Liputan6.com, Jakarta Tranplantasi ke anyakan diambil dari organ manusia untuk manusia lain. Namun, dengan majunya teknologi suatu hari nanti organ hewan bisa ditransplantasi ke manusia sebagai cara untuk memecahkan masalah kurangnya pendonor organ.
Pada penelitian terbaru, ilmuwan mencangkok jantung dari babi rekayasa genetik ke baboon yang sistem kekebalan tubuhnya telah ditekan, untuk mencegah resistensi saat cangkok berlangsung.
Jantung tersebut berhasil dicangkok ke penerima donor selama lebih dari 500 hari. Temuan ini dilaporkan dalam pertemuan di American Association for Thoracic Surgery di Toronto dan dipublikasikan dalam jurnal medis.
Menurut Kepala Transplantasi di National Institutes of Health's National Heart, Lung and Blood Institute, Dr Muhammad Mohiuddin, di Amerika Serikat sekitar 120 ribu pasien menunggu transplantasi organ. Jumlah yang antre lebih banyak dibanding yang mendonor.
"Jika kita transplantasi menggunakan donor bukan manusia, kita bisa menghemat sebagian besar kehidupan yang berharga," kata Dr Mohiuddin kepada LiveScience, Selasa (29/4/2014).
Transplantasi organ dari hewan itu dikenal dengan xenotransplantation, yang bisa menggantikan organ tubuh manusia sepenuhnya atau menyediakan pengganti sementara sampai organ manusia tersedia. Tapi, penolakan jaringan oleh sistem kekebalan tubuh penerima tetap menjadi rintangan utama suksesnya transplantasi.
Untuk mengatasinya, Dr Mohiuddin dan rekan-rekan menggunakan jantung dari babi yang sudah direkayasa secara genetik dengan menghapus gen yang bisa menyebabkan penolakan jaringan pada manusia, serta menggantinya dengan gen manusia yang tak akan menyebabkan reaksi. Babi dipilih karena anatominya mirip dengan manusia.
Para peneliti menanamkan jantung dari babi ke dalam perut baboon tanpa mengganti jantung aslinya tapi bisa menghubungkan jantung babi ke baboon.
Jantung yang dicangkokkan itu bisa bertahan di baboon selama lebih dari 500 hari dan si baboon minum obat imunosupresif.
"Sekarang kita berada pada tahap ketika kita bisa mengontrol penolakan, bagian yang paling sulit," kata Mohiuddin.
Langkah selanjutnya adalah melakukan transplantasi jantung dengan mengganti jantung baboon dengan jantung dari babi yang sudah direkayasa secara genetik agar bisa sesuai dengan tubuh baboon. Peneliti tak bisa mengatakan kapan transplantasi hewan ini bisa dilakukan uji klinis pada manusia. Tapi peneliti hanya bisa melakukan ke manusia jika proses tersebut bekerja di baboon.
Selain jantung, jaringan lain juga bisa dipindahkan dari hewan ke manusia, termasuk hati, ginjal, pankreas, dan paru-paru.