YPPCBL Telah Lakukan 15 Ribu Operasi Bibir Sumbing Gratis

Selama 35 tahun, YPPCBL telah lakukan 15.000 operasi bibir sumbing gratis.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 07 Sep 2014, 15:30 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2014, 15:30 WIB
YPPCBL Telah Lakukan 15 Ribu Operasi Bibir Sumbing Gratis
Selama 35 tahun, YPPCBL telah lakukan 15.000 operasi bibir sumbing gratis.

Liputan6.com, Bandung Yayasan Pembina Penderita Celah Bibir dan Langit-langit (YPPCBL) merupakan yayasan sosial non profit yang bergerak di bidang sosial medis, yang memiliki tujuan untuk membantu penderita kelainan celah pada bibir dan langit-langit dari keluarga yang tidak mampu.

Dengan saling bahu membahu bersama Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (FKG-UNPAD) dan Rumah Sakit Dr Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, yayasan yang telah berdiri selama 35 tahun berkat gagasan dan prakarsa Prof. drg. Soeria Soemantri, MPH pada 25 Juni 1979 ini telah berhasil melakukan operasi dengan kondisi yang disebut dengan bibir sumbing sebanyak 15.000 kali operasi secara gratis.

Operasi ini dilakukan tidak hanya bagi pasien yang berada di Bandung saja, melainkan juga di seluruh pelosok Indonesia.

Hal ini disampaikan Wakil YPPCBL Bandung sekaligus Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Barat, Dr. Armyn Firman, Sp.A(K) di Balai Kota Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu (7/9/2014)

"Setiap tahun ada 7.500 pasien lahir dengan kondisi ini. Namun, kami hanya mampu menangani 1.000 penderita per tahun. Maka itu, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata Armyn menjelaskan

Namun yang perlu kita ketahui adalah bahwa peran kita sebagai masyarakat, memiliki pengaruh besar bagi kehidupan sehari-hari  para pasien. Sebab, jalan keluar dari kondisi ini tidak selesai begitu saja setelah dia dioperasi.

"Masalah medis, psikologis, dan sosial terus mengikuti sepanjang tumbuh kembang pasiennya. Maka itu, kenapa peran masyarakat sangat dibutuhkan," kata dia menekankan.

Dengan diselenggarakannya 'Charity Run - 5K for Smiles 2014', harap Armyn, mampu mengingatkan kita bahwa ada di sekitar kita kelompok masyarakat yang lahir dengan kelainan. Selain itu, juga dapat mengingatkan kita atas keberuntungan yang tidak pernah disadari dan disyukuri selama ini.

"Kita sering merasa bahwa menjadi normal itu biasa, sehingga lupa akan besarnya rahmat Tuhan YME atas diri kita," kata Armyn menerangkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya