Ini sangat saling menguntungkan," ujarnya.
Ishiba sendiri enggan memberikan tanggapan tegas terkait potensi tarif terhadap Jepang.
Ketegangan lain dalam hubungan AS-Jepang muncul dari keputusan mantan Presiden Joe Biden yang memblokir akuisisi U.S. Steel oleh Nippon Steel Jepang senilai USD 15 miliar, dengan alasan keamanan nasional. Meskipun Trump juga menentang kesepakatan ini, ia kini tampak lebih terbuka terhadap negosiasi.
"Mereka harus melihatnya sebagai investasi, bukan pembelian," kata Trump.
"Kami tidak menyukai ide itu. U.S. Steel adalah perusahaan yang sangat penting bagi kami."
Sebagai bagian dari komitmennya, Jepang menyatakan akan meningkatkan investasi di sektor-sektor utama AS** serta membeli lebih banyak gas alam cair (LNG) dari Amerika—agenda yang sangat didorong oleh Trump.
Advertisement
Keamanan Indo-Pasifik
Dalam pernyataan bersama, Trump dan Ishiba kembali menegaskan komitmen mereka terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, dengan memperkuat kerja sama bersama negara-negara yang memiliki visi serupa.
Di bawah kepemimpinan Fumio Kishida, Jepang telah menjadi pemain utama dalam arsitektur strategis Indo-Pasifik, yang dipromosikan oleh pemerintahan Biden untuk memperkuat pencegahan terhadap China dan Korea Utara.
Pendekatan ini menghubungkan Tokyo dengan sekutu lainnya, seperti Korea Selatan, Australia, dan Filipina, untuk menangani berbagai ancaman di Selat Taiwan, Laut China Selatan, dan Semenanjung Korea.
Meski ada beberapa penyesuaian dalam kerja sama trilateral, seorang pejabat Trump menyatakan bahwa sebagian besar inisiatif ini akan tetap berjalan seperti sebelumnya.
Selama masa jabatan pertamanya, Trump dan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe telah membentuk kerangka kerja Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, yang kemudian diperkuat dalam kelompok Quad bersama India dan Australia.
Â
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)