Liputan6.com, Pangandaran Selain kondisi alam, suhu bumi yang menghangat menyebabkan perubahan pada siklus hidup nyamuk kian pendek. Akibatnya perkembangbiakan nyamuk khususnya jenis Aedes aegepti pun meningkat yang terkait erat dengan peningkatan kasus demam berdarah.
Â
"Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir siklus hidup nyamuk lebih pendek. Jika biasanya dari bertelur, larva, pupa hingga akhirnya menjadi nyamuk butuh waktu 10 hari kini bisa hanya 7-8 hari saja," terang Kepala Loka Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (Loka Litbang P2B2) Pangandaran, Lukman Hakim.
Â
Lukman pun  menambahkan bahwa peningkatan suhu bumi menyebabkan perkembangan virus di dalam tubuh nyamuk jadi pendek. "Dahulu virus baru bisa menular jika di dalam tubuh nyamuk selama seminggu, kini tiga sampai empat hari sudah bisa menularkan penyakit kepada manusia," terangnya.
Â
Peningkatan suhu pun membuat beberapa wilayah dataran tinggi jadi tempat tinggal bagi nyamuk. Lukman menuturkan, 10 tahun lalu daerah Lembang sama sekali tidak ada nyamuk. Namun kini dapat dengan mudah menemukan nyamuk di dataran tinggi yang masuk Kabupaten Bandung Barat ini, bahkan beberapa saat lalu sudah ada korban demam berdarah dengue (DBD).
Â
Â
Baca Juga: