Menkes : Indonesia Masih Aman dari Virus MERS CoV

Menkes Nafsiah Mboi menyatakan hingga kini Indonesia masih bebas dari virus Sindrom Pernapasan Timur Tengah

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 12 Mei 2014, 18:00 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2014, 18:00 WIB
Ilustrasi virus mers 5 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi virus mers 5 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menyatakan hingga kini Indonesia masih bebas dari virus Sindrom Pernapasan Timur Tengah atau "Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus/MERS-CoV" yang mulai menyebar di 15 negara di dunia.

Kasus MERS-CoV yang semula terjadi di Jeddah, kemudian meluas ke Mekah, Madinah, dan saat ini sudah menyebar ke 15 negara, dipastikan hingga saat ini belum masuk ke Indonesia, kata Menteri Kesehatan seusai meresmikan peluncuran pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada fasilitas kesehatan tingkat pertama milik pemerintah daerah di Puskesmas Desa Sukajadi, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, seperti dikutip dari Antara, Senin (12/5/2014).

Dia menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 47 masyarakat dari sejumlah daerah di Sumatera, Jawa, dan Bali, yang diduga terserang virus yang dapat menyebar dengan cepat dan menyebabkan kematian atau suspek MERS-CoV itu, ternyata hasilnya negatif.

Sementara ini dari hasil pemeriksaan terhadap masyarakat yang suspek MERS-CoV tersebut, negara ini masih aman dari virus tersebut.

"Kita masih menunggu hasil diagnosis atau pemeriksaan dari empat pasien terakir dari Medan dan Riau. Mudah-mudahan semua pasien baru itu juga dinyatakan negatif MERS-CoV," ujarnya.

Dia menjelaskan, untuk melindungi masyarakat di negara ini dari ancaman penyakit MERS-CoV, pihaknya mengimbau bagi yang bepergian ke luar negeri terutama ke Timur Tengah agar meningkatkan perilaku hidup sehat dan bersih, menjaga daya tahan tubuh, serta menggunakan masker di area publik.

Kemudian bagi masyarakat yang pulang dari luar negeri, pihaknya meningkatkan pengawasan di 59 titik pintu masuk dengan mengoptimalkan peran kantor kesehatan pelabuhan udara dan laut.

"Kami berupaya memperkuat deteksi dini melalui alat pendeteksi suhu tubuh "thermal scanner" di bandara udara dan pelabuhan laut bagi mereka yang baru tiba dari Timur Tengah," ujar Menkes.

Melalui alat pendeteksi suhu tubuh tersebut, petugas kesehatan bandara dan pelabuhan laut akan berupaya meminggirkan orang yang diketahui memiliki suhu di atas normal dan berupaya melakukan pemeriksaan secara intensif kepada orang bersangkutan.

Jika dalam pemeriksaan tidak ditemukan indikasi terserang penyakit MERS-CoV, orang tersebut diperbolehkan pulang atau melanjutkan perjalanan sesuai tujuan, namun jika sebaliknya ditemukan indikasi tertular virus yang dapat mematikan itu akan diberikan pemeriksaan secara teliti dan dilakukan pengobatan sehingga tidak menulari masyarakat sekitar, kata Nafsiah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya