Liputan6.com, Jakarta Masih membahas sistem jaminan kesehatan didunia. Kali ini, tim Health-Liputan6.com berkesempatan berbincang dengan salah seorang Warga Negara Indonesia yang telah bekerja sebagai Senior IT Deveoper di Australia selama lebih dari enam tahun, Donny Verdian.
Menurutnya, jaminan kesehatan di Australia disebut juga Medicare dan dikelola oleh Health Insurance Commisioner di tingkat negara Federal.
Berdasarkan undang-undang, jaminan kesehatan nasional Australia telah disahkan sejak 1973 dengan memberikan jaminan pelayanan komprehensif kepada seluruh penduduk Australia, baik yang berada di Australia maupun yang berada di beberapa negara tetangga seperti di Selandia Baru dan warga negara beberapa negara Eropa yang tinggal di Australia.
"Menilai orang asing dalam konteks dapat atau tidak dapat jaminan kesehatan di sini agak rancu tergantung visa-nya. Orang asing seperti saya misalnya, ada dalam kategori permanent resident, maka saya dapat jaminan kesehatan sama persis dengan yang diberikan pemerintah kepada warga negara Australia," katanya.
Tapi untuk orang asing dengan visa pelajar, kata Donny, mereka tidak dicover kesehatannya oleh pemerintah maka dari itu pemerintah mewajibkan setiap pelajar/mahasiswa asing untuk punya jaminan kesehatan lain atau third party insurance. Demikian juga dengan orang asing yang memiliki visa kerja (expatriat), mereka juga tidak mendapatkan jaminan kesehatan dari pemerintah.
Lebih jelasnya, berikut penuturan Donny terkait jaminan kesehatan Australia:
Tiap Desa
1. Tempat layanan kesehatan tersedia di tiap desa
Donny mengatakan, di Australia, setiap orang yang sakit biasanya akan dirujuk pergi ke medical center yang ada di tiap-tiap region (sub urban). Disana, pasien akan dilayani oleh dokter umum. Kalau sakit flu dan sakit-sakit musiman, katanya, hanya dikasih obat lalu disuruh pulang. Sedangkan untuk sakit yang berat, biasanya akan dirujuk ke dokter spesialis dan ke rumah sakit.
Jika dibandingkan dengan Indonesia, pelayanan kesehatan di desa-desa juga ada banyak. Namun sayangnya, tenaga medis profesionalnya yang masih kurang. Tak jarang di daerah terpencil seperti Nusa Tenggara hanya terdapat satu dokter atau satu perawat yang bertugas untuk melayani beberapa masyarakat desa.
2. Rawat inap gratis tapi obat ada yang tidak ditanggung
Walaupun untuk rawat inap gratis, Donny mengatakan, ada beberapa obat yang tidak dicover pemerintahnya sehingga ia harus kita bayar meskipun ada keringanan.
Begitu juga dengan jaminan obat. Ada obat-obat yang digratiskan, ada pula obat-obat yang tidak ditanggung tapi diperingan atau mungkin juga digratiskan.
Di era Jaminan Kesehatan Nasional, semua obat-obatan masuk ke dalam Formularium Nasional yang diatur dan diawasi pemerintah sehingga mengurangi risiko kerjasama dokter dengan industri obat.
Advertisement
Tanpa premi
3. Tidak ada premi
Demi menjamin kesehatan masyarakatnya, pemerintah Australia juga enggan mengambil dana dengan model model premi. Lantas dari mana pendapatan pemerintahnya?
Ini yang menarik, menurut Donny, pungutan dana kesehatan diambil dari gaji dengan jumlah yang sangat kecil atau sekitar 2 persen. Inilah yang menyebabkan penduduk Australia semakin sedikit menggunakan asuransi komersial.
Sedikit berbeda dengan Medicare, pendapatan JKN justru dari hasil subsidi silang masyarakat Indonesia dengan cara pembayaran premi. Premi yang dibayarkan masyarakat berbeda sesuai kelasnya. Untuk mendapatkan pelayanan kelas I, diwajibkan membayar Rp 59.500 per orang per bulan. Kelas II Rp 42.500 per orang per bulan, dan kelas III dikenai iuran Rp 25.500 per orang per bulan.