Kenapa Kasus Diare Masih Tinggi di Indonesia?

Meski terlihat sederhana, kondisi diare pada anak sebenarnya masalah serius yang harus diperhatikan orangtua.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 21 Jul 2014, 19:00 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2014, 19:00 WIB
Satu Alasan Diare Masih Tinggi di Indonesia
Meski terlihat sederhana, kondisi diare pada anak sebenarnya masalah serius yang harus diperhatikan orangtua.

Liputan6.com, Jakarta Meski terlihat sederhana, kondisi diare pada anak sebenarnya masalah serius yang harus diperhatikan orangtua. Pasalnya, diare memengaruhi sistem kekebalan tubuh sehingga berisiko kematian bayi dan balita jika ia sampai mengalami dehidrasi.

Seperti disampaikan Koordinator Sistem Kesehatan untuk program pemberian tablet zinc pada bayi dan balita dari Micronutrient Initiative, dr Adhi Sanjaya., MSc-IH bahwa kebanyakan ibu tidak paham akan tanda bahaya diare.

"Bukan diare masalahnya, tapi jika anak dehidrasi maka respon tubuh terhadap penyakit lain akan cepat bereaksi. Kebanyakan orangtua nggak paham tanda bahaya dehidrasi karena mereka kurang terdidik, menikah muda dan buku panduannya dari pemerintah terlalu tekstual," kata Adhi saat diwawancarai Liputan6.com, ditulis Senin (21/7/2014).

Adhi menyontohkan, di Lombok, Nusa Tenggara Barat misalnya pernah ada satu ibu yang memiliki dua anak kembar laki-laki. Kedua anaknya terus mengeluarkan feses cair dan rewel. Karena disana masih percaya dengan dukun atau disebut Tuan Guru, jadi dibawalah kedua anak tersebut kepadanya.

Sampai disana, ia diberikan air yang harus diminum oleh kedua anak itu. Salah satu anak mulai tenang, tidak rewel dan tidak menangis lagi. Tapi anak satunya malah semakin menangis keras.

Merasa anaknya yang tenang mulai membaik, ia membiarkan satu anaknya tinggal di rumah bersama orangtua ibu tersebut. Sedangkan anak yang terus rewel dibawanya ke puskesmas. Sampai di puskesmas, anak itu langsung dirujuk ke Rumah Sakit dan selamat. Tapi kabar buruknya, anak ibu yang ditinggalkan di rumah meninggal seketika saat anak lainnya dibawa ke rumah sakit.

"Bayangkan, betapa senangnya keluarga tersebut ketika memiliki anak kembar laki-laki. Tapi kebahagiaan itu punah ketika ibu tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai tanda-tanda anak dehidrasi. Sudah jelas, anak yang tenang itu saat diare dia mengalami shock. Sepintas mungkin dia diam dan tidak rewel. Tapi nyatanya, dia tidak bisa lagi diselamatkan," jelas Adhi.

Tidak seperti orang dewasa, lanjut Adhi, pada bayi ketika mereka kekurangan cairan kekebalan tubuhnya serta merata akan menurun drastis. Maka itu jika anak memiliki gejala aneh, segera harus diperiksakan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya