Liputan6.com, London Hidup tanpa mimpi bagaikan burung tanpa sayap yang tak bisa terbang. Untuk mencapai impian, kita harus menjaga hati dan pikiran. Tapi, tanpa disadari kebiasaan sehari-hari di dalam hidup ini bisa menjadi pembunuh mimpi tersebut.
Kebiasaan dan pola perilaku begitu erat dengan kepribadian yang menjadi sifat yang melekat. Ini yang bisa membuat kita lemah dan rapuh sehingga akan mudah beralasan untuk melepas impian. Apabila kebiasaan Anda itu menjauhkan dari impian, berhati-hatilah. Anda perlu melepas kebiasan tersebut.
Berikut beberapa kebiasaan yang bisa membunuh impian di dalam hidup ini seperti dilansir LifeHack, Rabu (2/4/2014):
1. Ketakutan yang tak diketahui
Karakteristik. Orang ini selalu dikelilingi berbagai jenis ketakutan seperti takut ditolak, takut berpisah atau kehilangan, penghinaan, dan takut punah. Ketakutan yang selalu ada di dalam pikiran mencegah seseorang mengambil langkah-langkah menuju mimpinya seperti mengambil risiko dan orang ini selalu menikmati zona kenyamanan sendiri.
Ketakutan yang tak diketahui merupakan kondisi pikiran dari masa kecil kita. Misalnya saja, orangtua terus menerus mengatakan kepada anaknya agar tak pergi ke luar jika ada seorang pria janggut putih karena akan membawa pergi. Kedengarannya memang lucu saat itu, tapi pada anak-anak, hal tersebut sangat menakutkan.
Alhasil, perlahan-lahan pikiran kita mulai takut dengan hal-hal yang sebelumnya tak menyenangkan seperti berteriak kegirangan, menari yang aneh, atau mencintai orang. Orang ini bisa merasa takut diejek gila oleh masyarakat normal. Dan ketakutan ini tak terpisahkan ketika ingin menyeberangi batas-batas dalam kehidupan.
Tak berani memulai sesuatu dari awal akan membunuh mimpi kita.
2. Kecanduan rasa sakit
Karakteristik: Pecandu rasa sakit tak lagi mengikuti suara hatinya. Hidupnya hanya untuk melakukan tanggung jawab sosial tertentu dan tidak untuk sukacita batinnya. Segala sesuatu di sekelilingnya palsu dan tak berguna, termasuk emosi. Mimpinya tidak memiliki arti dan hanya fantasi.
Penderitaan yang disebabkan stres kehidupan sehari-hari dan kesibukan meningkatkan rasa sakit di tubuh. Tapi terkadang orang itu menjadi rentan terhadap stres dalam hidup ini dan mulai nyaman dengan rasa sakit.
Orang ini kemudian mulai bersuka cita menerima simpati yang timbul dari rasa sakit. Di satu sisi orang tersebut akhirnya menjadi pecandu rasa sakit yang menghasilkan simpati baik dari diri sendiri atau orang lain.
Kecanduan ini bisa menjadi begitu berbahaya dan bisa menyebabkan putus asa atau memiliki kehidupan yang suram.
3. Menunda
Karakteristik: Orang seperti ini selalu menunggu waktu yang tepat untuk memenuhi mimpinya. Dia tak pernah yakin pada saat ini dan menunda impian dan tujuannya untuk masa depan. Dia orang yang selalu menunggu kesempatan yang tepat dibandingkan menciptakan satu kesempatan.
Penundaan kini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Orang sering menunda melakukan sesuatu hingga besok. Begitu pula dengan terus menunda harapan dan impian untuk masa depan seolah-olah yakin besok adalah waktu terbaik, terlepas dari fakta bahwa kita belum tentu masih ada di saat-saat mendatang.
Ini semua karena orang berkepribadian tersebut tak cukup percaya diri pada saat ini (terkadang karena malas). Ia merasa lelah, lemah, dan mungkin mencari kesempurnaan. Namun, apapun alasannya menunda adalah menghindari masalah dan menyimpannya untuk kehidupan di masa depan.
4. Tinggal di masa lalu
Karakteristik: Orang tersebut selalu hidup dalam masa lalunya. Ia tak pernah ada pada saat ini. Ciri-ciri orang berkepribadian ini adalah linglung.
Ia selalu sibuk memikirkan sesuatu yang terjadi sebelumnya dan bagaimana ia bereaksi atau orang lain berpikir tentang apa yang ia katakan.
Apabila seseorang lebih peduli dengan apa yang sudah terjadi, ini bisa membuat orang itu jauh dari saat ini. Hidup bersama saat-saat terakhir baik dalam kondisi baik atau buruk sering berbahaya untuk impian di masa depan karena tak akan mengampuni setiap waktu untuk membuat action plan.
Aspirasi impian tergantung pada aksi Anda.
Advertisement