Liputan6.com, Jakarta Rumah bertingkat biasa dimanfaatkan si penghuni sebagai tempat untuk menjemur pakaian. Tapi sebenarnya bagian atas rumah juga dapat dijadikan lahan untuk berkebun, dengan menggunakan metode hidroponik.
Menurut Pak Didi, Mantan Petani Hidroponik di Green House Marunda Hijau, ini sangat cocok bagi masyarakat perkotaan yang hobi bercocok tanam, tapi tidak memiliki sisa tanah yang luas.
"Ini juga cocok dilakukan bagi para ibu yang mungkin dalam dirinya ingin sekali berkebun, tapi tidak ada tempat. Kalau seperti itu, di atas rumah saja. Bermanfaat juga untuk mempercantik rumah," kata Didi kepada Health Liputan6.com di Marunda, Jakarta Utara, ditulis Rabu (23/4/2014)
Tapi, kata Didi, kendala terbesar dari bercocok tanam dengan metode hidroponik adalah terbatasnya tempat untuk menjual semua sarana yang dibutuhkan. Seperti rokul (media tanam) dan nutrisi yang belum dijual secara bebas.
"Kalau untuk rokul, kita harus tahu dijual di mana. Di pasaran tidak ada. Tidak dijual bebas. Begitu juga dengan nutrisi. Biasanya, itu dijual di tempat yang memang ada green house atau lahan yang menerapkan metode hidroponik. Kalau tidak, ya susah," kata Didi menambahkan.
Hal semacam ini juga pernah dirasakan Didi, waktu masih mengurusin tanaman yang ada di Green House Marunda Hijau. Saat kehabisan nutrisi, dirinya susah payah mencari di banyak tempat, ternyata tidak tersedia. Mencari di majalah Trubus pun, tak juga menghasilkan.
"Itu tuh, susahnya waktu itu. Akhirnya saya dapat, dari orang yang memang bercocok tanam ini. Di situ saya stok-in dalam jumlah banyak," kata Didi menerangkan.
Didi mengatakan, bila metode ini banyak diterapkan pada masyarakat perkotaan, pertanian di Jakarta akan tetap berjalan. Sehingga, tidak perlu repot-repot meminta kiriman dari daerah yang ada di pedalaman. Memang, awal mula melakukan ini, perlu ilmu khusus agar kita dapat menjalaninya dengan benar.
"Saya pribadi tidak ada ilmu khusus soal ini. Untunglah kemarin diajarin sama orangnya Pak Jokowi. Tiga kali pertemuan, saya bisa, dan langsung saya praktikan," kata Didi.
"Kalau dulu yang saya tangani adalah proyek percontohan, setelah keluar dari situ, saya bikin sendiri kecil-kecilan di rumah," kata Didi menambahkan.
Energi & Tambang