Liputan6.com, Jakarta Siapa bilang imunisasi hanya dibutuhkan saat masih kecil. Saat dewasa, virus jutru cenderung dapat membahayakan kondisi seseorang.
Untuk itu, Ahli vaksin dari Divisi Alergi Imunologi Klinik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSCM, Dr.dr. Iris Rengganis, Sp.PD., KAI, FINASIM menyarankan seseorang untuk di imunisasi dewasa sejak usia 19 tahun.
"Meski belum diwajibkan, tapi vaksin anak akan membuat kekebalan menurun di usia 18 tahun, sehingga di usia 19 tahun dianjurkan untuk melakukan vaksin terutama yang memiliki faktor risiko seperti merokok dan gangguan imunitas lainnya," kata Iris pada wartawan di sela-sela acara kampanye edukasi Novartis di Fx, Sudirman, Jakarta, Rabu (23/4/2014).
Advertisement
Iris menerangkan, imunisasi anak dan dewasa jelas berbeda dan bukan pengulangan. Paling tidak, menurutnya orang dewasa perlu vaksin influenza saja. Selain murah, semua penyakit bersumber dari batuk, bersin dan bicara.
"Dengan vaksin influenza saja kita bisa menurunkan risiko tertular flu dari orang lain hingga 80 persen tergantung kondisi kekebalan tubuhnya. Meski begitu, minimal orang dengan vaksin ini mendapat cross protection (perlindungan silang)," jelas Iris.
Iris pun menyontohkan, perlindungan silang yang dimaksud misalkan terjadi pada calon jemaah haji. Menurutnya, orang yang terlindungi vaksin, meski tertular batuk tidak akan parah. Sedangkan orang tanpa vaksin pernah sampai terkapar akibat sistem imunnya rendah.
Menindak lanjuti hal tersebut, Iris mengatakan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo telah ada klinik imunisasi dewasa. Disana ada 15 jenis vaksin tergantung kelompok usianya.
Â