Pihak JIS Pernah Salahkan Korban A

Menurut ibu korban, pihak Jakarta Internasional School (JIS) pernah menyalahkan sang anak karena tidak melawan.

oleh Kusmiyati diperbarui 18 Apr 2014, 08:46 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2014, 08:46 WIB
Ada Kasus Peleceh Seksual, Orangtua Murid TK JIS Berkumpul
Foto: Ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta Keluarga korban pelecehan seksual di Jakarta International School (JIS) mengaku pernah ditegur karena pemberitaan mengenai bocah AK (6) tersebar di media.

"Salah satu orang di sana menegur saya. Dia orang bule dan mengatakan kecewa karena pemberitaan ini menjadi besar. Saya marah dan menunjuk di depan hidungnya. Saya begini karena pihak sekolah tidak menggubris laporan saya," kata T dengan suara emosi, Jumat (18/4/2014).

T mengatakan, selain teguran tersebut, pihak JIS pernah menyalahkan sang korban karena tidak melawan.

"Dalam email pihak sekolah mengatakan harusnya anak ibu melawan. Mereka seperti menyalahkan anak saya. Padahal anak saya sudah berjuang. semua yang dia bisa lakukan ya sudah dilakukan. Mereka tidak tahu cerita sebenarnya. Anak saya juga pernah lapor ke guru tapi saat ditanya ya anak saya tidak tahu namanya kan dia belum bisa baca," kata T.

Menerima pesan tersebut, T merasa marah dan sakit hati. Pasalnya menurut pengakuan korban semuanya itu telah dilakukan.

"Anak saya itu sudah melakukan semuanya, namun karena dia dipukul dan dibekap tidak hanya satu orang ya susah juga. Dia kan anak kecil. Anak saya sudah hebat sekali mau mengatakan hal ini walaupun diancam," kata wanita kelahiran 1974 ini.

T mengatakan karena ingin minta keadilan, wanita ini pun melapor ke pihak kepolisian. "Di sekolah saya tidak mendapatkan keadilan. Jadi saya mencari di tempat lain. Yang kurang ajar, pihak sekolah mengatakan keluarga menerima kompensasi dari sekolah. Satu peserpun kami tidak menerima, kami mau tanggung jawab mereka tidak sekadar uang," kata wanita yang mantan atlet aerobik Surabaya, Jawa Timur ini.

T mengatakan akan menolak bila pihak sekolah menyediakan psikolog ataupun pengacara untuk menangani kasus ini. "Saya tidak mau pakai psikolog atau pengacara dari mereka. Nanti yang ada kasus ini tidak selesai. Saya makin khawatir dengan anak saya. Sekarang saya pakai dua pengacara salah satunya OC Kaligis, psikolog kami masih mampu untuk mencarinya," kata T.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya