Ini Perbedaan Pemberian ARV Bayi dan Dewasa

Sama-sama mengonsumsi ARV, yang berbeda ahnya bentuknya.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 05 Des 2014, 15:30 WIB
Diterbitkan 05 Des 2014, 15:30 WIB
Obat AIDS Produksi Dalam Negeri, Harapan Baru bagi ODHA
Saat ini orang dengan HIV atau biasa disebut ODHA di Indonesia sudah bisa mengonsumsi obat ARV jenis Efavirenz buatan dalam negeri

Liputan6.com, Jakarta
Tak hanya remaja dan orang dewasa, bayi pun bisa terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Proses penularan bisa didapatkan pada saat kehamilan, persalinan maupun menyusui. Penangangan harus segera dilakukan usai diketahui bayi positif HIV positif.

"Pada prinsipnya tidak ada perbedaan khusus antara penangangan HIV pada anak dan orang dewasa. Pemberian obat pun sama yaitu antiretroviral (ARV). Yang berbeda hanya bentuknya," terang Kasubdit HIV dan Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia ditemui pada Rabu (4/12/2014).

Jika pada orang dewasa bentuk ARV tablet sedangkan untuk anak bentuknya cairan atau sirup yang disesuaikan dengan dosis berat badan. ARV jenis cair ini terus dikonsumsi sampai ia bisa menelan obat ARV bentuk tablet. "Sekitar usia 14 tahun sudah bisa mengonsumsi ARV tablet," terang Nadia.

Baik pada bayi dan orang dewasa yang HIV positif pengonsumsian ARV ini dilakukan setiap hari. Jika dilakukan tidak teratur malah membuat tubuh jadi resisten.

Berdasarkan informasi yang Siti Nadia ketahui, ada anak yang terinfeksi HIV dan rutin mengonsumsi ARV kini bisa bertahan hidup hingga berusia 18 tahun.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya