Liputan6.com, New York Selama bertahun-tahun Facebook jadi kambing hitam atas gangguan mental, depresi, cemburu dan ketidakpuasan emosional lain yang diderita manusia zaman kini. Peneliti bahkan menyebutkan, jejering sosial ini berkontribusi menimbulkan gangguan makan.
Seorang Profesor Psikologi di Florida State University, Pamela K. Keel, melakukan survei terhadap 960 siswi. Keel membagi siswa dalam dua kelompok. Satu kelompok menghabiskan waktu 20 menit di Facebook dan lainnya membaca Wikipedia.
"Wanita yang menghabiskan 20 menit di Facebook dilaporkan memperhatikan berat dan bentuk tubuhnya dan meningkatkan kecemasan dibanding pada perempuan dalam kondisi kontrol, yang menunjukkan Facebook memengaruhi faktor risiki gangguan makan," kata Keel seperti dilansir Cnet, Selasa (11/3/2014).
Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dalam Jurnal Eating Disorders dengan judul Do You 'Like' My Photo? Facebook Use Maintains Eating Disorder Risk.
Keel meyakini alasan meningkatnya risiko gangguan makan karena wanita yang menghabiskan waktunya di Facebook membandingkan dirinya dengan penampilan perempuan lain.
"Sekarang satu-satunya tempat Anda melihat foto wanita kurus dan ideal dengan pakaian renang bukan di sampul majalah. Teman-teman Anda yang memosting foto di halaman Facebook yang sering Anda lihat bisa mengganggu mental. Ini merupakan penggabungan yang sangat unik dari dua hal yang kita tahu ternyata bisa meningkatkan risiko gangguan makan," kata Keel.
Baca Juga
Dalam penelitian Keel, wanita yang terpengaruh dengan Facebook adalah mereka yang lebih banyak melakukan Like dan memberi komentar di postingan yang mereka buat dan orang-orang yang cenderung untag foto mereka. Lantas apa saran Keel?
"Cobalah untuk mengingat Anda adalah pribadi yang utuh, bukan objek. Sehingga tak menampilkan diri sebagai komoditas yang kemudian bisa disetujui atau tak disetujui," ujarnya.
Advertisement