Liputan6.com, Jakarta Sederet pemain sepak bola luar negeri seperti Michael Owen, Theo Walcott, Rademel Falcao hingga dalam negeri seperti Boaz Solossa pernah mengalami cedera ligamen (jaringan ikat) pada anterior cruciate ligament (ACL) yang membuat mereka rehat beberapa bulan dari lapangan hijau. Cedera ini pun bisa terjadi atlet profesional high impact lain seperti basket, taekwondo hingga bulu tangkis. Tak cuma mereka, orang biasa pun bisa mengalami hal ini.
Seperti yang terjadi pada remaja berusia 18 tahun yang pada Jumat (23/1) siang menjalani operasi untuk memulihkan kembali kerja ACL-nya. Cedera ACL didapatkan remaja ini saat bermain futsal. Ia sangka hanya cedera biasa, dibiarkan dua bulan bahkan sudah sampai diurut kondisinya tidak baik sehingga ia pergi ke dokter spesialis ortopedi, sesudah menjalani pemeriksaan ternyata ada sesuatu dengan ACL.
Tak cuma futsal, beberapa olahraga lain pun bisa menyebabkan cedera ACL ini. "Cedera ACL biasanyanya terjadi pada mereka yang melakukan fun sports, seperti lari, sepakbola, basket," terang dokter spesialis ortopedi sport dan bedah artoskopi, Yanuarso, SpOT saat ditemui di sela acara 'The 4th Live Surgery of Arthroscopy ACL Reconstruction Workshop' di Rumah Sakit Royal Progress, Jakarta Utara pada Jumat (23/1/2015).
Menurut dokter yang mendapatkan fellowship bidang artroskopi di University of Phillipine- Philippine General Hospital ini, cedera ACL tak hanya disebabkan karena sentakan yang keras. "Berlari kemudian coba berhenti lalu badan berotasi diikuti kaki sebelah kiri menekuk bisa membuat terjadinya cedera ACL, atau saat shot bola basket ke ring kaki akan melompat lalu saat mendarat tidak dalam posisi tepat juga bisa," tambahnya.
Menurutnya hal ini terjadi bukan karena kurang peregangan, namun memang karena posisi kaki yang tidak tepat.
Perbedaan ciri dengan cedera yang lain adalah, orang tersebut bisa mendengar ada bunyi dari salah satu lututnya. Hal tersebut menandakan adanya sobekan maupun ligamen yang terputus.
Kemudian, saat ia akan berdiri ia tidak mampu. Lalu pada lima hari pertama lututnya akan bengkak. Sesudah itu, ia bisa berjalan kembali namun lututnya menjadi tidak stabil.
"Contohnya, pada saat berjalan ke turunan ia merasa lututnya terasa seperti mau lepas. Rasanya akan jatuh. Itu yang paling gampang terdeteksi," tambah dokter Yanuarso.
Rasa ingin jatuh tersebut disebabkan karena fungsi ACL sebagai satu dari empat ligamen di lutut yang seharusnya berfungsi menstabilkan lutut terjadi sobekan maupun putus.